🍀Rapmon :: So Bad

263 19 1
                                    

Rapmon's POV

Aku teringat perkataan Jimin dihari ketika Meari datang ke practice room saat itu, aku sungguh kesal mendengarnya namun aku mengakui aku mengalaminya sekarang.

Bagaimana bisa aku secemburu itu saat melihat Meari bersama Namja lain. Seharusnya ini sesuai seperti apa yang dikatakan Meari, pernikahan ini hanya tentang hitam diatas putih. Selebihnya tidak ada yang harus aku ataupun dia lakukan.

Tapi entah setan mana yang mempengaruhiku beberapa hari belakangan ini, aku merasa diriku sendiri sedikit kacau setelah hari pernikahan itu.

Ku tatap kembali sebuah foto dilayar ponselku yang kudapat dari Hoseok saat hari pernikahan. Ku akui Meari terlihat cantik dengan dress putih sederhananya dan rambutnya yang diikat rendah samping sedang tersenyum tepat dibelakangku ketika Jin dengan lelucon kuno nya sedang menggoda Meari dan aku yang berada difoto itu hanya berekspresi datar melihatnya.

Lalu pertanyaannya apa yang menarik dari foto ini? Hingga membuatku terus menerus melihatnya. Kuharap bukan karena senyuman itu.

"Apa yang kau lakukan hyung?" tanya Jimin yang baru datang.

Ku masukkan ponselku kedalam kantong jaket dan menggeleng.

"Melihat foto itu lagi? Aku tau. Sejak dua hari yang lalu kau terlihat tidak fokus dengan comeback kita, bahkan kau sempat salah gerakan diatas panggung. Ada apa dengan nuna?"

Aku memicingkan mata kesal mendengar ucapan Jimin, namun harus aku akui memang itu sepenuhnya benar.

Jika selain Jimin yang bertanya aku tidak akan menjawabnya, tapi karena ini Jimin kurasa tidak ada salahnya bercerita sedikit.

"Haruskah aku bercerita?"

"Tentu saja, kau punya dua puluh menit sebelum kita naik keatas panggung, dan sepuluh menit sebelum anggota yang lain datang." aku berdecih mendengar ucapannya yang sedikit menghibur.

"Meari... Dia pulang dengan seorang Namja tadi pagi."

"Ah, pantas saja kau menghilang sejak semalam."

"Aku tidak tahan beberapa hari ini, bukan hanya karena permintaan Eomma, tapi aku sendiripun ingin mengunjunginya. Dan berharap ketika datang dia akan menyambutku dengan sikap kikuknya." ah kurasa aku sudah gila.

Jimin tertawa kecil mendengarku berbicara. Kuharap aku bisa mengacak ngacak rambut tatanannya yang sudah susah payah Sohyun buat itu.

"Lalu?"

"Tapi saat aku memasuki apartemennya kosong, dia tidak ada. Setelah dua jam aku menunggu dengan nyamannya dia bergelung digendongan seorang namja asing. Aku sungguh ingin menghajar namja itu jika dia tidak berusaha mengatakan bahwa dia hanya mengantar Meari pulang."

"Kau cemburu hyung?"

"Tentu saja!" jawabku tanpa sadar.

"Ah maksudku tidak!" ralatku cepat.

"Aku sudah mengatakan padamu waktu itu, seberapa pun kau membencinya, aku yakin kau akan menyukainya nanti."

"Aku masih cukup waras untuk tidak menyukainya." kesalku.

"Kalau begitu tidak ada masalah. Seperti yang kau katakan, dia hanya berstatus istrimu diatas kertas, dan tidak ada hak bagi kalian untuk mencampuri urusan masing-masing bukan? Sudah jelas."

Semua yang dikatakan Jimin benar, aku lah yang tidak mengikuti aturan yang kami buat bersama. Aku yang melanggarnya, seharusnya tidak ada mencampuri hal pribadi.

"Aku yakin kau merasa bahwa ini tidak benar bukan? Kau merasa tidak suka melihat nuna melakukan hal seperti itu? Hyung, tanpa sadar kau benar-benar sudah menerimanya untuk memiliki hatimu, dan dengan tegas hati dan logikamu menegaskan tentang kepemilikan Meari setelah status kalian sepasang suami istri."

BTS Love StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang