DI PIKIRIN BANGET, YANG?

3.5K 421 159
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Makanan gue sukses di obok-obok sama Gyana. Dia nangis jerit-jerit waktu tangannya gue minta lepasin spaghetti yang dia remes itu. Padahal waktu disuapin mashed potato dia udah enggak mau, tapi lihat spaghetti kok mendadak penasaran. Atau tadi dia bukan kenyang? Cuman pingin udahan aja karena bosan?

Yang jelas, sekarang tangan gendut itu, masih sibuk mau ngacak-ngacak piring cekung berisikan spaghetti aglio olio gue, yang untungnya emang enggak pedas sama sekali. Ola tahu gue gak gitu suka pedas dan gampang mulas perutnya kalau kena pedas. Jadi Ola pesan yang gak pedas buat gue.

Cuman masalahnya, Gyana ngotot mau makan itu. Mungkin dia heran kali ya? Ini makanan apa panjang-panjang gini? Dari tadi dia mau masukin selembar aja enggak kena-kena, malah tumpah ke bajunya yang udah kadung didandanin sedemikian rupa sama Ola. Tapi apa daya? Sekarang baju itu udah belepotan, bahkan ada selembar spaghetti nyangkut di sela-sela jari kaki Gyana.

"Ada mangkuk plastik, gak?" Tanya Ola ke pelayan, karena Ola cuman bawa mangkuk kecil wadah bubur instan. Sedangkan Gyana kayaknya mau ngobok-ngobok spaghetti ini lebih lanjut. Si pelayan tertawa geli, lihat gue berusaha nahan pergerakan Gyana yang ngotot terus menerjang piring berisikan spaghetii itu.

"Coba kami carikan dulu ya, Bu? Mungkin bisa pinjam piring untuk kids menu." Kata sang pelayan, sambil berlalul sopan. Empat krucil lainnya, lagi asik makan es krim, sambil ketawa-ketawa lihat Gyana yang berusaha mangap selebar mungkin, tapi gak kemasukan apa-apa. Kepalan tangannya menggenggam erat helaian spaghetti, tapi bingung mau masukinnya gimana. Alhasil kepala tangan itu hanya berhenti di depan mulut, dengan lidah Gyana yang menjulur-julur berusaha narik masuk.

"Aaaaa!" Pekiknya kesal, sambil tangan dan kakinya menegang, helaian spaghetti semakin kocar-kacir dan sekarang tumpah sampai ke kaki gue juga. "Aaaa...haaaa...haaa..haaa..." Nah kan mulai mewek kesal, karena percobaannya gagal terus. Rayhan ketawa ngakak sambil mulutnya celemongan es krim, kayak puas banget lihat Gyana gagal makan. Yang lain padahal ketawanya biasa aja.

Ola akhirnya berdiri dan gendong Gyana dari pangkuan gue, karena gue udah kayak mandi separuh porsi spaghetti dari piring gue. "Sayaaang." Kata Ola sambil gue berdiri juga dan berusaha bersihkan celana selutut gue dari tempelan-tempelan spaghetti.

"Baru mie doang ituuu. Belum pernah ketumpahan krim sup semangkok panas kan kaki lo?" Sahut Mas Andra sambil cengengesan dan motong grill salmonnya. "Itu sih, emang Papih aja yang ceroboh. Udah Mamih bilang dorong jauh-jauh, Papih ngotot. Untung gak kena Uma." Sahut Nana dan Mas Andra manyun gak dibelain istrinya.

Gyana masih nunjuk piring sambil nangis-nangis "Mamaaam...." Rengeknya dan Ola sambil ambil tissue basah dan pangku Gyana. Ola bersihkan dengan lembut jari-jari mungil gemas Gyana yang belepotan minyak dari spaghetti "Iyaa. Gyana mau cobain itu? Itu masih kepanjangan buat Gyana." Bisik Ola dan pelayan datang dengan mangkuk plastik untuk wadah makanan menu anak-anak.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang