24 • Sarwendah Nakal!

43 5 0
                                    

"Ngga ada"

"Kalau bohong dosa loh, Kak"

"Justru karena bohong dosa, makanya Kakak jujur"

Setelah mengobrol cukup lama, Lazhirovan meminta izin untuk menutup sambungan telepon. "Yaudah sekarang Tiara pulang, jangan mampir kemana-mana," pesan Lazhirovan

"Oke, Kak. Kak Hiro yang semangat kerjanya, biar bisa beli jajanan buat Tiara tapi harus tetep jaga kesehatan"

"Tiara mau jajanan?"

"Iya"

"Selain jajanan, Tiara mau apa lagi? Biar sekalian Kakak beli"

"Tiara mau liat Kak Hiro sehat"

"Aamiin. Tapi maksud Kakak, selain beli jajanan, Tiara mau apa lagi? Di sini banyak barang-barang yang lucu. Tiara mau?" tawar Lazhirovan

"Ngga, Kak. Tiara cuma mau beli jajanan aja, soalnya jajanan bisa dimakan, kalau benda atau barang ngga"

"Tumben? Kalau beli benda bisa buat kenangan. Mumpung lagi di sini juga, biar nanti kalau Tiara nyusul, kita ngga perlu mikir untuk beli oleh-oleh lagi. Kalau jajanankan di sana juga banyak"

"Tiara cuma mau punya banyak kenangan sama Kakak-Kakaknya Tiara, sebelum pada akhirnya kalian punya pasangan masing-masing. Kenangan yang bisa Tiara simpen tanpa harus rusak kayak benda atau barang"

"Yaudah kalau itu mau Tiara, tapi nanti jajanannya bagi-bagi buat yang lain juga, ya?"

"Iya, oke"

"Assalamu'alaikum"

"Waalaikumsalam, Kak"

Saat sambungan telah terputus, Tieeshara kembali memasukkan ponsel ke dalam tas, lalu memakai safety belt. Namun baru saja ingin mengendarai mobil, tiba-tiba Tieeshara melihat Haqqon dan Baaqir yang sedang berjalan secara berdampingan. "Mereka kok bisa barengan? Mereka emang udah saling kenal atau ngga sengaja ketemu?" Udah ah, biarin"

Sepulang mengaji, Tieeshara melihat Dion yang sepertinya baru saja ingin memberi makan kucing milik Raina

"Kak Dio, Tiara mau coba kasih makan Sarwendah dong," pinta Tieeshara

"Emang berani?"

"Ngga si, tapi Tiara mau coba"

"Boleh nih." Dion memasukkan beberapa sendok makanan kucing ke dalam sebuah wadah, kemudian memberikannya kepada Tieeshara

Tieeshara meletakkan tas ke atas meja, lalu berlari dan naik ke atas sofa. "Sarwendah, ini mau ngga? Tapi kejar aku dulu"

"Yeehh nih bocah, malah main lari-larian," kata Dion seraya menggelengkan kepala

"Ayo Sarwendah, masa gitu doang ngga bisa?"

Tieeshara masih berdiri di atas sofa namun sudah tidak berlari, kali ini Tieeshara hanya diam sambil berjoget ria, seperti meledek kucing tersebut. Tanpa Tieeshara sadari bahwa kucing telah naik ke atas sofa untuk mencakar kaki Tieeshara. Mengetahui hal tersebut, Tieeshara langsung berteriak dan menangis secara histeris. Dion yang sedang memindahkan kandang segera berlari melihat Tieeshara. "Astagfirullahaladzim. Kamu kenapa, Tiara?"

"SAKIIITTT. KAKI TIARA DICAKAR"

Dion membawa kucing masuk ke dalam kandang dan kembali menghampiri Tieeshara. "Kamu sih iseng, kalau mau ngasih yaa ngasih aja"

Berhubung hanya luka dangkal, alhasil Dion membopong tubuh Tieeshara ke dalam toilet untuk mencuci luka dengan menggunakan sabun dan air mengalir, namun tetap mengeluarkan darah, alhasil ia juga menekan luka dengan menggunakan kain kasa yang bersih dan kering. "Aw. Kak Dio, pelan-pelan!"

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang