Gue sama Gyana benar-benar dicuekin sama Ola. Gyana sih cengengesan aja, karena dia juga lagi asik sendiri, berantakin barang-barang. Gue sekarang duduk bersila di karpet depan TV sambil ikutan Gyana susun-susun balok berbagai warna. "Gyana." Panggil gue dan Gyana gak nengok "Sayang." Gue panggil Sayang diapun nengok.
"Baba bikin apa nih? Robooot." Kata gue sambil nunjukin susunan balok gue, yang berupa robot-robotan. Gyana cuman ngelihatin doang sambil berdiri dan ngemutin telunjuk kanannya. "No!" Katanya dan dia sibuk sendiri lagi. Hmmm.. gak emaknya gak anaknya, lagi doyan nyuekin gue kayaknya. Padahal, kalau Baba cuekin balik? Nanti semua pada ngereog.
Bicara soal godaan, memang hidup gak akan pernah lepas dari godaan. Kalau mengutip lagu Almarhum Glen Fredly, 'Jujur ku hanya seorang lelaki, yang tak lepas dari godaan.' Yah gitulah memang hidup. Gue bingung sama batasan laki-laki digoda dan menggoda. Karena keduanya bisa terjadi.
Yang penting, seperti pesan Om Akhdan waktu itu, pertahanannya.
Gak bohong, kalau setelah Ciara, ada aja godaan yang datang. Entah sekretarisnya boss mana lah, sampai anaknya boss taipan yang emang agak pecicilan gayanya. Berasa dia sipaling cantik dan bisa dapetin semua yang dia mau.
Ola tahu? Ola tahu. Maunya ngumpetin dari Ola, tapi percuma. Kalau Allah mau Ola tahu, ya Ola bakalan tahu juga pada akhirnya. Jadi, mendingan gue jujur. Waktu itu gue dikasih oleh-oleh jam Rolex seri terbaru sama anak si boss taipan itu. Gue pulang dan kasih ke Ola.
Ola nanya, itu dari siapa dan dalam rangka apa? Dan gue jawab, itu dari anak si boss taipan dan dalam rangka oleh-oleh dia pergi liburan ke London. Rolex Submariner yang kebetulan banget, apesnya, adalah jam idaman gue. 'Gimana dia bisa tahu, ini jam impian kamu? Ngobrol apa aja?' dan gue demi Allah, gak pernah ngobrol apa-apa sama dia.
Sesimpel gue lagi kerain project resort keluarga milik bapaknya, cuman aja, memang proyeknya dikasihkan ke anak tunggalnya itu buat ngawasin. Wanita berusia 22 tahun yang hidupnya penuh dengan gemerlap dan gak ada keinginannya yang gak dituruti. Bahkan dia gak perduli, gimana gue adalah pria menikah sekalipun.
Gue jawab, kalau aku gak pernah ngobrol apa-apa sama dia selain pekerjaan. Gue waktu akhirnya harus tinjau lokasi ke Balipun, karena Ola masih hamil muda, akhirnya gue boyong David sebagai plus one gue. Padahal proyek ini, memang khusus gue yang pegang, karena worth nya besar.
David cuman ketawa aja gue bawa, karena dia tahu 'Lo takut keulang lagi ya kisah lama?' kata David dan gue ngaku aja. Iya. Karena memang gelagat cewe ini agak mengerikan. Mulai dari ngirimin makanan ke kantor, kirim undangan dinner lewat asistennya, sampai akhirnya kirim jam Rolex itu. Meeting pembahasan proyek aja, dia lakukan di restaurant hotel mewah dan ruangan VIP. Gue mulai risih sebenarnya, karena gue prefer gue datang aja kerumah atau kantornya. Gue sudah biasa kayak begitu.
Tergoda? Bisa aja. Kalau gue gak melandaskan hati gue pada Allah. Seperti kata Om Akhdan, untuk selalu melandaskan hati kepada Allah. Gue juga berpesan ke Ola, gak hanya gue, tapi kita berdua, untuk melandaskan hati kepada Allah. Gue kok pede banget, bilang gue melandaskan hati gue kepada Allah? Ya karena memang gue harus yakin, kalau hati ini, sudah gue titipkan kepada Allah. Biar Allah yang atur arah hati gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Crib Journey
RomanceKhusus buat yang masih mau lihat lanjutan OLAGYAN dan ekor-ekornya. find out yourself inside. Ini hanya kumpulan extra parts dari OLAGYAN jadi bisa update kapan aja, bisa juga berhenti kapan aja. so enjoooy