SABAR BUKAN KALAH!

3.3K 411 210
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Hebatnya Mas Andra sama Nana, kalau masalah sudah selesai dibicarakan, ya selesai. Ya gak tahu, kalau sebelum tidur, Nana mengungkit lagi. Istri gue sih, biasanya begitu ya? Kayak gak puas kalau gak ada kalimat penutup hari itu, untuk menegaskan 'aku marah ya Mas GY!'

Tapi, biasanya udah gak semeledak pas awal-awal dibahas. Udah sisa-sisa, itu juga sambil kesel-kesel. Entar dicium juga mendadak mingkem, malah meringkuk, ngungsel-ngungsel.

Tapi, gue belum pernah sih, dibentak depan umum sama Ola, kecuali kejadian proposal Ta'aruf waktu dulu itu. Itu kejadian extraordinary, yang kalau gue jadi Ola, pastinya gak sanggup inget tata krama dan itu lagi dimana. Pasti gue juga bakalan langsung hajar marah-marah.

Muka Nana sih masih agak cemberut, tapi Mas Andra udah santai aja. Mas Andra tuh, kalau soal anak istri, kalem tapi gak bisa nyembunyiin. Ada lah kusut-kusutnya. Cuman orangnya emang gak emosian. Jadi kerjaan selalu beres. Kecuali pas Nana nekat minggat.

Sisanya, gak ada yang tahu kapan Mas Andra ada masalah keluarga, kapan enggak. Selain orang-orang yang memang berinteraksi dekat kayak gue gini. Yang sering kebagian jatah, bisa lihat secara langsung adegan berantem-beranteman mereka.

Mas Andra keluarin satu stroller buat siapa aja yang mendadak pegal. Satu set stroller Bugaboo Ant lengkap sama wheeled board nya. "Ini pakai ginian, buat siapa, Mas?" Tanya gue waktu lihat Mas Andra rakit wheeled board buat dipasang dibagian belakang stroller. Gue sendiri, untuk cabin size stroller milih Baby Jogger city tour. Bugaboo Bee Gyana, buat kalau lagi didalam kota aja, karena lumayan besar lipatannya.

"Siapa aja, lah. Asal jangan rebutan. Si Rayhan sih biasanya, dia mana betah diajak belanja pernak pernik gini?" Kata Mas Andra sambil ketawa dan Nana nyamperin "Papih, ini nanti cokelat pada meleleh gimana?" Tanya Nana karena memang parkiran lumayan panas. Mas Andra yang lagi jongkok, mendongak ke Nana yang masih pasang wajah aku si istri ngambek, sambil gendong Rumasya yang ternyata KO.

"Taro di bawah sini bisa gak, Mi? Gak usah semuanya. Yang permen-permen keluarin aja, tutupin kain selimut tipisnya si Uma, jadi gak kena sinar matahari langsung?" Mas Andra emang dasar bawaannya sabar, jadi nada bicara dia emang selalu enak. Ke semua orang sih, gak ke keluarga doang. Yang membedakan adalah, dia bisa marah apa enggak aja. Kalau sama rekan kerja, perlu marah ya marah.

Zafira yang mantan aja... kena semprot melulu. Walau gak kasar, karena mengindahkan azas kemanusiaan. Terlebih, itu perempuan.

Jadi, buat yang masih bisa kena marah Bapak Andra? Anda berarti masih masuk golongan orang-orang yang gak bakalan dapat tempat spesial di hidupnya. Jangan ngarep bisa nyempil, apalagi ngerebut.

Gue harus belajar banyak, soal kendali emosi sama Mas Andra.

Tadi aja, di mobil gue gagal lagi. Malah nyinggung perasaan Ola.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang