FIRST DAY CARE MOMENT

3.7K 442 75
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Masalah good looking dan dijulidin, memang kayak jadi problem masyarakat gak sih? Kayak asal ada orang good looking apalagi kalau ditambah good rekening, udah pasti dia tuh gak punya modal lain, selain dua hal itu? Iya sih, rasanya gak enak banget, kalau kita nuduh orang dengan anugerah fisik dan harta yang bagus, berarti modalnya cuman disitu doang.

Padahal, belum tentu juga.

Contoh kayak Naomi, sang designer interior Gyan yang baru. Umurnya baru 23 tahun, cantik gak usah dibahas lah, jelas cantik. Pintar aku enggak tahu, yang jelas, kata Gyan, hasil interview dia memang memuaskan.

"Ya puas, orang cantik." Gyan yang lagi mengancingkan kemeja, menengok ke balik pundaknya dan melirikku dengan tapapan enggak suka. Dia sampai menghentikan kegiatannya mengancing dan berjalan mendekat kearahku. Gyana lagi sibuk ngedot, sambil nonton TV disampingku, sambil dari tadi berguling-guling enggak jelas kesana kemari.

"Ini kamu mau bilang Naomi cetek modal cantik doang? Atau suami kamu yang cetek? Disodorin cewe cantik langsung iya aja?" Tanya Gyan ketus dan aku jadi diam. Iya, resek banget. Mau bilang, gara-gara hamil jadi suka cari gara-gara, kayaknya kok nuduh kehamilan banget. Tapi, sejak hamil anak kedua, aku memang jadi cemburuan banget.

Lihat Gyan ngobrol sama perempuan lamaan dikit aja, aku bakalan ngambek. Kayak kapan itu, papasan sama teman SMA Gyan, di mall. Saling sapa dan dia kayaknya nanya kabar Bella dan jadi ngobrol, gak lama sih. Cuman sebalnya, aku jadi merasa dicuekin. Walau sepanjang ngobrol, Gyan rangkul pinggangku dan sebelumnya sudah memperkenalkan aku dan Gyana.

Emang rada tengil gayanya si bekas geng OSIS nya Bella itu. Tipikal yang kalau ngobrol sama suami orang, lupa kalau ada pasangannya yang nungguin mereka ngobrol. Gyan waktu itu minta maaf sih, karena aku akhirnya pamit duluan ke ReJuve dengan alasan haus. Padahal mah.. gerah.

Walau Gyan negur, harusnya jangan tinggalin dia ngobrol berdua perempuan kayak begitu. Walau Gyana dalam gendongan dia, karena bobo. Tapi gak etis, ninggalin dia ngobrol berdua perempuan. Cukup kasih kode aja, misal usap lembut lengannya dan bilang 'Mas, aku boleh ke ReJuve duluan, gak?' bukannya 'Aku duluan deh ya ke ReJuve?' terus pamitin semuanya.

Emosiku, emang acak kadut nih. Sejak hamil dan urus anak berbarengan.

Balik ke pak Gyan, yang sudah duduk di tempat tidur, sambil kemejanya belum jadi dia kancingin. "Disini aku gak belain Naomi, kalau itu yang kamu takutin. Tapi, aku mempertanyakan maksud omongan kamu tadi." Gyan bicara dengan nada yang tenang dan akhirnya melanjutkan kegiatannya mengancing kemeja, walau sambil duduk.

Gyana melepas dotnya dan berjalan mendekat ke Babanya. Nemplok di punggung Gyan dan pipinya senderan malas di tengkuk Gyan, sambil dia masih asik nonton TV. Tangannya masih setia megangin dot yang tinggal sedikit banget isinya.

Amunisi bangun tidurnya.

Sekarang dia ketawa-ketawa sambil masih dengan posisi nemplok malas di punggung Babanya, sambil sesekali nuding ke TV. "Ayam! Baba Ayaam!" Katanya sambil nunjuk ke TV. Gyana lagi nonton kartun favoritnya belakangan ini. Gudetama. Entah apa serunya, nonton si telur malas-malasan itu? Tapi, Gyana selalu sukses ketawa heboh tiap lihat si Gudetama.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang