Seseorang yang sedang mengemudi segera berhenti, hal tersebut membuat Tieeshara langsung keluar dari dalam mobil sambil berlari untuk menghampiri Raditya yang tengah dikerumuni oleh banyak orang
"Permisi, dia Kakak saya." Dari sekian banyak orang yang menontoni, Tieeshara menerjang untuk melihat keadaan Raditya dan berlutut
"Kak Radit ..."
"Kak Radit ngga apa-apa," jawab Raditya yang mengerti maksud panggilan dari Tieeshara
Ada beberapa orang yang turun membantu, untungnya Tieeshara tidak melihat luka berat di tubuh Raditya
"Kak Radit mau naik mobil bareng Tiara?"
"Ngga usah. Kak Radit baik-baik aja, masih bisa nyetir sendiri, untung pake helm, jadi lengan kiri aja yang sakit, ngga ada yang luka juga. Sakit di bagian kaki si, tapi sedikit, soalnya tadi sempet ketindihan motor"
"Beneran?"
"Kamu bisa liat sendiri kalau Kak Radit bohong"
"Bisa aja kenapa-kenapa dibagian dalem, tapi jangan sampe deh. Kak Radit, bukan cuma Kak Radit yang ngga mau Tiara pergi, Tiara juga ngga mau Kak Radit pergi. Semua bakal baik-baik ajakan?"
"Pergi kemana si? Udah deh, ngga usah kebanyakan drama, ini bukan cerita sinetron. Kak Radit masih hidup, tadi ngga papa, ngga ngalamin luka yang serius juga"
"Ishh, tadi Kak Radit sendiri yang bilang begitu. Lagian kenapa bisa sampe jatuh si, Kak?"
"Ngga tau, tadi jalanannya licin"
"Berarti yang harus disalahin jalanannya, ya? Bukan Kak Radit yang ngga hati-hati?"
"Udah, Tiara! Kamu lagi kayak gini masih aja sempet-sempetnya ngeselin"
Raditya melepas jaket denim karena kotor akibat terkena oleh basahnya aspal, namun dirinya tetap mengendarai motor walau masih terasa nyeri di bagian lengan kiri. Maka dari itu, Raditya memutuskan untuk pergi ke rumah sakit terlebih dahulu. Sedangkan Tieeshara tetap melanjutkan perjalanan untuk sampai ke rumah. Ingin ikut mendampingi Raditya, namun Raditya menolak
"Nah itu Kak Radit," tunjuk Tieeshara karena menyadari kehadiran Raditya
"Assalamu'alaikum"
"Waalaikumsalam"
"Astagfirullahaladzim. Kebiasaan, kalau ditelepon pasti ngga diangkat, minimal bales chat," omel Lazhirovan
"Sorry, Kak"
"Terus gimana?" cemas Lazhirovan
"Gimana apanya?" Raditya mengambil posisi untuk duduk di sofa tunggal samping Lazhirovan
"Tadi lo ke rumah sakitkan?"
"Iya"
"Nah terus dokter bilang apa?"
"Katanya Kakak Tiara yang satu ini ganteng banget"
"Muka lo langsung lebam karena gue tonjok, jangan salahin gue, ya, jelek?!" timpal Dion
Raditya terkekeh. "Gue ngga papa. Dokter bilang, ngga ada yang harus dikhawatirin"
"Kita di sini yang dakdikduk. Mau samperin ke rumah sakit, tapi ngga ada yang tau lo ke rumah sakit mana. Dichat malah ngga dibales, balik ke zaman dimana belum ada teknologi aja gih, percuma punya handphone tapi ngga digunain"
"Bukan gitu, gue mikir ngapain? Sakitnya juga ngga seberapa, tapi malunya itu. Gue ke rumah sakit, cuma karena takut kenapa-kenapa"
Seorang perempuan datang dari arah dapur seraya membawa nampan yang berisi berbagai macam cupcakes yang telah di beri topping di atasnya. "Kak Radit, gimana keadaannya?"
"Alhamdulillah, ngga ada luka yang serius"
Kyra meletakkan nampan di atas meja. "Alhamdulillah"
"Ngga usah sok peduli! Kak Radit belum pulang, lo biasa-biasa aja. Masih sempet-sempetnya ngelanjutin bikin cupcake," tandas Tieeshara
"Tiara ..."
"Emang bener kok!"
"Tadi Tiara denger sendirikan? Kalau Kakak yang suruh Kyra untuk tetep ngelanjutin bikin cupcake," akui Lazhirovan
Baru saja Raditya meraih tissue untuk mengambil salah satu cupcake yang telah Kyra buat, Tieeshara telah lebih dulu menepis dan membawa semua cupcakes ke dapur untuk membuangnya
"Astagfirullahaladzim, Tiara ..." ucap Lazhirovan
Dion memejamkan mata, menarik lalu menghembuskan napas secara perlahan. Mencoba untuk tidak tersulut oleh emosi. "Hey! Kasian loh, Kyra. Masa udah capek-capek bikin, tapi malah dibuang?"
Tieeshara balik ke tempat semula dan menyilangkan tangan di dada. "Biarin, daripada nanti kalian diracunin"
"Ngga boleh nuduh orang sembarang, apalagi tanpa bukti," kata Lazhirovan
"Semenjak Kyra tinggal di sini, kita udah sering cobain semua masakannya loh, termasuk kue. Itu semua rasanya enak dan sehat, ngga ada racunnya. Semenjak itu juga, kita jadi jarang pesen makanan di luar. Nanti kamu cobain sendiri, ya?" saran Dion sambil mengenyampingkan rambut ke daun telinga Tieeshara. "Dan yang lebih kerennya lagi karena kehadiran Kyra di sini, Kak Dio jadi belajar masak"
"Sekalian aja perempuan itu beralih jadi pembantu?!" ketus Tieeshara dengan lirikan mata yang menghadap ke arah Kyra
"Ngga gitu juga, cantiikkk"
"Sekarang ada di rumah ini, rasanya udah beda." Tieeshara berlari menaiki anak tangga untuk sampai ke kamar. Namun sebelum itu, Dion yang berada di samping Tieeshara sempat mencegah dengan cara mencekal pergelangan tangan, namun Tieeshara langsung menepis
Dion menyenderkan punggung ke sofa sambil memijat pelipis. "Gue salut sama lo, Kak. Bisa-bisanya sabar ngadepin tingkah Adek yang satu itu, tanpa tersulut emosi. Sekarang gue paham kenapa Radit lebih pilih diem"
"Kadang suka ngga tahan buat diem. Tadi aja pas di jalan, gue sempet marah," ungkap Raditya. "Gue tau, seharusnya kalau sabar itu ngga ada batesnya, tapi namanya juga manusia, ada saatnya juga Kak Hiro bakal marah. Udah ah, mending gue mandi. Biar nanti bisa anter Tiara lagi," lanjutnya lalu melenggang pergi
"Tiara ngga nginep?"
"Ngga," jawab Raditya yang masih mendengar pertanyaan dari Lazhirovan
"Kenapa?"
"Dia izin ke Papah cuma hari ini"
Disela-sela mengobrol, Lazhirovan, Dion, dan Kyra mendengar bahwa ada salah satu nama dari mereka yang dipanggil
"Iya?"
"Ini kenapa kamar gue banyak yang berubah?"
"Sekarangkan kamar i—"
"Sekarang kamar ini udah jadi milik lo gitu? Semuanya aja diambil! Hari ini gue mau nginep, sebenernya gue mau nyuruh lo tidur di kamar tamu, tapi daripada nanti gue diomelin, mending gue ngebolehin lo buat tetep tidur di sini, tapi ngga di kasur"
"Kyra sama kamu, sama-sama tidur di atas kasur," timpal Dion yang tanpa pengetahuan Tieeshara dan Kyra, telah berada di depan kamar bersama dengan Lazhirovan, keduanya telah sama-sama mendengar percakapan antara Tieeshara dan Kyra
Tieeshara dan Kyra refleks menoleh ke arah sumber suara secara bersamaan
"Kak Hiro sama Kak Dio sejak kapan ada di situ? Tiara cuma panggil Kyra"
Mau Lazhirovan ataupun Dion, tidak ada yang menjawab. "Kata Kak Radit, kamu izin ke Papah cuma hari ini?" tanya Lazhirovan
"Kak Hiro ngga mau kalau Tiara sampe nginep? Kak Hiro mau Tiara langsung pulang ke rumah Papah Johan?"
"Ngga gitu. Tiara boleh kok nginep di sini, ini juga tetep rumah Tiara, tapi diawal Tiara ngga bilang mau nginep"
"Loh itu Kak Hiro sendiri yang bilang, jadi terserah Tiara mau nginep atau ngga"
"Jangan ganggu Kyra, ini juga udah jadi kamar dia." Tatapan Lazhirovan beralih ke arah Kyra. "Kyra"
"Iya, Kak?"
"Nanti malem, kamu tetep tidur di atas kasur aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Teen FictionAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...