"Kak Hiro bilang kayak gitu supaya kamu mikir, bukan beneran mau ngusir. Lagian Kak Hiro mana tega si ngusir kamu? Sekalipun emang ngeselin"
"Maksudnya Tiara ngeselin gitu?!"
"Tuh sadar"
"Enaakk ajaa. Kak Radit tuh yang ngeselin. Tiara ngga mau pulang"
"Becanda, Tir. Udah ngambeknya nanti aja lanjut di rumah, sekarang kita pulang. Emang ngga kasian sama Kak Hiro?"
"Tapi ada syaratnya?"
"Apa?"
"Sebelum pulang kita mampir ke minimarket sebentar, ya?"
"Mau ngapain?"
"Jajan"
"Mau jajan aja harus ke minimarket?"
"Iya, doongg"
"Warung depan pengkolan juga ada"
"Tapi Tiara maunya jajan di minimarket"
"Kenapa?"
"Soalnya jajanan di sana lebih lengkap, Tiara bisa pilih apa aja yang Tiara mau"
"Terserah anak kecil"
"Tiara heran, kenapa semua Kakak-Kakanya Tiara pada nganggep Tiara anak kecil terus? Padahalkan Tiara udah gede"
"Oke, anak gede"
"NGGA GITU JUGAAA!"
"Serba salah"
Sesampainya di rumah, Lazhirovan dan Dion menyambut kedatangan Raditya yang pulang bersama Tieeshara
"Ya Allah, Tiara ... Dari mana aja?"
"Hehehe maaf, Kak"
"Tiara pergi karena tadi Kakak marah? Yaudah deh maaf, ya?"
"Bukan Kak Hiro yang salah, tapi Tiara. Eum ... Kak Hiro ...."
"Iya?"
"Tiara boleh minta sesuatu ngga?"
"Apa?"
"Kalau Tiara bilang, Kak Hiro mau nurutin?"
"Apa dulu?"
"Jangan galak-galak, ya. Kak Dio kalau lagi marah suka galak, masa Kak Hiro mau kayak gitu juga?"
"Kak Radit?"
"Hidup Kak Radit terlalu datar"
Dion dan Raditya hanya diam tidak berkomentar
"Kalau gitu, Tiara juga harus nurut dong. Jangan ngelakuin sesuatu yang bisa ngerugiin orang lain"
"Tuh denger, Tir. Tadinya kalau kamu sampe pulang larut malem, mau Kak Dio omelin, kalau perlu kunciin sekalian"
"Kak Dio juga dulu sering"
"Kamu cewek, ngga pantes"
"Ngga adil"
***
Ketika malam hari telah tiba, Tieeshara mendekat ke tempat dimana Raditya duduk. Sebenarnya rasa canggung masih ada, apalagi jika mengingat kejadian di waktu siang tadi, namun Tieeshara akan tetap mendekat
"Eum ... Kak Radit, makasih karena tadi udah baik sama Tiara"
Emang biasanya ngga baik? tanya Raditya dalam hati. Raditya tau jika seseorang yang berkata dalam hati tidak akan pernah ada yang mendengar kecuali Tuhan
"Tadi Kak Radit beneran peduli atau cuma mau pencitraan di depan orang lain?"
Karena kesal, akhirnya Tieeshara berusaha untuk mengalihkan perhatian Raditya dengan cara menutup laptop yang berada di hadapannya. Raditya hanya menatap ke arah Tieeshara dengan tatapan datar sambil menahan amarah kemudian mengangkat laptop dan bangkit dari sofa untuk pergi ke kamar
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Novela JuvenilAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...