"Istighfar lo, Kak!"
"Lagian ngomong setengah-setengah"
"Gue ngga suka karena lo ribet banget, udah kayak mau kemana aja. Di sana niat awal Kak Hiro cuma mau kerja"
"Kak Hiro aja ngga keberatan. Lagian pas kita ke sana, tugas Kak Hiro udah selesai"
"Emang lo tau isi hati orang?" kata Raditya terakhir kali seraya bangkit dari sofa sambil membawa kamera dan laptop
"Fu-" belum sempat Dion berkata, namun Lazhirovan telah memotongnya, karena tau perkataan apa yang akan Dion lontarkan. "Ayo, mulai ngomong kayak gitu"
"Gue cuma kesel aja, Kak"
"Emang harus banget ngomong kayak gitu?" Lazhirovan menjeda ucapan. "Dio?"
"Apaan?"
"Jawab pertanyaan gue"
"Ngga"
"Ngga apaan? Ngga harus ngomong kayak gitu atau ngga mau jawab pertanyaan gue?"
"Ngga harus. Ck, udahlah. Mending lo cariin Radit cewek"
"Gue sendiri aja masih single, ini malah nyuruh-nyuruh"
"AAAA UDAH! TIARA PUSING PUNYA KAKAK COWOK SEMUA"
"Kak Dio juga pusing. Punya adek cewek satu, tapi berisiknya minta ampun"
"Ish Kak Hiro ... Kak Dionya tuh," Tieeshara meminta pembelaan kepada Lazhirovan
Raditya yang hampir sampai di lantai atas, sempat menoleh. "Kak Dio, asal lo tau, Kak. Gue bukannya ngga suka cewek, gue cuma mau ngejaga kesucian diri sebelum waktunya"
"Sok ngga punya dosa"
"Justru karena gue udah punya banyak dosa, makanya ngga mau nambah. Lagian ini juga salah satu cara gue buat meminimalisir jumlah dosa"
***
Di hari Sabtu pagi, sekitar pukul 8.30, keluarga yang memiliki alis tebal itu sedang berada di dalam mobil untuk sampai ke suatu tempat
Lazhirovan yang menyetir, Dion duduk di sebelah kiri tepat samping pengemudi, sedangkan Raditya dan Tieeshara duduk dikursi belakang. Kursi yang diduduki oleh Tieeshara sejajar dengan kursi milik Lazhirovan, sedangkan kursi yang diduduki oleh Raditya sejajar dengan kursi milik Dion
"Gue ngga ngerti sama cara pacaran lo, Kak. Ribet banget. Mau izin aja pake acara dateng ke rumahnya. Siapa yang mau kerja, siapa yang rempong," komentar Raditya
"Baguslah. Kalau mau ajak cewek, yaa harus izin ke orang tuanya dulu"
Sebelumnya Dion memang tidak pernah mengajak Raina pergi jauh, apalagi sampai harus menginap, walau tidak lama. Paling hanya ke tempat layaknya orang pacaran biasa, seperti tempat-tempat yang memang layak untuk dijadikan hangout
"Yakan bisa via call. Mending kalau lo jalan sendiri, lah ini pake bawa keluarga. Udah berasa mau lamaran"
"Anggep aja latihan dulu"
"Pede lo udah mentok"
"Orang mah do'ain"
"Raina belum tentu yang terbaik buat lo, jadi gue minta yang terbaik aja. Makanya jangan terlalu pede dulu, untung-untung ngga sampe gila"
"Udah. Radit ... Dio ...." lerai Lazhirovan
Tieeshara jadi teringat orang yang memiliki gangguan jiwa seperti pada waktu Tieeshara temui. Tieeshara takut jika hal itu sampai terjadi pada Kakaknya. Tieeshara menggelengkan kepala, dirinya tidak boleh memikirkan hal itu. "Kak Dio"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...