86 • Malam Penuh Kesan

10 1 0
                                    

"Boleh-boleh aja"

"Ho," kata Tieeshara dengan menampakkan senyum, senyum yang mendadak membuat Baaqir ikut menampilkan garis di bibir, seperti tersadarkan oleh sesuatu, ia segera menundukkan pandangan sambil melantunkan bacaan istighfar

Baaqir mengalihkan kepada topik pembahasan yang lain. "Lulus sekolah jadi menghafal Al-Qur'an?"

"Alhamdulillah jadi, sekarang udah mulai menghafal dan menyetorkan hafalan, tapi gue masih pulang pergi, belum nginep di asrama. Jujur si, agak repot, yang seharusnya gue bisa menghafal dalam sehari di waktu yang berbeda sesuai kebijakan pesantren, yakni tiga sesi, ini malah langsung gue setorkan dalam satu sesi secara bersamaan"

Baaqir menganggukkan kepala sebagai pertanda bahwa ia memahami perasaan Tieeshara. "Seenak lo aja, kalau itu menyulitkan yaa berarti lebih baik tinggal sementara di asrama. Belum kuliah juga, jadi bisa fokus secara penuh untuk menghafal"

"Gue juga mikirnya gitu, tapi Kakak gue ngga setuju, mereka terlalu khawatir, tapi nanti mau coba untuk bilang lagi deh supaya memudahkan gue juga. Berarti lo hebat banget bisa menyelesaikan pendidikan sambil menghafal Al-Qur'an di waktu yang bersamaan"

"Tapi risikonya menghafal dalam jangka waktu yang cukup lama"

"Lo menghafal Al-Qur'an dimana?"

Baaqir sempat terdiam beberapa saat. "Ada, di pesantren juga"

"Pesantren mana? Lokan sekolah"

"Yaa, ada deh. Gue mau ke dalem sebentar, ya"

"Iya"

Terlepas Baaqir masuk ke dalam, Tieeshara kembali membuka ponsel yang masih belum ada balasan notifikasi pesan maupun panggilan balik dari Dion. Akhirnya ia memutuskan untuk membuka aplikasi Al-Qur'an yang sudah diunggahnya sejak awal memutuskan untuk menghafal

Terlebih dahulu Tieeshara membaca lalu memejamkan mata untuk melanjutkan hafalan, beberapa kali ia mengulang bait demi bait agar terekam di otak

"Mang aamana billah

"Man aamana billah (مَنۡ اٰمَنَ بِاللّٰهِ) ," kata Baaqir yang baru saja kembali ke ruang tamu bertepatan dengan salahnya Tieeshara dalam membaca potongan Surah Al Baqarah ayat 62. Ia yang menyadari akan kesalahan dalam pembacaan Al-Qur'an, seketika langsung mencoba untuk mengoreksi dan memberitahu kepada Tieeshara mengenai letak kesalahan. "Nun mati yang bertemu dengan huruf Hamzah atau Alif maka dibacanya bukan mendengung, melainkan jelas"

Tieeshara tersipu malu. "Oh, eum ... Makasih," ucapnya langsung menutup aplikasi Al-Qur'an dan kembali meletakkan di tempat semula

"Kok udahan?"

"Iya. It— Itu kucing lo?" kejut Tieeshara begitu melihat Baaqir yang ternyata tidak hanya datang sendiri, melainkan juga datang bersama dengan hewan berbulu berwarna hitam yang berada di dalam pelukan

"Iya. Sorry, gue ngga ada niat maksud untuk takutin lo, Tir"

Baaqir memilih duduk lebih berjauhkan lagi dengan Tieeshara

"Nama kucing itu siapa?"

"Boba. Oh ya, gimana kabar Sarwendah? Kucing putih punya pacar Kakak lo yang pernah dibawa ke sekolah"

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang