NGOBROL

3.9K 452 186
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Setelah acara uber-uberan antara Mas Arya dan Gyana, yang tentunya membuat rumah mungil ini jadi berisik dan heboh banget, akhirnya Mas Arya berhasil baikan sama Gyana. Walau tas Mas Arya sukses disepak Gyana dan Mas Arya "Weeey ada laptop Pakde didalamnya, Naaak." Sukses memekik,karena Gyana nyepaknya sepenuh hati.

Si spuit itu masih diluar tas posisinya dan Mas Arya berusaha kasih lihat ke Gyana, kalau spuit itu aman, karena memang gak ada jarumnya. "Mbak Thaya tuh pilek, Sayang. Mau Pakde bersihkan hidungnya pakai cairan NaCl, harus pakai ini. Jadi lebih bersih ingusnya. Tuuh lihat, gak ada jarumnya, tuuuh." Mas Arya sodorin sekali lagi dan Gyana mengingsut kebalik punggung Pakdenya.

"Damau tuntiiit!!" Pekiknya heboh dan tepat ditelinga Mas Arya pula. Mas Arya cuman gosok-gosok telinganya, sambil meringis. "Melengking banget sih, suaramu, Na." Omelnya. Spuit itu akhirnya dia masukan kembali kedalam tas.

Gyana akhirnya gue gendong, bersama dengan mainan ayam-ayaman, yang dari tadi gak dia bebaskan. Bahkan, waktu sibuk nyari tempat ngumpet aja, itu ayam-ayaman tetap dibawa. Walau akhirnya ngumpetnya juga enggak signifikan, karena dia berusaha masuk kedalam lemari panci-panci. Gyana gagal masuk, panci gelontangan berjatuhan.

"Mau kemana lo, Yan?" Tanya Mas Arya, sambil dia memotong brownies yang ada di atas kitchen island. Self service lah dia, kalau disini. Gue sama Ola termasuk jarang sowan rumah Mas Arya. Walau mbak Widy gak pernah menyambut jutek juga. Cuman, biasanya lebih sering ngumpul dirumah mertua gue aja. Karena, Mas Arya dan Mbak Widy termasuk sering nginap disana.

"Mau ketemu klien, terus lanjut belanja. Ola nitip beberapa belanjaan." Jawab gue dan dia cuman ngangguk-ngangguk, sambil makan browniesnya besar-besar. "Belum makan, Mas?" Tanya gue dan dia cuman menggumam, karena mulutnya penuh.

"Tadi, ada pasien IGD. Serangan jantung. Purnawirawan, sudah usia 85 tahun juga, sih. Jadinya, lewat gue jam makan siang. Selesai urusan, gue langsung kesini aja, karena jam praktik juga sudah selesai." Sambungnya, setelah menelan makanan di mulutnya.

"Kalau kayak begitu, gimana, Mas?" Tanya gue dan dia menghempaskan bokongnya di sofa, sambil tangannya membuka kancing-kancing baju dinasnya. "hhhhh.." Dia menghela nafasnya "Masih observasi dulu. Dari segi usia, sudah lumayan sepuh. Tapi, kalau kondisinya masih memungkinkan, lebih baik bypass aja sih. Tapi, tergantung, kalau sumbatannya gak banyak? Bisa pasang ring. Besok baru mau kateter. Tadi, biar kondisinya stabil dulu. Masuk ruang rawat dulu." Jawabnya. Dia menoleh ke gue dan melihat gue dari atas kebawah.

"Sudah siap banget, lo? Berangkat aja. Ola gue tungguin dulu. Gue juga lanjut praktik lagi nanti. Mau pesan makanan dulu." Katanya. Mas Arya mencolek Ola, yang lagi duduk-duduk malas disampingnya "Kamu sudah makan, belum? Mau makan apa?" Tanya Mas Arya. Ola menggeleng sambil melirik Mas nya dengan malas.

"Hari ini, rasanya malas makan. Pusing dan mual." Jawaban Ola, sukses bikin Mas Arya mendelik. Tangannya terjulur, kirain mau usap lembut Adiknya. Ternyata mau jewer. Gue hanya terkekeh geli, lihat Ola misuh-misuh karena telinganya dijewer sama Kakaknya.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang