🌻J-hope :: In The Same Time

135 21 4
                                    

Suara monitor medis terdengar memuakkan bagi Bora, sudah delapan hari ini dia terus mendengarnya. Bora menatap Taerin yang terbalut baju rumah sakit dengan berbagai macam alat yang terpasang ditubuh untuk menyongkong hidupnya.

Dokter menyatakan Taerin dalam keadaan koma, dan ini masuk dalam kejadian abnormal karena kondisi koma Taerin bukan disebabkan luka atau sakit pada tubuhnya, tapi pada pikirannya.

"Bagaimana keadaan nya sekarang?" Tanya Jiwoo yang baru masuk kedalam ruangan.

"Eonni, kurasa dia tidak memiliki semangat apapun lagi. Dokter bilang koma nya ini karena tidak ada keinginan untuk bangun, sudah tiga hari ini kondisi fisik nya membaik dengan cepat, tapi belum ada tanda-tanda dia akan terbangun."

"Biarkan dia istirahat dan menenangkan dirinya. Aku yakin dia akan segera sadar dan pulih." Jiwoo menenangkan Bora sambil mengusap pundak sepupu nya itu.

"Bagaimana keadaan Oppa?" Tanya Bora.

"Dia akan membaik, berdoa saja." Jawab Jiwoo.

Jiwoo meletakkan keranjang buah yang dibawanya lalu bersandar didekat jendela sambil bersedekap tangan.

"Bora-ya." Panggil Jiwoo.

Bora yang awalnya duduk menghadap Taerin langsung menengok menatap Jiwoo.

"Jika dipikir semua ini tak masuk akal sebenarnya. Dan kau tau yang lucu dari kejadian ini apa?"

Bora menggeleng.

"Eommaku, dia menangis semalam sambil menyebut nama Taerin. Bahkan disaat anaknya berbaring dirumah sakit, dia masih mencemaskan gadis ini. Padahal dia bertemu dengan Taerin hanya sekali." Jelas Jiwoo sambil tersenyum simpul.

Bora balas tersenyum lalu memegang tangan Taerin dan mengelusnya pelan-pelan.

"Kau harus tau Eonni. Dia ini gadis yang sangat spesial. Meskipun selama ini kami tidak begitu dekat, bagiku dia selalu menjadi teman baikku."

"Kau benar, aku yang bahkan tidak mudah menyukai seseorang, merasa mudah akrab dengannya." Tukas Jiwoo setuju dengan ucapan Bora.

Bora menatap Taerin yang masih setia memejamkan matanya, Bora merasa bersalah karena tidak bisa menjadi teman yang baik untuk Taerin. Seharusnya sejak dulu dia memberi tau fakta tentang Miran yang penyuka sesama jenis, dia bahkan pernah disukai oleh Miran karena itu Bora memilih pindah ke Amerika karena tak tahan dengan Miran yang terus menguntitnya.

"Seharusnya aku memberitahumu Miran bukan orang yang baik untuk kau dekati. Maafkan aku,"

Jiwoo mendekat dan menepuk nepuk pundak Bora
"Bukan salahmu, kau juga tidak tau tentang kejadian yang menimpa dirinya setelah kau pindah ke Amerika. Jadi jangan menyalahkan diri sendiri dan tetaplah berpikir positif agar Taerin cepat membaik."

Bora mengangguk.

"Kau sudah menemukan Eomma dan Eonni nya?" Tanya Bora.

"Sedikit sulit, bahkan detektif yang kusewa sempat mendapat jalan buntu berhari-hari. Ternyata Eomma dan Eonni nya mengganti nama dan status kewarganegaraan nya. Aku sudah menghubunginya namun belum ada balasan." Jelas Jiwoo sambil menyerahkan map yang dilipat dari dalam tas nya.

Bora membuka map cokelat itu dan melihat isi nya. Dengan teliti membaca setiap hal yang tertera disana.

"Ku kira Appa nya masih hidup dan tinggal ditempat lain. Ternyata sudah meninggal." Kaget Bora.

"Dari yang kutau Appa nya meninggal dunia karena kecelakaan dilokasi kerja. Tepat kejadiannya sebulan setelah insiden Taerin dan Jiwon itu." Terang Jiwoo.

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang