Taerin duduk dengan canggung sambil sesekali melirik kearah J-hope yang ada dihadapannya. Lelaki yang sedang dipandangnya malah asik berkutat dengan ponselnya dan tidak berbicara sedikit pun sejak mereka masuk kedalam restoran.
Taerin menuang teh kedalam cangkirnya yang masih kosong dan hendak menawarkan untuk mengisi cangkir J-hope juga, tapi dia langsung mengurungkan niatnya. Taerin menghirup aroma menenangkan dari teh nya dan menyesap nya secara perlahan karena masih terlalu panas. Lalu ingatannya melayang ke kejadian dua hari yang lalu di atap.
👇👇👇
"Bisa tolong aku?" Suaranya terdengar tulus meminta. Sampai tanpa sadar aku malah merasa bingung mendengar nada bicaranya yang sangat lembut.
"Tentang kerjasama kita? Apakah kau menginginkan persyaratan?"
Lelaki didepanku itu menggeleng lalu tersenyum tipis sebelum mengalihkan pandangannya kedepan dan terlihat mengaduk americano nya dengan sedotan tanpa minat.
"Katakan saja, jika bisa aku akan membantumu."
"Sebenarnya ini pasti akan sangat merepotkan bagimu, tapi setidaknya aku harus mencoba menanyakannya padamu."
"Bisa langsung katakan saja? Sebentar lagi kita akan rapat. Aku tidak ingin membuat yang lainnya menunggu terlalu lama lagi."
Huh sungguh! Tidak bisakah langsung mengatakannya saja. Dia membuatku sangat penasaran dengan omongannya yang berputar putar.
"Semalam Eomma ku menelpon. Entah bagaimana dia ingin bertemu denganmu."
Memang aku mengenal Eommanya? Bahkan kenal putra nya ini saja baru kemarin.
"Jadi begini Taerin-ssi. Mengenai skandal kita waktu itu. Entah bagaimana Bora menceritakannya kepada Eomma ku, dan dia ingin bertemu denganmu. Aku sudah berusaha menjelaskannya, hanya saja Eomma ku memang tipe orang yang keras kepala. Jadi dia memaksa ingin berkenalan denganmu. Apa kau mau menemuinya? Jika tidak aku akan berusaha menjelaskannya pada Eomma."
Aku tau J-hope merasa tak enak menjelaskannya padaku, tapi aku mengerti perkataannya yang tidak terdengar memaksa bagiku. Dan sejujurnya saat ini aku hanya merasa ucapan Jinhee yang tadi tidak sepenuhnya benar.
Aku hanya bisa menatap J-hope yang saat ini sedang menatapku juga, dia pria baik dan bagiku dia juga sudah membantuku dengan menawarkan pekerjaan ini. Jadi tidak ada salahnya untuk membantu dia, toh aku hanya harus berkenalan dan pelan-pelan menjelaskan kepada Eomma nya bahwa kami hanya sekedar rekan kerja.
"Baiklah kita temui Eomma mu." Ucapku dan membuat lelaki didepanku itu sedikit terkejut lalu sedetik kemudian dia tersenyum dan mengatakan terimakasih.
"Hyung! Jadi tidak rapatnya?" Teriak Jimin dari pintu masuk atap.
"Kami akan turun." Jawab ku setengah berteriak juga.
"Ayo kita masuk Hoseok-ssi." Ajakku sambil bangkit dari kursi dan berjalan lebih dulu.
"Taerin-ssi. Panggil aku J-hope saja. Sepertinya membuat kita menjadi lebih akrab." Langkahku terhenti dan menatap kearahnya.
"Ah maksudku kita akan bekerja bersama, jadi lebih mudah jika merasa akrab. Tapi jika kau lebih nyaman memanggilku begitu tidak masalah." Jelasnya salah tingkah menyadari ucapannya yang ambigu sebelum aku sempat bersuara.
Dia sangat lucu terlihat kikuk begitu, aku hanya bisa tersenyum lebar sambil mengangguk.
"Ne J-hope-ssi."👇👇👇
Seorang wanita paruh baya dengan seorang gadis cantik yang menggandeng lengannya datang mendekati meja J-hope dan Taerin.
Taerin yang lebih dulu menyadari kehadian Eomma dan kakak perempuan J-hope langsung berdiri dari duduknya dan memberi salam.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanfictionBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...