🌹Jimin :: Mail

114 16 1
                                    


Jihan sibuk mengerjakan sesuatu dikamarnya, hingga seharian tidak sempat keluar kamar. Tampilannya sudah sangat acak-acakan dengan rambut dicepol asal, kaos lusuh yang sudah tercorat-coret tinta dan tangan penuh lem.

Suara ketukan pintu yang lebih mirip gedoran sudah tiga kali terdengar sejak pagi.

"Jangan ganggu aku!" Teriak Jihan berusaha fokus menempel stiker dengan rapih.

"Kau belum makan seharian!" Teriak Eomma nya dari luar kamar.

"Anak kesayangan Appa!" Panggil Appa nya sambil mengetuk pintu.

"Wae appa? Aku sedang sibuk." (Kenapa ayah?) Ucap Jihan tanpa mengalihkan sedikit pun perhatiannya dari kegiatannya.

"Kau baru saja sehat. Makan dulu dan minum obatmu, setelah itu kau bisa melanjutkan kegiatanmu lagi." Ucap Appa nya.

Jihan memilih menyerah akhirnya karena sepertinya perutnya setuju bahwa dia lapar, Jihan pergi keluar kamar dan mencuci tangannya didapur lalu bergabung dimeja makan.

"Kau sedang diet?" Tanya Appa nya.

"Ani." (Tidak.) Jawab Jihan sambil menyuap sesendok besar nasi dan telur kedalam mulutnya.

"Aigo! Lihat apa ini." Kesal Eomma nya sambil mencabut stiker yang menempel di pipi Jihan dan Jihan cengegesan.

"Aku sedang berjuang mewujudkan mimpiku."

"Dia mulai membicarakan omong kosong lagi!" Sinis Eomma nya lagi.

"Eomma kenapa selalu memarahiku sih! Marahi juga Jinsung biar adil!" Kesal Jihan.

"Kenapa membawaku dalam peperangan kalian." Jisung tak terima.

"Dia juga tidak pernah belajar, hanya sibuk berlatih dance setiap hari. Kenapa hanya aku yang dimarahi?!"

"Karena aku seorang siswa pelatihan!" kesal Jisung.

"Stopppp!" lerai Appa nya.
"Makan dulu, jangan bertengkar dimeja makan." lanjutnya.

"Lihat saja aku akan menjadi seterkenal idolamu itu sepuluh tahun lagi!" gerutu Jisung dan mendapat ledekan dari Jihan.

👇👇👇

Jihan menatap takjub gedung agensi BigHit yang terkenal itu, awalnya dia menyangka kalau agensi seterkenal ini akan selalu ramai oleh para fans, ternyata tidak. Sangat lenggang dan kosong.

Jihan menyebrang jalan lalu memasuki area gedung, ketika dia hendak masuk kedalam seorang Security langsung mencegahnya.

"Annyeonghaseyo. Namaku Lee Jihan. Aku ingin memberikan hadiah kepada salah satu idol dari agensi ini." ucap Jihan sambil membungkuk sopan.

"Maaf nona, sepertinya tidak bisa."

Jihan bingung, sambil menatap sekitarnya.
"Waeyo?" (kenapa?)

"Kami hanya menerima pengiriman paket atau hadiah secara resmi dari fansite yang sudah terdaftar. Tidak bisa menerima secara sembarangan." jelas Security itu.

Jihan merenung sebentar, ada perasaan sedih karena dia sudah susah payah membuatnya seharian kemarin, padahal dia berharap dapat memberikannya secara langsung kepada Jimin.

"Hanya kali ini saja, perbolehkan yah?"

Security itu menggeleng bahkan terus menghalangi Jihan ketika dia mencoba menerobos masuk.

"Kalau begitu tolong berikan saja ini, saya mohon sampaikan ini pada Jimin Oppa." mohon Jihan untuk yang kesekian kalinya.

Security itu menggeleng dengan tegas.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang