52 • Jatuh

19 2 0
                                    

"Luluhin hati Mama sama Papah lewat perantara Allah"

Di tengah percakapan, terdengar suara adzan berkumandang. "Masjid deket sini dimana? Kak Radit mau shalat"

"Abis shalat, bawa Tiara pergi dari sini buat ketemu sama Kak Hiro juga Kak Dio. Nanti biar Tiara yang izin ke Papah. Sebentar lagi Papah pulang kok, di jam segini, dia biasa ngga di rumah"

Sambil menunggu Tieeshara mandi dan shalat, Raditya balik ke rumah Johan dan menunggu di ruang tamu

Mata Raditya menjelajah di setiap penjuru ruang. Sudah lama tidak berkunjung ke rumah Johan, tapi begitu datang, dirinya seperti tidak diinginkan, walau Raditya tau mengenai alasannya

Raditya menutup mata bersamaan dengan hembusan napas

"Kak Radit, udah nunggu lama, ya?"

"Lumayan"

"Assalamu'alaikum"

Raditya dan Tieeshara menoleh ke arah pintu. Setelah itu Raditya bangkit dari sofa yang telah diduduki untuk menghargai siapa yang telah datang dan mencium punggung tangannya. "Waalaikumsalam. Pah, maaf kalau kedatangan Radit ke sini—"

"Ngga papa, tadi Mama Agnes udah telepon Papah, terus cerita. Papah yang minta maaf karena udah larang kalian untuk bertemu, tapi Papah harap kalian bisa paham"

"Berarti Tieeshara boleh ke rumah Kakak lagikan?" tanya Tieeshara dengan antusias

"Bukan berarti Papah kasih izin kamu untuk tinggal di sana"

"Yaudah untuk hari ini aja deh, Minggu depankan Tieeshara udah mau masuk sekolah, di sekolah baru"

"Oh, ya. Radit"

"Iya?"

"Maafin Papah, sampein maafnya Papah ke kedua Kakak kamu juga, Hiro sama Dio. Jangan pernah sungkan untuk dateng ke sini, ini rumah kamu. Tapi keputusan Papah untuk Tieeshara yang harus tinggal di sini, ngga bisa diganggu gugat. Papah mau Tieeshara tetep kuliah"

"Terus Tieeshara tetep ngga boleh sering-sering ketemu dan chatan sama Kakak-Kakaknya Tieeshara?"

Johan mengambil ponsel milik Tieeshara dari dalam tas yang sedang digenggam, lalu mengembalikan kepada Tieeshara. "Kapanpun kamu mau"

"Kenapa tiba-tiba Papah jadi berubah pikiran kayak gini?"

"Karena Mama Agnes yang minta ke Papah. Tadinya Papah cuma mau ngebolehin kamu untuk bertukar pesan, tapi kalau hasilnya sama aja, mending sekalian ngebolehin kamu ketemu sama Kakak-Kakak kamu. Papah ngaku kalah sama kuatnya rasa saling sayang kalian, tetep pertahanin, ya. Jangan lupa, sekarang udah ada Kyra"

Baru seneng, denger nama itu udah kesel lagi, batin Tieeshara

"Terus kalian belum pada makan siangkan? Makan dulu, yuk," ajak Johan

"Ngga mau"

"Kenapa, Tieeshara?"

"Tieeshara kangen, mau buru-buru ketemu Kak Hiro sama Kak Dio"

"Ngga boleh pergi kalau belum makan, di luar juga masih gerimis." Johan melenggang pergi ke ruang makan yang mau tidak mau Tieeshara dan Raditya ikut membuntuti

Selepas makan, Tieeshara dan Raditya benar-benar pergi

Berawal tangan Tieeshara yang hanya melingkar di pinggang Raditya dengan erat, kini lingkarannya semakin merenggang. Kepala Tieeshara juga menyender di pundak Raditya

"Tiara," panggil Raditya dari balik helm

"Tiara," panggilan yang sama dengan nada suara yang semakin meninggi dan kali ini kepala Raditya sempat menoleh ke arah belakang

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang