"Waallahualam. Mungkin karena umur Kyra lebih muda dari Tieeshara"
Johan kembali berusaha untuk merangkul pundak Tieeshara, namun kali ini Tieeshara tidak menghindar. "Entah, tapi Papah pikir, kayaknya ngga mesti diliat dari segi umur. Contohnya kayak Kak Radit, umur kamu lebih muda dari Kak Raditkan?"
"Kak Radit?"
"Iya"
"Kenapa Kak Radit jadi dibawa-bawa?"
"Pas Kakak-Kakak termasuk Kak Radit cerita tentang diri kamu yang tadi Papah bilang, Kak Radit juga menyampaikan kalau dia banyak belajar dari kamu. Contohnya ini, kalau setiap kelebihan yang Allah kasih, bisa digunain tergantung gimana cara hamba itu menggunakannya. Misal, Kak Radit ahli dalam bidang fotografi, nah Kak Radit menggunakan kelebihan tersebut untuk memotret keindahan alam. Dengan begitu, Kak Radit bisa dapet banyak pahala, bukan malah memotret hal yang Allah larang. Salah satunya kayak foto seseorang yang sengaja menampakkan auratnya. Ngomong-ngomong soal aurat, do'ain Papah untuk bisa ngebimbing Mama Agnes dan Kyra sampai mereka mau menutup aurat, yaa. Dan untuk kamu, tetep pertahanin, jangan pernah dilepas hijabnya"
"Insyaallah, Pah. Aamiin, tapi emang kapan Kakak-Kakaknya Tieeshara cerita soal diri Tieeshara yang sekarang ke Papah?"
"Tadi pagi pas Papah sama Mama Agnes dateng untuk jemput Kyra sambil nunggu dia siap-siap"
"Ohh"
"Tieeshara, makasih udah mau belajar untuk jadi anak yang shalihah, mudah-mudahan suatu saat kamu bisa narik Papah untuk ke surga. Maafin Papah karena belum bisa kasih izin kamu untuk jadi penghafal Al-Qur'an"
"Tapi sampe sekarang Tieeshara masih suka berbuat dosa ke keluarga Tieeshara sendiri, terlebih ke Kyra"
"Papah mau berusaha untuk memaklumi perubahan kamu untuk jadi lebih baik"
"Makasih, Pah, tapi ..."
"Tapi apa, sayang?"
"Papah tau? Tieeshara ngelakuin itu karena cemburu, nah Tieeshara cemburu karena sayang sama Papah Johan, Mama Shirin, juga ketiga Kakak-Kakaknya Tieeshara"
"Kalau cemburu yang sampe berlebihan juga ngga baik"
"Maafin Tieeshara"
"Maafin Papah juga, ya?"
Tieeshara menganggukkan kepala
"Sayang ..." panggil Johan
"Kenapa, Pah?"
"Kita pergi ke sini niatnya mau liburan loh, masa nangis terus?"
Sebenarnya Tieeshara benci terhadap dirinya, mudah marah, tetapi hatinya juga mudah luluh seperti ini
Johan, Shirin, Lazhirovan, Dion, Raditya, dan Tieeshara mulai melakukan aktivitas menyenangkan di danau hingga keesokan paginya mereka baru memutuskan untuk segera pulang seperti rencana awal
"Udah lama kita ngga berkunjung ke tempat peristirahatan Tiara Daneen Tusalwa, gimana kalau sebelum pulang kita mampir ke sana dulu?" ajak Shirin
Lazhirovan menyetujui dan sangat berantusias dengan ajakan tersebut, "Boleh, Ma ..."
Karena Eza telah menjemput sang istri, jadi Shirin tetap satu mobil bersama dengannya, namun Tieeshara meminta untuk ikut bersama
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...