Tieeshara tidak ada pilihan lain selain keluar dari mobil
Geertruida Bluemoon Sander, perempuan berambut pirang yang diperkirakan telah duduk di bangku kelas 2 SMP itu berlari menghampiri Tieeshara. Walau kini Tieeshara telah mengenakan hijab, tapi tidak menjadi alasan bagi Geertruida untuk tidak mengenalinya
"Kak Tiara apa kabar?"
"Baik"
"Kak Tiara, ayo masuk," ajak Geertruida sambil menarik lengan Tieeshara
"Ngga usah, Geert. Ini aku mau langsung pulang"
"Loh kok langsung pulang? Nanti aja pulangnya. Sebentar aku panggilin Kak Zigit dulu, ya?" Belum sempat menolak, namun Geertruida sudah memanggil Kakak kandungnya. "KAK ZIGIT"
Zigit yang mendengar panggilan tersebut, tentu segera menghampiri
"Ap—" Zigit menghentikan langkah kaki begitu melihat ada seorang perempuan yang sedang bersama dengan Adiknya
Kedua bola mata Tieeshara dan Zigit saling bertemu, namun Zigit mencoba untuk mengalihkan pandangannya. Rahang Zigit mengeras, jari-jemarinya pun digepalkan
Ketika Geertruida menarik lengan Tieeshara untuk mendekat ke arah Zigit, Tieeshara merasa seperti terhipnotis, entah apa yang membuatnya menurut
Tidak lama setelah itu, Yerisha datang masih dengan pakaian lengkap ketika mereka bertemu
"Tiara ..."
Begitu melihat kedatangan Tieeshara, membuat Yerisha langsung memeluknya. Setiap kali Tieeshara diperlukan seperti ini oleh Yerisha ataupun Humairah, Tieeshara merasa nyaman. Dalam pelukan, Tieeshara menitikkan air mata
Setelah larut dalam beberapa detik, Yerisha kembali melepas pelukan dan menghapus air mata yang jatuh di pipi Tieeshara
"Masuk, yuk," ajak Yerisha kepada Tieeshara
Tieeshara sempat melihat ada sepeda yang dulu pernah menjadi saksi bahwa kendaraan itu pernah dinaiki oleh dua sejoli ketika petang mendatang
Ketika Tieeshara mulai melangkahkan kaki ke dalam rumah, ternyata dugaannya tidak sepenuhnya benar. Awalnya Tieeshara kira rumah ini masih tampak sama, namun ternyata ada sedikit yang berbeda
Di dalam rumah ini sudah lumayan cukup ada perubahan. Jika dahulu hanya pajangan yang berkaitan dengan agama sebelumnya, namun kini telah ada beberapa yang berkaitan dengan agama yang sekarang
Bahkan sampai ada ruang yang sudah dialih fungsikan sebagai tempat untuk shalat. Di ruang itu terdapat satu rak kaca berukuran minimalis yang di dalamnya berisi sarung, sajadah, dan peralatan shalat lainnya. Dan sedangkan Al-Qur'an ditaruh di atas rak tersebut. Tieeshara yang terlahir sebagi muslim saja di rumahnya tidak ada tempat yang dikhususkan untuk beribadah
Tieeshara jadi semakin penasaran, sebenarnya sudah berapa lama Zigit memutuskan untuk berpindah agama? Tetapi untuk rasa penasarannya kali ini, Tieeshara akan memendamnya sendiri. Biarlah menjadi rahasia mereka dan Tuhan
Sambil menunggu Yerisha membuatkan minum. Tieeshara, Zigit, dan Geertruida menunggu di ruang tamu
Geertruida yang sibuk bertanya mengenai kabar Tieeshara selama ini, sedangkan Zigit hanya diam sambil menunduk
"Sayang, ini diminum dulu," Yerisha kembali dan meletakkan secangkir teh di hadapan Tieeshara
"Makasih, Bun"
"Bun, Geert. Zigit mau ngomong sama Tiara"
"Yaudah ngomong tinggal ngomong." Perkataan Yerisha seolah tidak ingin pergi dari ruang tersebut
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...