"Udah si biarin aja, justru baguskan? Siapa tau nanti kita bisa ngikutin Tiara," Kenzi membela Tieeshara
"Ngga mau deh. Pake hijab ngga fashionable"
Kalina tidak tau saja, bahwa kini sudah banyak fashion yang dikhususkan untuk perempuan berhijab tetapi Tieeshara berusaha untuk tidak melakukan hal tersebut atau lebih memilih untuk mengenakan pakaian dengan sewajarnya karena salah satu fungsi dari hijab adalah untuk mengalihkan pandangan dari laki-laki non mahram
"Kalin, ngga semua orang mandang Tiara dengan pandangan yang sama kayak lo, buktinya gue suka." Perdebatan tersebut tentu didengar oleh seisi ruang, termasuk oleh salah satu murid yang membelanya. Ahmad Baaqir Ho Mufadhal Athaillah, dialah laki-laki yang telah berkata seperti itu
Ahmad Baaqir Ho Mufadhal Athaillah
Tieeshara tidak menyangka dengan pembelaan tersebut, terlebih jika mengingat bahwa Tieeshara tidak pernah berbaur dengan Baaqir walaupun sudah hampir tiga tahun mereka menjadi teman sekelas. Walaupun pembelaan tersebut terdengar agak kejam
Sorakan dari teman-teman mengisi seisi ruang, "Ciaaaa elaaahh, Baaqir, lo suka sama Tiara?"
"Astagfirullah ..." ucap Baaqir
***
Seperti biasanya, setiap pulang sekolah, Tieeshara selalu menemui Humairah. Tapi kali ini, Tieeshara tidak melihat keberadaan perempuan itu
"Mbak"
Tieeshara menoleh ke arah sumber suara dan dirinya sangat mengingat siapa laki-laki itu, Haqqon. Dialah laki-laki yang telah membantunya dari manusia yang memiliki gangguan jiwa waktu itu
"Ya?"
"Lagi nunggu Ustadzah Humairah?"
"Iya. Ustadzah Humairah kemana, ya?"
"Sekarang di rumah Ustadzah lagi ada tamu, beliau memerintahkan kepada saya untuk ngajak Mbak datang ke rumahnya"
Tieeshara tidak enak jika harus mengganggu. Jadi, lebih baik Tieeshara memilih untuk pulang ke rumah. "Gue pulang aja deh"
"Ngga papa, dateng ke rumah Ustadzah aja. Sebenar lagi tamunya juga udah mau pulang kok"
Tieeshara menurut. Haqqon berjalan lebih dulu, sedangkan Tieeshara berjalan di belakangnya
Sesampainya di rumah Humairah, Haqqon mempersilahkan Tieeshara untuk masuk. Namun ketika Haqqon ingin beranjak pergi meninggalkan tempat tersebut, tiba-tiba saja Tieeshara mencegahnya. "Eum ... Sebentar"
"Iya?"
"Dari awal ketemu, kenapa kalau setiap lagi ngobrol sama gue, pandangan lo selalu liat ke bawah? Emang ada yang salah dari muka gue?"
Mohammed Ulul Azmi Haqqon Thaahir
"Ngga ada yang salah, saya cuma takut ngga bisa kontrol diri"
"Ma— maksudnya?"
"Eum ... Ngga. Yaudah Mbak, silakan masuk"
Tieeshara tidak langsung menuruti permintaan tersebut. Tieeshara teringat yang tanpa sepengetahuan seorangpun, dirinya sudah mencari keberadaan akun sosial media pribadi Haqqon. Bagi Tieeshara, foto yang Haqqon unggah sangat terlihat begitu tampan, apalagi ditambah dengan caption yang mengarah kepada keagamaan
Tieeshara juga tau bahwa ternyata tidak ada seorang perempuan yang Haqqon ikuti kecuali Humairah. Tieeshara pikir, mungkin karena Humairah adalah orangtuanya. Haqqon benar-benar tipikal laki-laki tampan yang pandai menjaga diri
"Yaudah, Mbak. Saya buru-buru belum shalat ashar. Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam. Ngga usah panggil gue dengan sebutan Mbak"
Sekarang Tieeshara hanya bisa melihat punggung Haqqon yang mulai semakin menjauh dari tempat Tieeshara berdiri
"Tiara." Tieeshara terperanjat begitu mendengar dan merasakan sentuhan hangat dari tangan seseorang yang mengelus pundaknya dan hal itu membuat Tieeshara spontan menoleh ke arah orang tersebut
"Eh astagfirullahaladzim, Ustadzah," kaget Tieeshara sambil mengelus dada
"Maaf ya, Nak. Ustadzah kagetin kamu, ya?"
"Eh— Eum ... Ngga, Ustadzah. Mak- Maksudnya ngga terlalu"
"Kenapa kamu masih di sini? Haqqon mana? Dia ngga suruh kamu masuk?"
"Tadi Haqqon udah suruh Tiara masuk kok, terus katanya Haqqon buru-buru mau shalat ashar"
"Kalau kamu sendiri udah shalat?"
"Alhamdulillah Tiara udah shalat. Tadi sebelum pulang sekolah, Tiara sempetin shalat di mushallah dulu"
"Yaudah masuk, yuk?" ajak Humairah
Humairah menuntun Tieeshara untuk masuk ke dalam rumah. Rumah sederhana namun sangat nyaman untuk dihuni, hingga harum bukhur tercium memenuhi seisi ruang. Mata Tieeshara menjelajahi setiap sudut yang membuat dirinya merasa kagum secara diam. Banyak kitab yang tertata rapi di dalam rak kaca berwarna putih yang berukuran lumayan cukup besar
Mata Tieeshara terhenti pada beberapa tamu yang kini sedang berhadapan langsung dengan Hadi. Walau tamu itu membelakangi Tieeshara, tetapi Tieeshara merasa seperti mengenal mereka
"Kenapa, Tiara? Kamu kenal?" tanya Humairah bergitu tersadar jika pandangan Tieeshara sedang menatap ke arah tamunya
"Maaf, Ustadzah. Kalau Tiara boleh tau, tamu itu siapa, ya?"
Entah salah atau tidak jika Tieeshara bertanya mengenai hal tersebut
***
Ahmad Baaqir Ho Mufadhal Athaillah / Baaqir
×
Ho Mufadhal / Ho
Instagram : @ho.mfdhal & @homuff_
TikTok : @homuff_Mohammed Ulul Azmi Haqqon Thaahir
×
Mohammed Difa Haqqon
Instagram : @mhmdifahaqqon_
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...