4 • Menjauh

88 10 0
                                    

Dada Tieeshara mendadak sesak

"Ke sana, yuk," ajak Zigit

"Mau ngapain?"

"Udah ikut aja." Zigit berjalan lebih dulu dan diikuti oleh Tieeshara. Tieeshara sempat merasa heran, mengapa Zigit menghampiri seorang laki-laki tua yang memang seorang penyewa kendaraan beroda tiga?

Zigit memberi uang beberapa lembar kepada orang tersebut. "Kita naik becak?" tanya Tieeshara memastikan

"Iya. Belum pernahkan? Semenjak gue jadian sama Kenzi, kita udah lama ngga kayak gini"

Awalnya Tieeshara tidak ingin menolak, namun begitu melihat ada hewan berbulu yang sengaja berkeriaran, membuat Tieeshara mengurungkannya. "Zigit, kita pulang aja deh"

Zigit tidak langsung bertanya, matanya hanya mengikuti arah pandang Tieeshara yang membuat ia mengerti mengapa tiba-tiba perempuan itu minta pulang, padahal baru saja sampai. "Ngga papa, kan ada gue"

Zigit sendiri juga tidak tau, mengapa di sini ada kelinci, padahal kemarin ketika ia mengunjunginya, tidak ada hewan itu

"Tapi ..."

"Gue janji bakal jagain lo, Tir"

"Kalau tiba-tiba loncat gimana?"

Kali ini Zigit memegang tangan Tieeshara dan menuntunnya untuk duduk di kursi becak. "Duduk aja, ngga perlu takut"

Walau rasa was-was terus menghampiri, namun Tieeshara tetap menurut. Tieeshara duduk di kursi becak sedangkan Zigit duduk di belakang untuk mengendarai kendaraan tersebut

Becak itu berjalan di tengah lapang karena di samping kanan dan kiri telah dikelilingi oleh rerumputan dan bunga yang ditanam. Di tempat itu pula ada beberapa kelinci yang berloncat kesana-kemari

Baru saja beberapa menit berada di atas becak sambil asik mengobrol ria, tiba-tiba ada salah satu kelinci berwarna cokelat yang meloncat dari kaki hingga sampai di pangkuan Tieeshara

Tieeshara berteriak dan menangis histeris yang membuat beberapa pengunjung ikut menoleh. Dengan gerakkan cepat, Zigit segera turun untuk menaruh kelinci di tempat semula. Zigit berjongkok dan menjauhkan telapak tangan yang sudah menutupi wajah Tieeshara dengan pelan. "Maaf, ya. Gue gagal buat nepatin janji. Gue belum bisa jagain lo, Tir"

Zigit berinisiatif untuk kembali mengajak Tieeshara pergi, namun kali ini pergi ke toko yang menjual berbagai macam cokelat yang tidak jauh dari sana. Zigit berharap, dengan mengajaknya ke tempat itu, Tieeshara akan kembali membaik

Zigit menuntun Tieeshara untuk masuk ke dalam toko tersebut dan memintanya untuk memilih cokelat yang sekiranya Tieeshara suka

Tieeshara memilih cokelat putih yang telah dikombinasikan oleh strawberry dan yoghurt, sehingga warna dari cokelat tersebut tampak seperti warna kesukaannya

"Ngga salah si lo pilih ini, dari dulu lokan emang suka warna ini"

"Hahaha, iya." Tieeshara senang jika Zigit selalu mengingat tentangnya

Zigit membeli dua buah cokelat yang tadi berada di genggaman tangan Tieeshara

"Beli dua? Emang sejak kapan lo suka coklat?"

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang