30 • Marshmellow

30 5 0
                                    

Lazhirovan tidak tau harus menjawab apa, calonnya saja belum ada. Niat awal ingin mencairkan pikiran atas semua pekerjaan yang telah dikerjakan, ini harus ditambah dengan pertanyaan seperti itu. Bisakah Lazhirovan mengistirahatkan otaknya sebentar?

Selepas menghabiskan semua makanan dan minuman masing-masing, Raditya berinisiatif untuk mengalihkan topik pembicaraan dengan cara mengajak mereka untuk pergi ke suatu tempat yang telah dikunjunginya

Tempat tersebut adalah sebuah lautan luas dengan air yang sangat jernih, sampai-sampai terumbu karang dapat terlihat oleh mata kepala sendiri. Suara ombak bertempur menghantam bebatuan yang dapat menenangkan setiap manusia. Pasir putih yang terbentang luas di sepanjang darat, ditambah dengan lukisan senja yang telah Tuhan cipta dapat memperkaya keindahan alam. Yang lebih menakjubkan lagi adalah bahwa sore ini, pantai itu masih terlihat sangat sepi, tidak ada makhluk lain selain Lazhirovan, Dion, Raditya, Tieeshara, dan Raina, plus hewan-hewan yang hidup di dalam laut. Seolah tempat ini hanya diperuntukkan bagi mereka

Lazhirovan membentangkan kedua tangan sambil menutup kedua mata untuk merasakan hembusan angin yang memeluk dirinya, berharap rasa lelah yang bersemayam di diri dapat pergi begitu saja, begitu juga dengan Adik-Adiknya. Dion dan Raina berlari kesana kemari tanpa beralas kaki dan sedangkan Raditya kembali memotret pemandangan pantai walau tadi siang telah melakukan itu, tapi baginya, versi sore akan jauh lebih memukau

Di tengah kegiatan memotret, tiba-tiba saja wajah Tieeshara muncul tepat di depan kamera dengan kedua jari telunjuk yang didekatkan ke kedua pipi. "Cisss. Kak Radit, ayo foto Tiara! Muka Tiara ngga kalah cantik sama pantainya kok, kan sama-sama ciptaan Tuhan," kata Tieeshara dengan penuh percaya diri

Tieeshara berlari menjauh dan Raditya mulai memotret. "Tapi fotonya diclose up aja," pinta Tieeshara dengan suara yang dinaikkan dan Raditya hanya mengacungkan ibu jari sebagai pertanda setuju

Saat Lazhirovan membalikkan tubuh, ia baru menyadari jika sedari tadi Dion dan Raina sedang berlari. "Dio, Raina"

"Iya? Kenapa, Kak?" jawab Dion bersamaan dengan berhentinya kedua kaki

"Abis makan jangan lari-lari." Lazhirovan memberi peringatan layaknya seperti orang tua kepada sang anak

Dion dan Raina menurut untuk tidak berlari lagi dan lebih memilih untuk ikut foto bersama Tieeshara

Berawal dari Tieeshara yang hanya foto seorang diri, kini bergantian dengan Dion yang foto berdua dengan Raina

"Sekarang Tiara mau foto sama Kak Dio yang banyak, kalau perlu isi galeri Kak Dio harus penuh sama foto Tiara," cemburu Tieeshara kepada Raina

"Dari dulu emang banyak foto kamu di galeri Kak Dio"

"Tapi Tiara mau kalau isi galeri Kak Dio ada 50 % foto Kak Dio, 30 % foto sama Tiara, 5 % foto sama Kak Raina, 15 %nya lagi foto random"

Dion tidak mengambil pusing untuk memperdebatkan isi galeri yang telah diatur oleh Tieeshara. Jadi, Dion lebih memilih untuk tidak lagi menanggapi

Raditya mulai memotret Dion dan Tieeshara dalam waktu beberapa menit ke depan, ketika sudah cukup banyak Raditya memotret, Tieeshara masih enggan untuk berhenti, perempuan itu masih berpose dengan gaya yang tidak ada habis-habisnya

"Mau sampe kapan fotonya? Ini udah banyak," protes Raditya yang kini sudah merasa lelah

"Yaudah, iyaa"

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang