68 • Undangan

13 2 0
                                    

"Eum ..."

"Abis berantem?"

Dion menggelengkan kepala. "Ngga, Kak. Ini ... Ini gue sendiri pelakunya"

Dion mengingat kembali apa yang sudah ia lakukan sebelum pulang. Dion memang sempat menghantam Valdy dan Jeno, namun mereka berdua sama sekali tidak membalas hantamannya. Selepas kedua orang tersebut meninggalkan Dion seorang diri, Dion segera pergi ketempat lain, tempat tersebut adalah sebuah lapang, di sana ia memberi tinjuan kepada pipinya sendiri hingga terlihat lebam dibagian tersebut

Mata Dion memerah, perlahan butiran air matanya jatuh membasahi pipi lebamnya

"Hm? Kenapa Dio? Kenapa nyakitin diri sendiri?"

Dion menunduk, tangisannya semakin pecah

Kali ini Lazhirovan yang memeluk lebih dulu. "Orang yang selama ini lo percaya udah nyakitin, terus masa lo ikut-ikutan nyakitin diri sendiri?"

Dion tidak kuasa untuk menjawab, ia tetap menangis di dekapan tubuh Lazhirovan, tangisannya tidak kunjung reda justru semakin menjadi

***

Selepas menunaikan shalat Maghrib dan melepas perlengkapan shalat, Tieeshara meraih ponsel yang sedari tadi dibiarkan tergeletak di atas kasur. Tangannya dengan gerakan cepat membuka sebuah aplikasi yang biasa ia gunakan untuk bertukar pesan. Nama salah satu Kakaknya berhasil ia temui dan segera mengetikkan pesan

: Tieeshara Tusalwa
Kak Dio, maaf ya gara-gara hal kecil jadi ngerambat kemana-mana. Tiara sendiri juga ngga nyangka berawal dari hal sepele bisa sampe besar kayak gini. Tiara yang marah sewaktu Ferolin dan Haszna ngomonin kita sewaktu di Restoran, terus Tiara yang ngga sengaja ketemu Zigit di pantai, Kenzi yang dikompori sama Kalin untuk marah dan cemburu ke Tiara, sampe akhirnya mereka semua kerja sama untuk bales dendam karena sama-sama ngerasa tersakiti. Seandainya juga Tiara simpen sendiri dan ngga pernah cerita apa-apa ke Kakak-Kakaknya Tiara terlebih Kak Dio, mungkin Kak Dio ngga bakal marah dan ngelabrak mereka. Terus Ferolin dan Haszna yang masih ngga terima kalau Kak Dio ngelabrak mereka sampe akhirnya mengarang cerita dengan cara membalikan fakta kepada salah satu saudaranya sampe ngebuat temen dia berhubungan badan dengan Raina. Dan pada akhirnya Kak Dio putus dari Raina. Iya tau, kalau soal hubungan Kak Dio dan Raina emang ngga sepenuhnya salah Tiara, melainkan sebelum mereka berhubungan badan, mereka emang udah punya hubungan bahkan sebelum kalian putus tapi tetep aja kalau misalnya masalah Tiara dan temen-temen ngga ada, mungkin Raina ngga bakal berhubungan badan dan kalian bisa tetep ngelanjutin pernikahan. Sekali lagi maafin Tiara, Kak

Tieeshara masih terus menunggu balasan pesan dari Dion, namun nihil. Laki-laki itu hanya membaca pesannya saja

: Tieeshara Tusalwa
Tiara sayang Kak Dio bgt bgt! 😖🖤
Tiara ngga mau kalau Kak Dio terus-terusan sediiih
Sekali lagi maafin Tiara kalau penyebab kesedihan Kak Dio adalah Tiara sendiri
Jangan lupa makan, ya, Kak. Kalau tadi ngga mau makan mie instan buatan Tiara sampe harus tumpah karena dibanting, seenggaknya tolong makan masakan Mama, Mama udah masak loh. Lagipula kita udah jarang dimasakin Mama. Emang Kak Dio ngga kangen?

Air mata Tieeshara jatuh tanpa diminta. Tieeshara menenggakkan kepala menatap ke arah langit-langit dinding dengan memeluk kedua kakil

Dua minggu kemudian, tatkala Raditya sedang mencuci motor di halaman depan rumah, ia mandapati sebuah surat yang dibalut dengan sebuah amplop. Raditya mengerutkan kening sambil membaca deretan nama yang berada di paling depan, "Teruntuk Johan dan Shirin beserta keluarga"

Awalnya Raditya merasa ragu untuk membuka, namun mendengar panggilan dari Lazhirovan yang baru saja pulang membuat dirinya langsung mengurungkan niat dan memberikan surat tersebut kepadanya. "Ini, Kak"

"Ini apaan?"

"Ngga tau, ngga sempet buka"

"Oke, gue masuk duluan, ya"

"Ehem"

Sesampainya di ruang tamu, Lazhirovan mendudukkan dirinya untuk membuka surat tersebut. Lazhirovan tersenyum kecut setelah membaca isi pesan. "Gue harus kasih info ini ke Dio ngga, ya? Mana Mama sama Papah udah pulang," kata Lazhirovan sambil menyenderkan punggung ke sofa yang kemudian memijat kening

"Itu surat apa, Kak?" tanya Raditya yang baru saja masuk kedalam rumah

Tanpa mengubah posisi, Lazhirovan berkata. "Loh, udah selesai nyuci motor?"

"Belum"

"Terus?"

"Gue kepo sama isi suratnya"

Lazhirovan menarik sudut bibir. "Sejak kapan Adek gue yang satu ini punya rasa kepo?"

Raditya duduk tepat di depan hadapan Lazhirovan

"Tadi gue sempet baca bagian depan doang, di sana tertulis nama Papah, Mama, beserta keluarga berarti gue juga termasuk ke dalam bagian itu. Eum ... Kalau gue tebak, jangan-jangan surat tersebut berisi undangan pernikahan Raina, ya?"

Lazhirovan menarik tubuh ke depan dan menghela napas. "Iya"

"Terus lo mau kasih tau Kak Dio?"

"Itu yang gue pikirin"

"Saran gue mending kasih tau aja"

"Alesannya?"

"Yah elah biar tuh cewek tau kalau Kakak gue ngga lemah dan gue yakin dia pasti mau dateng"

Lazhirovan tertawa terbahak-bahak mendengar jawaban dari Raditya

"Ada apaan nih nama gue disebut-sebut?"

"Mantan lo ngundang kita ke acara pernikahannya," celetuk Raditya tanpa basa basi

"Ohh"

"Ohh doang?"

"Takdir, jadi ngga usah diperpanjang"

"Lo nyesel ngga karena niat putus mau taat dan bersatu di dalam ikatan pernikahan, eh dia malah jadian sama laki-laki lain bahkan sebelum niat putus itu terealisasikan?"

"Nyesel apaan? Ngga ada korelasinya antara niat tersebut sama keburukan dia. Yaa yang tadi lo bilang, dia jadian sama laki-laki lain bahkan sebelum niat putus itu terealisasikan. Jadi mau gue niat putus  atau ngga, yaa dia tetep selingkuh duluan, kecuali kalau misalnya gue putusin dia karena mau taat terus setelah putus dia baru cari laki-laki lain, nah baru pertanyaan tersebut pantes lo lontarin"

"Oh yaudah, pertanyaannya gue ganti. Kalau misal lo putusin dia karena mau taat terus setelah resmi putus dia baru jadian lagi sama laki-laki lain gimana? Lo bakal nyesel ngga karena udah putusin dia, lagi-lagi walaupun niatnya mau taat? Eh pertanyaan ini cuma sekedar jadian, yaa. Ngga sampe hamidun"

"Wadaaaw, mungkin pada saat itu waktunya setan bertugas untuk mengguncang keimanan gue HAHAHA. Ngga tau ya, Dit, tapi kalau ternyata setan beneran bikin gue marah dan nyesel, gue bakal tetep yakin, lagi sama siapapun dia sekarang, kalau jodohnya sama gue, yaa bakal balik ke gue"

"Lo bisa mikir kayak gitu kalau keadaan udah balik normalkan?"

"Ya ... Iyaa si tapi kalau misalnya begitu bisa jadi Allah mau pisahin gue dari tuh cewek dan menggantinya dengan perempuan yang sama-sama mau hijrah"

"Eum ..." Terlihat dari raut wajah Raditya yang sedang berpikir sambil memegang dagu. "Bisa jadi"

"Udah ah, ngga usah dipikirin, ngomongin faktanya aja. Walaupun masih ngerasa sakit dan belum sepenuhnya move on, tapi tetep harus bersyukur"

"Karena?"

"Setelah mendapat kabar ngga mengenakkan, gue jadi mikir dan pada akhirnya bisa bersyukur karena gue dapet kabar buruk sebelum nikah, coba bayangin seandainya beneran jadi nikah tapi dia lagi mengandung anak dari laki-laki lain gimana? Yang ada endingnya makin gila, gue yang peranin tokoh ini juga lama-lama bisa ikutan gila"

"Halah, bukannya lo sempet nawarin diri untuk tetep ngelanjutin rencana untuk menikah walaupun tau kalau dia lagi mengandung anak dari laki-laki lain?" tanya Raditya begitu mengingat cerita dari Shirin

TIEESHARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang