Tanpa mengalihkan pandangan ke televisi, Dion dengan santainya menjawah. "He'em, iya. Abisnya gue kesel. Mau ngapain coba ngga sekolah?"
"Emang sebelumnya lo tau alasannya?"
"Ngga. Gue tanya, dia ngga kasih tau. Gue tau-tau pas baca isi chat dia sama temen-temennya. Niatnya cuma mau kasih pelajaran aja, eh dianya malah ngelawan, pake ngatain gue. Gue kesel"
"Kalau mau marah dipikir dulu, nanti kalau nyesel baru kerasa belakangan. Udah berapa kali gue bilang? Kalau mau kasih pelajaran, pake cara yang baik, kalau emang dibaikin masih ngelawan berarti emang kesalahan ada di Tiara"
"Sorry, Kak"
Tieeshara yang baru saja ingin menuruni anak tangga karena ingin pergi ke dapur, sempat tidak sengaja mendengar percakapan antar Lazhirovan dan Dion, sedangkan Raditya hanya diam tidak mengikut campuri
"Kak Hiro, udah. Jangan marahin Kak Dio, Kak Hirokan tau sendiri kalau ini bermula dari Tiara. Udah, cukup marah ke Tiara aja tadi"
"Mau ke Tiara atau ke Kak Dio, Kakak ngga marah kok, cuma mau kasih tau," elak Lazhirovan
"Mending sekarang Kak Hiro istirahat, pasti capekkan? Atau mau makan dulu? Kalau mau, Kak Hiro mau Tiara masakin apa? Telur? Sosis? Nugget juga masih ada di kulkas atau mau makan mie? Tiara ngga bisa masak selain itu. Terus makanan yang tadi Kak Dio masak udah abis, soalnya kita ngga tau kalau Kak Hiro bakal pulang cepet"
Adzan Lazhirovan Al Musawa
"Lebih enak makan mie, apalagi mie kuah pake telur," lontar Raditya
"Yang ditanya siapa, yang jawab siapa," tandas Dion
"Kakak udah makan, Tir. Sekarang mau langsung ke kamar aja," kata Lazhirovan lalu beranjak dari sofa. "Radit, inget omongan gue waktu itu"
"Iya, inget. Tadi gue cuma mau kasih saran aja, malem-malem gini enaknya makan mie"
"Halaahh alesan," timpal Dion bersamaan dengan lemparan bantal berbentuk persegi ke arah Raditya. "Mau pagi, siang, sore, ataupun malem sekalipun, menurut lo makan mie emang paling cocok"
"Ck, maksud gue mie rebus." Raditya tidak tinggal diam karena telah dilempar dengan bantal oleh Dion, Raditya balik melempar yang dimana lemparannya malah mengenai Tieeshara. "KAK HIIROOO, KAK DIO SAMA KAK RADIT MAIN LEMPAR-LEMPARAN BANTAL NIH, TERUS KENA MUKA TIARA," adu Tieeshara
"Eh— maap-maap. Ngga sengaja"
Lazhirovan membalikkan tubuh. "Astagfirullahaladzim, ada-ada aja si kelakuannya?"
***
"Tiara"
Spontan Tieeshara menoleh ke arah sumber suara dan mendapati orang tersebut yang kini tengah berdiri di belakangnya
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...