Sepulang dari rumah Raina, Dion dan Tieeshara pulang ke rumah. Sesampainya di rumah, Lazhirovan berkata kepada Tieeshara bahwa besok harus melakukan aktivitas seperti biasa, tidak ada alasan untuk tidak masuk ke sekolah
"Sehari aja ngga boleh, Kak?"
"Ngga boleh, Tiara ..." tolak Lazhirovan
"Kenapa?"
"Tiara masih bisa istirahat sekarang, besok pagi udah fresh lagikan?"
"Tapi cuma sehari aja kok"
"Ngga ada alesan. Waktu itu udah minta buat ikut, jadi konsekuensinya harus tetep sekolah. Yaudah sekarang mending bersih-bersih dulu, abis itu baru istirahat," titah Lazhirovan
Walau dalam keadaan malas, Tieeshara tetap berangkat ke sekolah. Namun alasannya bukan hanya sekedar malas ataupun capek, melainkan Kenzi. Tieeshara tidak ingin jika nanti Kenzi memiliki pendapat yang sama seperti teman-teman SMP yang lain
"Ternyata apa yang dibilang Kalin bener, Tir?" tanya Kenzi yang sudah menghadang jalan masuknya Tieeshara sewaktu Tieeshara ingin masuk ke dalam kelas
"Maksudnya?"
"Lo pake hijab biar bisa deket sama Zigit lagi?"
"Ngga, Ken"
"Terus foto yang semalem apa? Lagi berdua sama Zigitkan? Kalian deket lagi?"
"Gue pake hijab buat taat, bukan buat balik ngelakuin maksiat. Gue udah bilang di grup, kalau pertemuan itu ngga direncanain, lebih tepatnya karena ngga sengaja"
"Banyak alesan, tinggal jujur aja kok repot banget?!" kesal Kalina
"Gue udah jujur"
Tieeshara pikir, buat apa Kanzi menanyakan prihal Zigit? Bukankah mereka sudah tidak ada hubungan apa-apa? Tieeshara hanya bertanya di dalam hati karena jika diluapkan, yang ada Kenzi dan Kalina akan mengira bahwa yang telah mereka katakan adalah benar adanya
Ini masih pagi, Tieeshara tidak ingin berdebat lebih lanjut. Jadi, lebih baik Tieeshara masuk ke dalam kelas. Namun baru saja berjalan beberapa langkah, Kenzi langsung menarik jilbab yang sedang dikenakan oleh Tieeshara hingga rambutnya kelihatan. "Ngga usah nutupin kebusukan lo pake hijab!"
Tieeshara tidak membalas, perempuan itu segera berlari ke luar kelas untuk menuju ke tempat parkir. Di sepanjang perjalanan menuju tempat parkir, banyak pasang mata yang melihat wajah Tieeshara yang telah dibasahi oleh deraian air mata, untung saja hanya murid
"Tiara," teriak seseorang dari arah belakang
Tieeshara tidak memperdulikan panggilan tersebut, dirinya tetap berlari
Seseorang yang memanggilnya ikut berlari untuk menyusul langkah Tieeshara, hingga akhirnya pergelangan tangan perempuan itu telah berhasil dicekal. "Tolong berhenti sebentar." Orang tersebut langsung melepas cengkramannya. "Ma— maaf"
"Baaqir, ngapain lo kesini?!"
Baaqir meletakkan jaket di kepala Tieeshara. "Aurat. Mending sekarang lo ke toilet buat pake jilbab, abis itu baru masuk kelas"
"Ngga mau. Gue mau pergi, lo jangan ngikutin gue lagi!" Tieeshara melepas jaket yang berada di kepalanya lalu melempar ke arah Baaqir
Tieeshara kembali berlari untuk sampai ke dalam mobil, kemudian dirinya mengemudikan kendaraan tersebut hingga mobilnya berhenti di tepi jalan. Karena bel masuk belum berbunyi. Jadi, pintu gerbang masih dibuka dan tidak ada satpam yang memberhentikannya
Tok, tok, tok
Tieeshara menghapus air mata dengan cepat untuk melihat siapa yang telah mengetuk kaca mobil
"Kak Dio"
Tieeshara sudah tertangkap basah. Jadi, mau tidak mau dirinya harus membuka kaca mobil. "Kamu ngapain di sini? Ngga sekolah?"
Tieeshara menggelengkan kepala
"Kenapa?"
Dion tidak mendapat jawaban dari Tieeshara, hal itu membuat dirinya masuk ke dalam mobil milik Adiknya
"Kenapa ngga sekolah?" tanya Dion lagi
Bukannya menjawab, Tieeshara malah kembali menangis. "Hey! Kenapa nangis? Kak Dio tanya, kenapa kamu ngga sekolah?"
Dion tidak mempersalahkan prihal Tieeshara yang sedang tidak mengenakan hijab, karena Dion pikir, mungkin karena sekarang sedang berada di dalam mobil. "Kamu denger ngga si Kak Dio tanya apa?!" nada bicara Dion semakin meninggi dan tangisan Tieeshara semakin pecah
"Tiara!"
"Ti— Tiara ngga mau sekolah, Kak," isak Tieeshara
"Kalau ngga sekolah terus mau ngapain?"
"Tiara malu"
"Malu kenapa? Kamu keluar dulu, biar Kak Dio yang nyetir"
"Mau ngapain?"
"Mau nganter kamu ke sekolah"
"Ngga"
"Awas!"
"Ngga"
Mengetahui Tieeshara tidak ingin menuruti perintahnya, membuat Dion mengeluarkan ancaman dari mulutnya. "Ohh, mau ditarik paksa keluar?"
Tieeshara menggelengkan kepala
"Satu," Dion mulai berhitung. "Dua, ti—" tangan Dion meraih pintu mobil
"KAK DIO NGGA PAHAM! TIARA NGGA MAU SEKOLAH, TIARA MALU"
"KAMU MAU DIPAHAMIN, TAPI NGGA BILANG MAUNYA APA. LAGIAN MAU NGAPAIN KALAU NGGA SEKOLAH? KAMU UDAH BUKAN ANAK KECIL, SEBENTAR LAGI UDAH MAU LULUS"
"Kak Dio sendiri aja ngga kuliah"
"Kata siapa?! Tadi mau pulang sebentar karena ada barang yang ketinggalan, tapi pas ngeliat mobil kamu, Kak Dio langsung berhenti"
"Yaudah sana, Kak Dio pergi aja! Tiara mau tetep di sini"
"Kak Dio mau anter kamu ke sekolah dulu"
"Kak Dio, please. Kali ini aja Tiara ngga sekolah." Tieeshara menggenggam lengan Dion, tapi untuk kali ini Dion langsung menepis dengan sedikit agak kencang. "Ngga! Udah cepetan keluar dulu"
Tieeshara membuka pintu mobil untuk keluar, tapi bukan untuk berganti posisi dengan Dion, melainkan untuk kabur
"TIARA!" teriak Dion yang baru saja ingin keluar dari mobil
Dion Zylanza Al Musawa
Dengan gerakan cepat, Dion segera berlari untuk mengejar Tieeshara
Tieeshara sempat menoleh ke arah belakang dan kini dirinya telah melihat Dion yang sedang mengejarnya
Tieeshara menyebrang jalan, namun tiba-tiba saja perempuan itu mendengar klakson mobil, ketika ingin menoleh ke arah sumber suara, spontan kakinya terkilir yang menyebabkan dirinya jatuh di tempat
***
Dion Zylanza Al Musawa / Dio
×
Dio Alviero Grissham / DioInstagram : @dioalviero
TikTok : @dioalviero & @dioalvgrissh
KAMU SEDANG MEMBACA
TIEESHARA
Novela JuvenilAku telah kehilangan cahaya bintang dari seorang laki-laki bernama Starlight. Ah tidak, bagaimana bisa aku merasa kehilangan? Memilikinya saja tidak pernah, namun apakah kehilangan hanya mengenai pasangan? Lantas bagaimana walau hanya sekedar bertem...