Jinhee sedang duduk sambil memandang keluar jendela disampingnya, caffe favorite nya ini memang selalu sepi tak banyak pelanggan yang datang. Caffe yang memang dirancang bukan khusus untuk anak muda, tetapi para lansia. Walaupun begitu Jinhee tetap saja sering datang kesana, duduk di sudut caffe dekat jendela bening yang besar ditemani secangkir coklat panas dan brownies red velvet kesukaannya.
Sudah hampir satu jam Jinhee termenung disana, coklat panas nya sudah mendingin dan brownies nya masih utuh tak tersentuh. Tak ada selera untuk sekedar menyuap sesendok pun kemulutnya.
"Seharusnya sejak awal aku menjelaskan padanya agar tidak ada kesalahpahaman seperti ini." guman Jinhee dengan sendu.
Dering ponselnya membuyarkan lamunannya, lalu dia mengangkatnya tanpa melihat nama yang tertera dilayar ponsel.
"Yeobeoseyo." sapanya.
"Kapan kau akan kemari? Sudah beberapa bulan ini kau tidak ke Daegu. Apa kau sudah lupa dengan eomma?"
"Mana mungkin aku lupa padamu, hanya saja akhir akhir ini pekerjaanku menumpuk dan tidak banyak waktu untuk libur."
"Ara, aku sudah melihat artikelmu di internet. Kau luar biasa juga rupanya. Ppali! Kemarilah, appa mu sudah sangat rewel menanyakan tentangmu."
"Ne eomma, baiklah aku akan kesana secepatnya. Aku tutup,"
Jinhee menghela nafasnya berat lalu meletakkan ponselnya diatas meja lalu meletakkan wajahnya keatas meja seperti orang frustasi. Berbagai macam pikiran beradu menjadi satu ikatan dengan simpul rumit dikepalanya.
"Apa yang harus aku lakukan setelah ini? Sekarang aku pengangguran dan seperti gadis sakit mental." ucap Jinhee pada dirinya sendiri.
"Yang harus kau lakukan hanya kembali padaku," balas suara didepan Jinhee.
"Ne? Harus kemana?" tanya Jinhee belum sadar bahwa ada orang yang baru saja membalas ucapannya.
"Ye?!" Jinhee langsung mengangkat wajahnya dan duduk tegak, terkejut melihat seorang lelaki dengan pakaian serba hitam dan topi juga masker yang berwarna senada.
"Nuguseyo?" tanya Jinhee kaget dengan ekspresi lucunya.
Lelaki didepannya itu memajukkan badannya dan menopang dagunya dengan tangannya diatas meja.
"Kau hanya harus kembali padaku," ucap lelaki didepannya mengulang perkataan sebelumnya tanpa menjawab pertanyaan Jinhee.
Jinhee hanya terdiam lalu matanya membulat sempurna ketika menyadari sesuatu, dengan cepat Jinhee memasukkan ponselnya kedalam tas dan berniat pergi dari sana.
"Anja!" gumam Suga dengan nada dinginnya dan entah seperti tersihir Jinhee yang semula berniat kabur langsung duduk kembali ditempatnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya Jinhee dengan suara lirih dan wajah tertunduk.
Suga menyentuh dagu Jinhee dan mengangkatnya sehingga wajah Jinhee yang semula tertunduk langsung terlihat menatapnya.
"Menemuimu," jawab Suga sambil membuka masker dan kacamata hitamnya.
"Ta-tapi kau bilang tidak ingin melihatku lagi, kau... Membenciku." suara Jinhee pelan.
Suga menggeleng lalu memakan brownies Jinhee yang masih utuh, tapi Jinhee dengan cepat langsung menghentikan tangan Suga sebelum Suga sempat memasukkan suapan kedua brownies red velvetnya kemulut.
"Kau tidak suka brownies red velvet. Akan aku pesankan yang coklat," sergah Jinhee.
Suga kembali menggeleng, lalu melepaskan tangan Jinhee lembut dan menyuap kembali browniesnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
BTS Love Story
FanfictionBISA PILIH CERITA MEMBER YANG KALIAN INGINKAN. ◆◆◆ Siapa sih yang gak mau jadi salah satu perempuan beruntung yang bisa punya hubungan spesial sama salah satu dari 7 cowo keren + kaya + ganteng + terkenal diseluruh dunia? Tapi kalo hubungan kalian g...