Tieeshara tidak membawa notebook, alhasil dirinya lebih memilih untuk membuka ponsel agar dapat merangkai kata yang akan dijadikan sebuah kalimat
Hallo, Marshmellow!
Hari ini aku datang lagi, tetapi bukan dengan makhluk itu lagi, melainkan hanya dengan bayanganku sendiriAku harap kamu tidak akan berkata, "Tidak apa, asal kamu dapat berbahagia setiap kali memakan makanan manis ini"
Alasannya adalah karena aku tidak tau harus menjawab apa, selain permintaan terimakasihku kepadamu. "Marshmellow, terimakasih untuk semua kebahagiaan yang telah engkau beri. Sekalipun nanti kamu mengetahui bahwa aku bukanlah salah satu manusia yang menyukai"
Ya, aku tidak suka, namun bersama dengannyalah aku dapat menjadi bahagia
Sekuat apapun marshmellow membuat diri ini menjadi sangat bahagia, akan tetap terasa hampa jika memakan tanpanya
Keberadaan marshmellow dan dia, laki-laki baik yang sempat Tuhan kenali kepadaku, memang sama-sama membuat diri menjadi sangat bahagia, namun hati ini tidak bisa berbohong, bahwa dirinyalah yang akan menjadi juar
— Tieeshara Kianna Tusalwa
Tieeshara menenggakkan kepala untuk melihat ke arah langit yang sudah semakin gelap
Matahari, setiap hari kamu selalu berusaha untuk bekerja dengan baik. Terimakasih karena berkatmu, bumi ini menjadi lebih terang dan kini hari sudah semakin gelap, pertanda bahwa kamu akan berganti tugas dengan benda langit di malam hari
Aku tidak akan mengatakan selama tinggal karena esok kamukan kembali. Ah aku tau, kamu tidak benar-benar pergi karena sebenarnya kamu tetap ada, hanya saja bumilah yang bergerak, sehingga terlihat menghilang ketika malam
Sebagaimana Kakak keduaku, yakni Dion Zylanza Al Musawa sampaikan mengenai apa yang ia pelajari sewaktu dulu di SMA, dikutip dari situs European Space Agency bahwa sepanjang hari bumi terus melakukan rotasi bumi selama 23 jam 56 menit 4 detik. Rotasi bumi ini bisa disebut pula sebagai perputaran bumi pada porosnya
— Tieeshara Kianna Tusalwa
Di tengah-tengah mengetik, Lazhirovan, Dion, Raditya, dan Raina menghampiri Tieeshara yang masih terduduk di tepi api unggun. Mereka datang untuk menjemput Tieeshara agar dapat kembali ke hotel, hal tersebut disebabkan karena sebentar lagi adzan maghrib akan berkumandang
Selepas menunaikan ibadah, Tieeshara kembali meminta izin untuk pergi ke tempat itu lagi, namun kali ini Tieeshara membawa notebook yang sudah Lazhirovan beri. Tieeshara tidak pergi sendiri, melainkan Dion dan Raina juga ikut dengan jarak yang lumayan cukup berjauhan
Semakin malam, semakin banyak pula pengunjung yang datang, terlebih jika mengingat bahwa besok sudah memasuki hari libur
Tieeshara menyaksikan benda langit yang kini sudah mulai bermunculan. Tieeshara menatap ke arah beribu cahaya bintang yang jika dilihat dari kejauhan, cahaya bintang selalu setia berada di sekeliling bulan
Cahaya bintang memang selalu ditakdirkan untuk menjadi setia, termasuk manusia bernama Starlight. Jadi, aku harap, bulan tidak akan pernah berpaling dan akan selalu bersyukur karena cahaya tersebut selalu ditakdirkan untuk mengawasi
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...