"Bunda harap kamu ngerti kenapa Bunda bersikap kayak gini. Semenjak kamu pacaran sama Kenzi, Tiara jadi jarang main ke sini. Mau main ke rumah Tiara juga ngga enak. Kak Hiro kerja, Kak Dio sama Kak Radit kuliah, pulang sekolah Tiara suka main sama temen-temnnya termasuk Kenzi dan Kalin, jadi ngga ada waktu buat ke sana. Belum lagi setiap hari libur, kadang Kak Hiro suka ngajak Adik-Adiknya buat keluar. Beda bangetkan? Dulu sepulang sekolah, Tiara malah lebih sering ke sini. Zigit, Tiara udah ditinggal sama orangtuanya, jadi Bunda ngga mau ninggalin dia. Tolong jaga sikap, jangan bikin dia ngerasa makin ngga punya siapa-siapa selain Kakak-Kakaknya"
Sebenernya Zigit juga ngga mau kayak gini, Bun batin Zigit
***
Bagi Tieeshara hari ini rasanya lelah sekali, tetapi rasa lelah yang dirasa seolah sudah terkalahkan oleh rasa rindu
Masa iya Tieeshara merindukan masa lalu yang penuh dengan kemaksiatan? Walau hanya sekedar teman tapi tetap saja, pernah melakukan hal yang melanggar syariat. Ah Tieeshara pikir bukan itu, mungkin lebih tepatnya Tieeshara hanya merindukan sesosok laki-laki yang tadi ditemui
Tieeshara sibuk mencari notebook yang sampai sekarang masih disimpan. Setelah menemukan benda yang dicari, Tieeshara segera membawa ke atas tempat tidur
Di bagian luar, terdapat nama Zigit dan Tieeshara yang telah diberi warna senada. Buku itu adalah buku yang dahulu pernah dibuat bersama
Tieeshara mulai membuka setiap lembaran yang berada pada buku tersebut. Di halaman pertama terdapat foto masa kecil masing-masing, dilanjut dengan lembaran berikutnya, hanya saja kali ini mereka telah bertemu sehingga dapat foto bersama. Di bagian bawah foto terdapat tanggal pemotretan, sehingga Tieeshara tahu bahwa foto itu diambil sewaktu mereka duduk di bangku kelas 1 SMP
Saat itu, Tieeshara sedang diboncengi oleh Zigit dengan menggunakan sepeda yang tadi sempat Tieeshara lihat. Tieeshara berdiri di jok belakang, tangan kiri yang memegang pundak Zigit, sedangkan tangan yang satu diangkat ke atas sambil menggenggam kerucut es krim. Iya, memang hanya kerucutnya saja, sedangkan es krimnya sudah jatuh ke tanah
Tieeshara sangat ingat, waktu itu Zigit menyisihkan uang saku agar dapat mengajak Tieeshara jajan di minimarket untuk membeli dua buah es krim. Karena uangnya kurang, jadi hanya bisa membeli satu buah es krim saja, sisanya mereka belinya cemilan yang lain. Cemilan yang harganya jauh lebih murah dibanding membeli satu es krim. Niatnya ingin menikmati bersama, tetapi ternyata krimnya sudah jatuh. Namun hal itu tidak mengurangi rasa bahagia yang sedang mereka alami
Zigit Starlight Sander
Canda dan tawa sangat terlihat jelas, seakan Tuhan menciptakan mereka hanya untuk memperoleh kebahagiaan. Namun pada akhirnya, Tuhan jugalah yang telah membalik keadaan. Mungkin lebih tepatnya, ketika Kenzi hadir di tengah keduanya
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...