Dion dan Raditya yang ikut mendengar hanya dapat termenung
Tieeshara menarik tubuh lalu mendongak ke arah Lazhirovan. "Dia bilang tolong sampaikan maafnya untuk Kak Hiro. Pada saat itu, Tiara pikir seharusnya bukan Syafika yang minta maaf karena harus bersama dengan laki-laki lain yang memang lebih siap dan menyayangi dia, melainkan Adik-Adik Kak Hiro, terlebih lagi Tiara. Bingung cara untuk mengekspresikan ini. Di satu sisi, Tiara ngga nyangka ternyata Kak Hiro manaruh hati untuk perempuan lain, yaa terlepas Mama Shirin dan Tiara —Tieeshara Kianna—, eum ... Bonus, Almarhumah Tiara Daneen, kalau Mama Agnes dan Kyra ngga usah diajak. Oke lanjut, ternyata selama ini ada perempuan lain yang bersemayam di sana. Tiara kira yang begitu cuma Kak Dio, ternyata Kak Hiro juga. Jangan-jangan termasuk Kak Radit? Terdengar bodoh memang karena seharusnya hal tersebut bukan sesuatu yang ngga wajar, Kakak-Kakaknya Tiara juga berhak menyayangi seseorang, justru akan sangat ngga wajar itu adalah kalau kalian ngga suka perempuan," Tieeshara menertawakan kebodohan diri sendiri. "Di satu sisi lainnya adalah Tiara sedih karena Kak Hiro udah mengorbankan perasaan untuk Adik-Adik"
"Sorry, Kak, kalau penyebab ini semua ada di kita. Lo terlalu memikirkan Adik-Adik sampai akhirnya mengorbankan diri sendiri," lirih Dion
"Ini juga salah Tiara secara personal yang terlalu takut Kakaknya diambil sama perempuan lain, ya?"
Lazhirovan terkekeh. "Emang belum waktunya Kak Hiro punya pasangan, Syafika juga bukan takdir Kak Hiro"
"Kalau Papah Johan dan Mama Shirin ngga berpisah, mungkin sekarang Kak Hiro masih bisa bersama Syafika tanpa perlu memikirkan Adik-Adik secara sepenuhnya?"
"Ngga juga"
"Kenapa?"
"Seharusnya Tiara lebih paham, mau Papah Johan dan Mama Shirin berpisah ataupun ngga, kalau pada akhirnya Kak Hiro dan Syafika ngga berjodoh yaa ngga akan pernah bersatu"
"Tiara mau belajar untuk ngga egois, tapi susah banget kalau harus merelakan Kakak-Kakaknya Tiara untuk perempuan lain. Papah Johan dan Mama Shirin udah diambil sama orang lain, berarti Tiara harus siap juga kalau harus merelakan kalian bersama dengan yang lain"
Lazhirovan kembali membawa Tieeshara masuk ke dalam pelukan
"Di hati Kak Hiro masih ada Syafika?" tanya Tieeshara
"Syafika udah milik laki-laki lain, jadi Kak Hiro masih belajar untuk mengeluarkannya"
"Oh ya, maaf Kak Hiro. Sewaktu pulang sekolah terus Tiara belanja bareng Kalin, Tiarakan sempet ngeliat Kak Hiro dan Syafika, nah pada saat itu Kak Hiro beneran ketemu Syafika dan Delin? Beneran ada Delin? Bukan cuma ada Syafika aja?"
"Beneran, Tiara. Kak Hiro udah jawab jujur, waktu Tiara ngeliat Kak Hiro berdua sama Syafika, bertepatan sama Delin yang lagi di toilet"
"Oke-oke. Kalau yang sewaktu Kak Hiro sakit terus temen-temen kantor pada dateng ke sini untuk ngejenguk, Tiarakan pesenin mereka sarapan, nah pas Tiara di depan lagi nunggu pesanan datang, ngga sengaja Tiara denger percakapan kalian ternyata kalau di kantor Kak Hiro dekat sama Syafika. Berarti itu bener dong?"
"Kak Hiro akui iya bener. Kak Hiro cuma berani menyatakan perasaan ke Syafika dengan maksud supaya perasaan Kakak bisa tenang, ternyata Syafika juga punya perasaan yang sama, tapi kita ngga sampai jadian. Kalau kita sampai jadian, Kak Hiro sendiri ngga tau mau dibawa kemana hubungan ini, sedangkan Kak Hiro belum siap, untuk alasannya seperti yang tadi udah dibahas dan Alhamdulillah Syafika mengerti. Daripada Kak Hiro menggantungkan harapan dan ngebuat Syafika nunggu yang entah sampai kapan, jadi lebih baik kita cuma berteman dekat dan membiarkan dia sama laki-laki lain. Maaf, ya, Tiara. Pada saat itu Kak Hiro belum tau mengenai boleh atau ngganya seseorang untuk mengungkapkan perasaan kepada seorang lawan jenis yang bukan mahram terlebiiihh tanpa adanya maksud tertentu, misal mau menikahi"
Dion memajukan tubuh. "Kak, Adek-Adek lo udah pada gede loh"
"Kalian udah pada beranjak dewasa, tapi kadang pikiran dan tingkah lakunya belum sedewasa itu. Sepenuhnya gue belum bisa percaya sama lo, Dio. Belum bisa percayaiin lo untuk jaga Radit dan Tiara, salah satu alasanya karena belum bisa ngendaliin diri setiap lagi marah, walau terkadang marahnya sebagai bentuk penjagaan terhadap mereka"
Dion menggaruk leher. "Yaa ... Maaf, Kak"
Pandangan Lazhirovan beralih menatap ke arah Raditya yang lebih dulu telah menunduk. "Radit juga bilangnya udah dewasa, tapi perkara hal sepele kayak semacam makanan aja masih belum bisa diatur. Iyakan, Dit? Lo bilang ini sepele?Contohnya selama gue tugas ke luar kota, lo ngga bisa jaga amanah untuk jangan terlalu sering makan mie, ini malah minta ke Tiara untuk masakin makanan tersebut dalam rentang waktu setiap hari. Cari kesempatan di kala gue ngga liat? Yang berlalu, biar aja berlalu, tapi maksudnya adalah baru ditinggal beberapa hari dan dititipin amanah segitu aja ngga bisa dijaga, apalagi kalau gue punya pasangan terus menikah dan menitipkan amanah yang lebih besar? Lo tau Radit, kenapa gue sebegitu posesifnya? Alasannya karena gue udah ngerasain, mengidap suatu penyakit itu ngga enak loh, gue ngga mau kalau Adik-Adik gue bisa ngerasain hal yang sama. Tiara juga, belum bisa ngehandle diri sendiri, masih butuh Kakak. Masih labil, perkara menentukan tempat untuk menghafal Al-Qur'an aja masih labil," terang Lazhirovan kemudian memejamkan mata sejenak diiringi dengan ucapan istighfar. "Gue sangat menghargai proses pendewasaan kalian terlebih supaya lebih baik"
Ngga heran kalau sakit GERDnya Kak Hiro suka kambuh, batin Tieeshara
"Tapi ... Terlepas dari itu semua, Kak Hiro tetep mau mengapresiasikan setiap perubahan untuk menjadi lebih baik yang udah ada. Yang pertama Dio"
Dion terdiam membiarkan Lazhirovan melanjutkan perkataan
"Ke belakangan ini gue udah lumayan jarang denger lo mengucapkan sesuatu yang ngga seharusnya diucapkan. Kalau untuk Radit bagi gue agak lucu si," Lazhirovan tertawa di sela-sela berbicara
"Kenapa?" heran Raditya dengan menenggakkan kepala menatap ke arah Lazhirovan sambil menautkan kening secara sempurna
"Jadi Tiara sering banget cerita ke gue, atau semacam laporan gitulah. Setiap kali Tiara cerita mengenai apapun, gue berusaha untuk tutup mulut termasuk ke saudara yang lain. Cuma untuk hal ini gue sempet nanya ke Tiara, boleh atau ngganya kalau ceritain balik ke orang yang bersangkutan sebagai bentuk apresiasi ke orang tersebut, eh Alhamdulillah Tiara ngebolehin"
"Ohh, jangan-jangan Tiara aduin sesuatu mengenai gue ke lo lagi, ya, Kak? Emang dasar Tiara anak kecil," tuduh Raditya
Lazhirovan masih dengan tawanya. "Waktu Tiara tinggal beberapa saat di rumah Papah Johan, Tiara cerita kalau dia pernah ngajakin lo untuk makan mie secara virtual, lo yang menolak, lo yang dateng ke rumah Papah untuk ketemu Tiara, dan lo juga yang memberi hadiah sebuah mukenah untuk Tiara dengan hasil uang tabungannya sendiri. Jadi alesan ngga mau makan mie secara sering-sering lagi karena takut uang mingguannya gue potong dan kalau uang tersebut dipotong nanti takut ngga bisa kasih hadiah untuk Tiara?"
Raditya menggaruk tengkuk yang tidak gatal
"Hal kecil kayak gitu yang mau gue apresiasikan karena seenggaknya udah ada kemajuan, tapi yang menurut gue lucu adalah dari alasan tersebut. Berarti kalau gue ngga kasih embel-embel uang mingguan dipotong bakal tetep makan mie? Alasannya perlu diubah kali, ya? Itu semua demi kebaikan lo sendiri kok"
"Iya, Kak. Sorry"
"Agak melenceng sedikit dari topik pembicaraan kita. Nah Tiara, berarti Kak Radit termasuk Kakak yang pedulikan? Kak Radit yang sering kali Tiara duga sebagai Kakak yang acuh, justru dia merupakan Kakak yang paling mau masuk ke surga bareng keluarga salah satunya Tiara. Kak Hiro sama Kak Dio juga mau, mau banget, tapi mungkin masih harus banyak belajar lagi"
Tieeshara mengingat kembali setiap kebaikan yang Raditya berikan kepadanya, beberapa contoh yakni, Raditya yang memberikan hadiah berupa sebuah mukenah dan selalu melarang menampakkan aurat kepada yang bukan berhak. "Iya, Kak Hiro," balas Tieeshara menyetujui Lazhirovan. "Eum ... Terus menurut Kak Hiro, kalau kemajuan yang ada di dalam diri Tiara apa?"
"Kalau kemajuan Tiara juga lumayan cukup signifikan, udah ngga seboros dulu dan sekarang udah semakin rajin ibadahnya, seperti yang tadi udah Kak Hiro sampaikan"
"Makasih Kak Hiro. Berarti sekarang Kak Hiro mau punya pasangan dong? Soalnyakan Adik-Adiknya Kak Hiro udah mulai ada perubahan menjadi lebih baik"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...