100 • Meminta Ridha dari Pasangan

9 0 0
                                    

Dion dan Raditya menahan gelak tawa

"Liat situasi dulu," jawab Lazhirovan

"Situasi gimana?"

"Kalau baby nangis dan di keadaan tersebut lagi ada istrinya Kak Hiro alias Mamanya baby, yaa berarti Mamanya dulu yang jagain biar nanti Kak Hiro bisa temenin Tiara. Begitu juga sebaliknya. Kalau lagi ngga ada Mamanya, berarti Kak Hiro yang harus jagain baby dan minta tolong ke Kak Dio untuk temenin Tiara. Tiara pernah bilang lohh kalau Kakak-Kakaknya Tiara berada di derajat yang sama kecuali Allah. Jadi mau ditemenin Kak Hiro, Kak Dio, sekalipun Kak Radit, bakal tetap sama ajakan?"

"Iya, itu soal hati, tapi kalau raga yaa tetep akan di tempat yang berbeda. Terus kalau di waktu yang bersamaan Kak Dio dan Kak Radit juga punya baby yang lagi nangis dan istrinya sama-sama lagi ngga ada, gimana? Apalagi kalau ternyata rumah kalian berjauhan"

Lazhirovan, Dion, dan Raditya saling pandang

"Yaudah gini aja, nanti biar Kak Hiro yang tetep temenin Tiara sambil jagain baby"

"Nanti Tiara keberisikan denger suara nangis baby dong???"

"Kalau gitu, Tiara harus belajar sabar, tunggu sampai Mamanya dateng buat gantian jagain baby, yaa"

"Berarti secara menyeluruh kalau Kak Hiro memprioritaskan baby?"

"Masa Kak Hiro mau diemin baby yang lagi nangis?"

"Masa Kak Hiro mau diemin Tiara sampai Mamanya dateng? Sebelum baby lahir ke dunia, Tiara duluan yang bertemu, mengenal, dan menyayangi Kak Hiro"

"Nah justru karena Tiara duluan yang lahir; yang lebih lama mengenal dunia; dan yang lebih lama bertemu, mengenal, dan menyayangi Kak Hiro sehingga seharusnya kalau dari segi pemikiran bahwa Tiara udah harus lebih mateng dari baby"

"Eum ... Oke, Kak Hiro. Tetep pada perinsip Tiara sekarang kokkk, kalau Tiara mau belajar untuk mandiri dan ngga terus-terusan bergantung ke Kakak-Kakaknya Tiara. Jadi Papah yang baik, yaa, Kak Hiro ... Tiara selalu bangga sama semua Kakak-Kakaknya Tiara," akui Tieeshara secara jujur kemudian memberi kecupan di pipi kanan Lazhirovan. "Oh, iya. Kalau Kakak-Kakaknya Tiara punya baby terlebih perempuan, Tiara mau ajak main, soalnya Tiara udah lama ngga main karena belum punya temen deket lagi kayak sewaktu masih sekolah. Temen di kampus ada, tapi ketemunya cuma di area kampus aja karena rumahnya jauh. Belum ketemu dan belum mengenal temen yang kediamannya deket dari sini ataupun yang tinggal di asrama. Yaa walau kemungkinan Tiara bakal cemburu sama baby, terlebih perempuan"

"Bisa jadi Tiara duluan yang punya temen deket daripada Kakak-Kakanya Tiara yang punya baby"

"Terus solusi untuk Tiara gimana? Apa tetep merantau di sini membiarkan semua rasa kekhawatiran yang selalu muncul?" sosor Dion secara tiba-tiba

"Gue udah coba berdiskusi ke Biya, katanya dia mau temenin Tiara untuk tinggal di sini, tapi gue sempet ragu, kalian pasti taulah bentuk keraguan gue"

Dion menoleh sempurna ke arah Raditya. "Hah, lo berdua mau kalau harus berjauhan?"

"Yaa abis gimana? Tiara kekeuh mau di sini. Kak Hiro, Kak Dio, sama gue ngga bakal bisa stay di sini, kita kerja"

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang