HAPPY BIRTHDAY GYANA (PT.3)

2.6K 309 117
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Acara tumpengan, akhirnya berakhir kondusif, dengan Ola yang memutuskan ganti daster aja. Tentunya, setelah sesi foto depan tumpeng, yang akhirnya isian piring diambil dari sisaan nasi kuning dan lauk di dapur, supaya gak bikin si tumpeng asli, semakin tumpul atasnya.

Ola duduk bersimpuh di lantai, buat nutupin bajunya, yang sudah bernoda gak karuan. Bayi itu, akhirnya diambil pose fotonya, dengan senyum semringah, yang kalau foto di zoom, itu tangannya ada di dalam tampah. Pas diangkat, beberapa lembar telur dadar iris, ngikut sama tangan dia.

Semua cuman bisa maklum, soalnya ini Gyana. Jelmaan Ola, waktu Ola juga balita. Ola? Mau marah? Kok mirip gue ya? Pasti gitu isi kepalanya.

Setengil dan petakilan itu ternyata, istri gue waktu kecilannya. Cuman Ola versi centil kayak Rayna juga, yang dari kecil udah concern banget sama kecantikan. Takut banget kelihatan jelek, kalau kata Mas Arya. Selalu mas Arya emang yang semangat banget, bongkar kelakuan istri gue waktu kecil.

"Deden setting alat jam berapa, Mas?" Tanya Ola ke gue, waktu kami sedang menikmati nasi kuning beneran. Laper banget aslik, habis pemotretan, belum sempat nelan makanan apa-apa. "Katanya sih, habis Maghrib udah disini. Maghrib di jalan palingan dia." Jawab gue sambil menyuap suapan besar dan Ola cuman bisa geleng-geleng kepala.

Gyana sendiri? Kalau di rumah sini, maunya ya disuapin sama Uti, kadang sama Yangkungnya. Atau kadang maunya dua-duanya standby disekitar dia. Suka-suka dia aja lah.

Sekarang, dia lagi disuapin di sebelah Atthaya yang makan sambil duduk gelesotan di depan TV dan Gyana disampingnya, disuapin sama Mas Arya. "Eeeee. Ini lhooo punya kamu. Kok perkedel kakak Thaya mau diambil?" Mas Arya narik Gyana lagi, buat kembali duduk di pangkuannya.

Berhubung itu Atthaya, bukan Rayhan? Ya dia ketawa-ketawa aja "Adek Gyana lapar ya? Mau perkedel Mbak Thaya, boleh kok." Atthaya, gedenya bakalan jadi wanita idaman banget lah. Lemah lembut, penyayang. Eh tapi, Gyana juga pasti jadi idaman, dalam versinya sendiri.

Sebenarnya, gue sebagai laki-laki, juga sulit mendefinisikan spec wanita idaman tuh kayak gimana. Satu yang pasti, ya yang sholeha.

Nyatanya, selera tentang wanita tuh macam-macam. Ada cowo suka cewe kalem, lemah lembut modelan Mbak Widy. Ada yang suka ceria, penuh percaya diri dan terlihat strong, kayak Ola. Walau khusus Ola, penilaian gue agak meleset, karena aslinya Ola manja dan agak cengengan. Tapi, gue tetap menikmati peran gue sebagai pendamping Ola dan menikmati karakter Ola, yang gue merasa cocok sama gue.

Ada yang suka cewe yang sporty, suka berpetualang dan punya free spirit. Ada yang suka cewe yang pembawaannya serius banget, cenderung akademis dan eager banget mengejar cita-cita dan impiannya.

Intinya, spec wanita idaman itu, kembali ke manusianya masing-masing. Yang penting, kita sebagai wanita gak boleh meninggalkan fitrah kehidupan kita, yang sudah di tentukan sama Allah.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang