Tieeshara datang ke sekolah tepat jam masuk telah berbunyi, namun hal itu tidak membuat dirinya mempercepat langkah kaki. Mata Tieeshara menatap ke arah sekeliling sekolah dan dirinya harus menerima kenyataan bahwa ia akan meninggalkan tempat menuntut ilmu lebih cepat dari teman-temannya
"Tiara"
Teriak salah satu guru yang akan mengajar di jam pelajaran pertama
"Miss Vanya?" Tieeshara berlari untuk menghampiri sang guru, lalu setelah itu Tieeshara mencium punggung tangannya
"Kok tumben belum masuk kelas?"
"Iya, Miss. Hehe"
"Kamu sakit?"
Tieeshara menggelengkan kepala dengan cepat
"Yaudah masuk kelas bareng, yuk?" ajak Vanya
Tieeshara menyetujui dan dirinya berjalan menunduk di belakang sang guru
Vanya memberhentikan langkah lalu menoleh ke arah belakang. "Loh, sini jalan di samping Miss aja"
"Miss Vanya ..." panggil Tieeshara dengan lirih seraya memegang tali ransel
"Iya?"
"Maaf, ya. Kalau selama di sekolah, saya jarang ngerjain tugas matematika"
Vanya menciptakan lengkungan sabit di bibirnya. "It's, okay. Belajar dari kesalahan untuk jadi lebih baik, ya?"
Sesampainya di dalam kelas, Tieeshara kembali berjalan ke tempat duduk sambil menunduk. Ternyata ada sisi baiknya juga jika Tieeshara harus cepat-cepat keluar dari sekolah ini karena dengan begitu, Tieeshara tidak akan melihat wajah Kalina lagi, terlebih jika mengingat percakapan antara Ferolin dan Haszna pada saat di restoran
".... Nah setiap kali guru masuk, ada aja yang nanya, "Kamu Adiknya Hiro, Dio, sama Radit, ya?" Belum lagi Kakak-Kakak kelas yang satu angkatan sama Kak Radit, pasti setiap ketemu Tiara selalu nyapa. Padahal itu baru masuk loh, tapi udah dikenal seantero sekolah. Makanya Kalin mau temenan sama Tiara biar bisa numpang panjat"
Tieeshara tidak ingin berpikir bahwa Kenzi memiliki niat yang sama seperti Kalina
Semua berjalan seperti biasa, hingga akhirnya bel berakhir telah berbunyi. Semua murid bersiap-siap untuk pulang ke rumah masing-masing, begitu juga dengan Tieeshara
"Assalamu'alaikum, Kak Hironya Tiaarraaa"
"Waalaikumsalam"
Ketika Tieeshara ingin memeluk Lazhirovan, dirinya langsung membatalkannya. "Hehe lupa, Tiara bersih-bersih dulu, ya. Baru pulang masa langsung peluk-peluk?"
"Yaudah sana, jangan lama, nanti telat ngajinya"
"Tiara ngga ngaji dulu deh, Tiara mau temenin Kak Hiro"
"Beneran? Ngga nyesel nih? Sebentar lagi Tiara mau tinggal bareng sama Papah loh"
Awalnya Tieeshara dilema antara ingin pergi mengaji atau tidak, tapi dirinya memutuskan untuk tetap pergi. "Eum ... Yaudah deh, Tiara ngaji"
Selepas membersihkan tubuh dan mengganti pakaian, Tieeshara bersiap-siap untuk kembali bergegas pergi. Kewajibannya dalam menuntut ilmu dunia juga akhirat telah menggagalkan niatnya untuk bisa menemani Lazhirovan
Sesampainya di tempat mengaji, Tieeshara belum melihat kedatangan Humairah. Jadi, Tieeshara lebih memilih untuk duduk di depan masjid sambil mendengar lantunan ayat suci Al-Qur'an yang sedang dibaca oleh seseorang
Selama Tieeshara belajar membaca Al-Qur'an dan memperdalam ilmu agama dengan Humairah, Tieeshara sudah tidak asing lagi mendengar suara khas laki-laki itu
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...