"Mereka itu orang yang mau masukkin anaknya buat ngaji di sini"
Hati Tieeshara sudah mulai merasa lega, ternyata dugaannya salah
"Ini diminum dulu." Tadi Humairah meminta izin untuk pergi ke dapur, tetapi kini perempuan itu sudah kembali dengan membawa nampan berisi secangkir teh hangat dan beberapa cemilan
"Maaf ya kalau Tiara ngerepotin"
"Sama sekali ngga ngerepotin kok"
Humairah menatap Tieeshara yang kini sedang meneguk teh. Humairah merasa bangga karena sekarang Tieeshara sudah benar-benar mengamalkan ilmu yang sudah Humairah ajarkan. "Kamu cantik, Nak. Istiqamah, ya?"
Tieeshara menjauhkan cangkir dari mulutnya. "Makasih, Ustadzah. Tiara butuh do'a sama supportnya"
Di tengah percakapan antaran Tieeshara dan Humairah, tamu Hadi dan Humairah mendekat untuk berpamitan. "Saya pamit dulu, ya," kata salah satu dari tamu yang datang
Begitu mendengar suara yang sudah tidak asing, membuat Tieeshara ikut menoleh. "Bu— Bunda Yerisha?"
"Loh Tiara?"
Tieeshara menganggukkan kepala dengan antusias
"Ya Tuhan ... Kamu apa kabar, sayang?"
"Kabar Tiara baik, kalau Bunda sendiri gimana kabarnya?"
"Bunda juga baik kok. Sayang, kenapa kamu ngga pernah ke rumah Bunda lagi?"
"Maaf, Bun"
"Yaudah apapun alasannya, Bunda berusaha untuk ngerti. Mungkin Kenzi juga jadi salah satu alasan kenapa kamu udah ngga pernah main ke rumah, ya? Sayang, kalau emang bener, sekarangkan Zigit sama Kenzi udah putus, jadi ngga ada alesan buat ngga main ke rumah. Iyakan, Git?" Yerisha menyenggol lengan anak sulungnya
Sedangkan Zigit Starlight Sander, kekasih Kenzi yang sebelumnya pernah singgah di hati Tieeshara hanya diam tidak menjawab
Tieeshara tercengang begitu mendengar ucapan Yerisha. Apakah benar jika Zigit dan Kenzi telah mengakhiri hubungan? Namun bagaimana bisa? Selama ini, Kenzi tidak pernah bercerita apapun mengenai hal itu
Setelah melepas rindu, akhirnya Yerisha dan keluarga benar-benar pergi dari tempat itu
"Tiara, mereka siapa kamu?"
"Dia Bundanya Zigit, Ustadzah. Nah dulu Zigit temen deketnya Tiara"
"Tapi tadi Ustadzah bilang kalau mereka mau masukin anaknya buat ngaji di sini?"
"Iya, Nak"
"Ngga mungkin Ustadzah, mereka beragama non muslim"
"Iya, orangtua Zigit memang masih memeluk agama lamanya, namun sekarang Zigit udah memeluk agama Islam"
Sebenarnya ini ada apa? Mengapa lagi-lagi Tieeshara tidak mengetahui perihal kabar tersebut? Jika benar seperti itu, apakah Kenzi sudah tahu?
Sulit mendefinisikan betapa rasa yang sedang Tieeshara alami. Sebelumnya Tieeshara tidak pernah membayangkan jika Zigit akan memutuskan hal itu
"Oh gitu, Ustadzah"
"Iya, Nak. Katanya nanti insyaallah kalau udah lulus sekolah, dia mau pesantren di sini, kalau sekarang si baru mau ngaji aja. Sekalian menyesuaikan diri"
Hadi dan Humairah membuat kebijakan. Setiap anak yang sudah duduk di bangku kelas 1 SMP keatas sudah diperbolehkan untuk pesantren di tempat ini, sedangkan anak yang masih duduk di bangku SD atau kelas 1 SMP kebawah hanya boleh mengaji di setiap sorenya saja tanpa harus menginap. Hal itu disebabkan karena mereka masih harus mendapat bimbingan langsung dari orang tua masing-masing, serta belum memiliki tanggung jawab. Selain anak SD tetap ada juga anak remaja lain yang memilih mengaji setiap sore seperti Zigit
Sepulang dari rumah Humairah, Tieeshara tidak langsung pulang melainkan melimpir sebentar untuk pergi ke rumah seseorang
Tieeshara hanya berdiam diri di dalam mobil tanpa berniat untuk masuk, Tieeshara membuka kaca mobil dan melihat rumah itu dengan seksama. Rumah berlantai dua yang dulu sering didatanginya itu ternyata masih tampak sama, tidak ada yang berubah sedikitpun
Tieeshara menghela napas. "Zigit ..." Rasa rindu terhadap laki-laki itu sudah menjulur di dada
Tidak lama kemudian, sang pemilik rumah berteriak memanggil namanya. "KAK TIARAA"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...