"Kak Hiro mau Tiara ambilin apa lagi?" Tieeshara menjeda ucapan lalu melanjutkannya. "Yaudah deh kalau ngga mau"
Tieeshara duduk di hadapan Lazhirovan dengan meletakkan tangan di bawah dagu. Tidak, Tieeshara tidak boleh menyerah
"Kak Hiro masih sakit ngga? Eum ... Atau udah baikan? Abis ini Tiara ambilin obat, yaa? Terus abis itu istirahat dehh. Ya, Kak? KAK HIRO KENAPA SI DARI TADI TIARA AJAK NGOBROL MALAH DIEM AJA?! DIKACANGIN NGGA ENAK TAU!!!"
Tieeshara mengelus dada. "Aduuh sabar ..."
Tieeshara bangkit dari tempat duduk dan mendekatkan mulut tepat di telinga Lazhirovan. Dalam bisik, Tieeshara berkata, "Cepet sembuh Kak Hironya Tiaraaa, i love you. Kalau ada apa-apa panggil Tiara aja, yaa." Setelah berkata demikian, Tieeshara segera kembali masuk ke dalam kamar. Membiarkan Lazhirovan seorang diri. Karena Tieeshara tau, Lazhirovan seperti itu pasti karena ulahnya yang tidak masuk ke sekolah. Padahal niat Tieeshara baik, hanya untuk menemani
Melihat kepergian Tieeshara membuat Lazhirovan menggelengkan kepala. Sebenarnya Lazhirovan sendiri tidak ingin melakukan hal itu
Bukan hanya hari ini, hari esok pun Lazhirovan masih mendiami Tieeshara
Tieeshara sangat jengkel melihat sikap Lazhirovan yang seperti itu, ingin mendiami juga namun mulutnya tidak bisa diam
Pagi ini, teman kantor Lazhirovan datang menjenguknya. Padahal sakit yang dialami oleh Lazhirovan sedang tidak separah biasanya
Tieeshara mempunya ide, kali ini adalah kesempatan emas untuk mencari cara agar Lazhirovan mau berbicara dengannya lagi
"Eum ... Kak, kenalin aku Tiara"
Teman-teman Lazhirovan saling mengenalkan namanya masing-masing. Ada yang bernama Dika, Kris, Cahya, Delin, dan Syafika
Apa? Syafika?
Ini kali pertama Tieeshara mengenalkan diri dihadapan teman-teman Lazhirovan, sebenarnya malas melakukan ini, namun apapun akan dilakukan agar Lazhirovan mau berbicara dengannya lagi
Tieeshara juga sebenarnya merasa kesal dengan tingkah Lazhirovan yang kelihatannya lebih akrab dengan mereka. Canda dan tawa terdengar di seisi ruang, sedangkan dengan Tieeshara? Jangankan tertawa, berbicara sepatah katapun tidak. Di satu sisi Tieeshara senang melihat Lazhirovan seperti itu, tetapi dirinya tetap merasa cemburu, giliran sama Tieeshara malah diam saja
"Kalian udah sarapan belum? Kalau belum Tiara pesenin, ya?" tawar Tieeshara
"Duh ngga usah repot-repot," tolak salah satu dari mereka
"Ngga papa, sama sekali ngga repot kok. Justru Tiara malah seneng kalau Kak Hiro seneng"
Tieeshara membuka sebuah aplikasi untuk memesankan beberapa sarapan. "Kalian kalau pagi suka minum kopi ngga?"
Dika, Kris, dan Delin mengiyakan, kecuali Cahya dan Syafika yang tidak bisa meminum kopi di pagi hari
Sambil menunggu pesanan datang, Tieeshara lebih memilih untuk menunggu di halaman depan rumah
Seketika Tieeshara benci mendengar candaan mereka yang selalu menggoda Lazhirovan dan Syafika
Sekilas Tieeshara mendengar bahwa selama di kantor, Lazhirovan dan perempuan itu memang sedang dekat. Entah memang benar atau mereka saja yang menggoda keduanya, selagi mereka sama-sama belum memiliki pasangan
Dua puluh menit telah berlalu, pesanan yang telah ditunggu akhirnya tiba. Tieeshara segera mengambil dan membagikannya kepada teman-teman Lazhirovan
Tidak lama setelah Syafika menyeruput minuman miliknya, ia baru tersadar bahwa sepertinya minuman yang diminumnya ini bukanlah pesanannya
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...