SEEING THROUGH THE OTHER SIDE!

4K 409 118
                                    


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Persiapan syukuran empat bulanan kehamilan Ola, semakin dekat. Dan lagi-lagi, memang diadakan di rumah mertua gue. Dan lagi-lagi, tentu saja, mengundang berjuta tanya di group WA keluarga, yang sudah lama gue tinggalkan. Gimana gue bisa tahu? Yah siapa lagi, kalau bukan sepupu-sepupu gue, yang niat banget, capture isi pembicaraan dan di forward ke gue. Gue gak kasih tahu Ola, karena gak mau hancurin moodnya Ola.

Isi chatnya kurang lebih tuh begini lah...

'Perasaan, dari anak pertama, asal ada acara di keluarga Ola melulu? Kok gak pernah di pihak laki-laki sih? Arogan sekali, mentang-mentang keluarga pejabat?'

'Bekas pejabat lho. Sudah bukan pejabat lagi!'

'Dewi! Itu anakmu jangan kamu relain dong, di ketiakin istri dan mertua begitu! Sudah acaranya di rumah mu saja! Nanti kita yang urus.'

'Lah iya! Makanya itu! Kenapa harus di rumah Ola melulu? Maksudnya apa?'

Yang dijawab sesekali sama Bundanya Mas Andra dengan santai,

'Ya gak ada maksud apa-apa. Perkara tempat aja kok ribut. Kita gak disuruh apa-apa juga. Cuma tinggal datang aja.'

Terus udah gitu, masih aja tuh, sirkel bude nyinyir gue masih nyahut aja dengan omongan,

'Yah justru! Kesannya gak menghormati alhmarhum Mas Fadlan! Mentang-mentang Dewi sudah janda, terus gak pernah adain acara di rumah pihak laki-laki. Kalau memang sempit, kan bisa numpang rumah Mas Akhdan!'

Terus Bundanya Mas Andrapun, menyahut lagi.

'Laah? Kok jadi rumahku? Ya aku enggak masalah. Tapi aku gak akan nawarin. Kalau Gyan sama Ola ngomong ke aku, mau pinjam rumah buat acara syukuran, ya ayo aja. Tapi aku enggak akan nawarin. Itu urusannya Gyan sama Ola, mau diadain di tengah kebun teh juga, kalau memang aku bisa datang ya aku datang.'

Terus disahutin lagi,

'Ya maksudku. Nana saja, asal ada acara, selalu dikeluarga pihak laki-laki! Itu namanya menghormati suami!'

Dan dijawab lagi sama Bundanya Mas Andra.

'Jangan sembarangan ambil Nana jadi contoh Mbak. Nana yatim piatu, jelas aku dan Mas Akhdan, harus ambil alih peran orang tua untuk Nana. Utamanya ya Andra. Kalau Ola kan, masih ada orang tuanya, ya biarlah dia pakai rumahnya. Rumah Jagakarsa juga, itu rumahnya almarhum Papanya Nana lho, sekarang jadi milik Nana. Jadi ya pada dasarnya ya numpang juga sama rumah besan. Udah wis, yang merasa keberatan gak usah datang. Kasihan, orang ngundang mengharap doa, nanti malah hujan nyinyiran. wis ngundang, nyepakno makan, nyepakno oleh-oleh, isik wae di nyinyiri.'

Dan sepanjang perdebatan itu, Mama hanya menjawab,

'Mohon maaf ya kalau kurang berkenan. Ini keputusannya anak-anak, orang tua hanya ngikut.'

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang