Menurut Tieeshara, ketiga Kakak-Kakaknya memang memiliki sifat dan kepribadian yang cukup berbeda, ta
etapi hal itu tidak mengurangi rasa sayangnya kepada mereka. Di luar dari itu, hanya ada satu persamaan yang mereka bertiga miliki, yaitu sama-sama memiliki alis yang cukup tebal. Tieeshara bersyukur karena telah memiliki Kakak-kakak yang baik"Udah, ya. Mulai sekarang jangan belanja aja yang dipikirin, tapi belajar juga. Kakak ngga mau kalau kita sampe dipanggil ke sekolah lagi"
Tebakkan Tieeshara benar bahwa Lazhirovan pasti sudah tau mengenai hal itu
"Tapi Kak Hiro tau dari mana? Kak Dio, ya?"
"Kenzi"
"Ngapain Kenzi bilang ke Kak Hiro?"
"Iya. Tadi dia minta maaf, mungkin dia ngerasa ngga enak soalnya kemarin Tiara ikut-ikutan dikeluarin dari kelas karena diakan? Yaudah sini kartu ATMnya balikin ke Kakak"
"Tapi, Kak—"
"Sini, Tir. Mulai besok Kakak kasih cash aja, itu juga ngga banyak, cukup untuk jajan seminggu"
"Ya ampun, cuma seminggu? Ngga salah, Kak?"
"Ngga"
Dengan berat hati, Tieeshara tetap mengeluarkan kartu ATM yang disimpan di dalam kantung seragam. "Kak Hirokan kerja, udah pasti banyak uang"
"Tiara pikir pengeluaran Kakak ngga banyak? Banyak, Tir. Untuk makan sehari-hari, bayar air, listrik, WIFI, sekolah, kuliah Kak Dio sama Kak Radit, bensin, dan untuk keperluan lainnya. Padahal kartu ATM yang Kakak amanahin untuk Tiara udah Kakak bedain sama tabungan pendidikan, jadi seharusnya kartu tersebut bisa untuk jajan selama beberapa bulan ke depan dengan maksud supaya Kakak ngga perlu transfer setiap bulan dan supaya setiap bulannya tinggal fokus untuk biaya pengeluaran lainnya, tapi Tiara malah gunain itu untuk hal yang ngga-ngga dalam jangka waktu yang singkat. Kakak kecewa, Tir"
***
Malam hari telah tiba, ketika Tieeshara sedang menuruni anak tangga, Tieeshara hanya melihat Dion dan Raditya. Tieeshara tidak melihat Lazhirovan
"Kak Hiro kemana?" tanya Tieeshara ketika dirinya baru sampai di ruang makan
"Lagi di kamarnya. Kata Kak Hiro makan duluan aja," kata Dion seraya meletakkan ponsel
Tieeshara merasa heran, tidak biasanya Lazhirovan seperti itu. Tieeshara kembali menaiki anak tangga untuk datang menemui Lazhirovan
"Kak Hiro," panggil Tieeshara dari balik pintu
"Iya, masuk aja Tir"
Tieeshara membuka pintu kamar Lazhirovan dengan pelan. Tieeshara mendapati Kakak sulungnya yang kini sedang duduk di atas kasur sambil berhadapan langsung dengan laptop
"Kak Hiro kok masih di sini?"
"Iya. Tadikan udah Kakak minta ke Kak Dio untuk makan duluan"
Tanpa aba-aba, Tieeshara segera mendekat ke arah Lazhirovan. "Kak Hiro kenapa? Sakit?" tebak Tieeshara
Tieeshara dapat menebak seperti itu karena dirinya sangat yakin bahwa tidak mungkin Lazhirovan tidak keluar kamar jika dirinya sedang baik-baik saja. "Iya"
"Kalau sakit kenapa laptopnya ngga disimpen dulu?"
"Masih ada tugas yang harus dikerjain"
"Yaudah kalau gitu, Tiara mau tetep di sini aja"
"Mau ngapain?"
"Temenin Kak Hiro. Kalau perlu besok Tiara ngga mau masuk sekolah"
"Jangan gitu, Tir. Besok Tiara harus tetep sekolah"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...