Keesokan paginya, Lazhirovan pergi ke kantor lebih awal. Entah mengapa, semenjak Lazhirovan pergi, laki-laki itu terlihat lebih sibuk dari biasanya. Berangkat lebih awal dan pulang lebih akhir. Begitu juga dengan Dion, pagi ini Dion juga pergi ke kampus lebih awal. Alhasil tinggal Raditya dan Tieeshara yang masih sarapan di ruang makan
Sebelum pergi, Dion sempat melihat Tieeshara yang sudah mengenakan seragam dan atribut lengkap, tinggal memakai jilbab saja. Namun biasanya sebelum turun ke lantai bawah, Tieeshara pasti sudah siap dengan semuanya
"Tiara, Kak Dio buru-buru mau ada urusan. Kamu jangan sampe ngga sekolah lagi loh, ya"
"Iya, Tiara sekolah kok"
"Yaudah, assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam," jawab Raditya dan Tieeshara secara bersamaan
Setelah sarapan, sekali lagi Tieeshara membuka tas untuk memastikan bahwa tidak ada barang yang tertinggal. "Kak Radit, Tiara berangkat duluan, ya. Assalamu'alaikum"
"Tiara"
Langkah Tieeshara terhenti dan menoleh menghadap ke arah Raditya. "Iya?"
"Jilbabnya?"
Tieeshara menggelengkan kepala, sedangkan Raditya menautkan kening. "Kenapa?"
"Ngga papa"
"Tunggu sebentar." Raditya naik ke lantai atas untuk masuk ke dalam kamar Tieeshara dan mengambil jilbab di lemari. Setelah itu, Raditya kembali menuruni anak tangga dan memberikan jilbab yang sudah dibawa kepada sang Adik. "Nih pake"
"Ngga mau"
"Pake dulu," perintah Raditya
"Ng-"
Belum sempat Tieeshara menyelesaikan perkataannya, namun Raditya sudah memotong. "Pake, Tir"
"Tiara ngga mau"
"Kenapa tiba-tiba ngga mau pake jilbab?"
"Temen Tiara bilang, katanya ngga usah nutupin kebusukan pake hijab"
"Berarti tandanya kamu setuju sama apa yang udah dibilang sama temen kamu itu? Kamu membenarkan perkataan dia kalau kamu ... busuk?"
"Ngga tau. Mungkin tanpa sadar kalau apa yang temen Tiara bilang itu bener"
"Kenapa dia sampe bilang kayak gitu?"
"Karena dia ngira kalau Tiara mau pake hijab biar bisa deket sama Zigit lagi"
"Emang bener alasan kamu pake hijab biar bisa deket sama Zigit lagi?"
"Ngga"
"Nah yaudah, berarti tandanya apa yang temen kamu bilang itu salah. Kamu ngga seburuk apa yang dia kira. Ini pake jilbabnya"
"Tiara bilang ngga mau, Kak"
"Berarti sama aja kamu nolak perintah Allah. Kak Radit tau, kalau nutup aurat itu hukumnya wajib, baik seorang perempuan ataupun laki-laki. Jadi, mau buruk atau ngganya seseorang, yang namanya kewajiban harus tetep dilakuin"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...