Hari pertama punya anak, rasanya belum apa-apa banget. Bukan gak happy cuman belum kerasa tuh yang orang-orang bilang, selamat bergadang. Apalagi Gyana rooming in hanya sampai pukul 11 malam, karena suster masih mengutamakan istirahatnya Ola. Dan entah apa yang suster-suster itu lakukan, kok semalaman suntuk sampai pas gue kebangun tahajud, Gyana gak ada gitu datang minta menyusu.
Tapi, ASI nya Ola juga belum keluar dan kata susternya gak apa-apa, wajar karena baru hari pertama.
Jadi, gue sama Ola masih bisa mendapatkan tidur yang nyaman.
Dan sekarang hari kedua kami jadi orang tua, dengan menu makanan gue masih nasi goreng cuman beda rasa sama yang kemarin malam. Ola yang masih rebahan, tapi semalam tinggi sandaran udah boleh dinaikin sedikit. Ola masih belum mau makan, eneg katanya.
"Kok Gyana gak dianterin ya, Mas?" Tanya Ola yang ternyata udah bangun. Gue sendiri lagi utak atik pekerjaan sedikit, walau judulnya cuti. Cuti kekantor doang maksudnya, tapi bantu-bantu dikit lah buat anak-anak, kasihan proyek lagi banyak.
Gue mendongak dan tersenyum. Berjalan mendekat dan mengusap lembut kepala Ola "Nanti kan pasti dianterin, mau dibawa kesini aja? Mungkin lagi mandi kali?" Jawab gue sok tahu. "Mas... kalau ASI aku gak keluar gimana ya?" Ola mengintip kedalam dasternya "Kempes gini. Padahal, kalau lihat di sosial media gitu, kan katanya jadi bengkak penuh sampai ada yang meriang. Kok aku, kempes-kempes aja?" Dia sekali lagi ngintip kedalam dasternya.
Ola emang suka absurd banget tingkahnya, untungnya cuman sama gue dia begini.
Matanya mulai ngembeng berkaca-kaca dan gue duduk disampingnya "Kan kata susternya enggak apa-apa, Yang. Baru lahir kemarin anaknya, mungkin belum produksi ASI nya?" Jawab gue berusaha menenangkan. Ola mulai nangis dan menyeka air mata setitiknya dengan ujun jarinya "Emang Mas Gy udah baca, kayak gitu katanya?" Tanyanya dan gue mau ketawa, ngeri didorong ngejungkel dari tempat tidur.
Mentang-mentang gue dihadiahin buku parenting dan seputar kehamilan dan persalinan sama anak-anak engineering bukan berarti gue belajar sampai sedetail itu juga sih. Buku-buku itu bahkan belum sempat gue baca sama sekali.
Tapi demi amannya... "Mas Gy gak ingat banget, sih. Tapi, kalau gak salah begitu." Jawab gue yakin gak yakin. Kalau gak salah tapi kata siapa gue lupa. Tapi kalau gak salah yah gitu.
Ola merebahkan kepalanya di pundak gue, dengan posisi masih setengah tiduran "Kalau aku gagal mengASIhi, aku ini ibu macam apa?" Tanyanya dan gue menghela nafas berusaha sabar. "Ya gak macam apa-apa lah, Yang. Lagian baru hari kedua, Sayang. Jangan mikir apa-apa dulu." Bisik gue dan gak lama dua orang suster masuk kedalam kamar membawa alat-alat periksa.
"Selamat pagi Mama cantik. Iiih, aku follower nya Mama Ola, akhirnya kesampaian juga lihat langsung. Kita periksa jahitan, ganti perban, terus belajar duduk dan jalan yuk?" Ajaknya dengan nada ceria dan menghampiri Ola sambil mengusap lembut lengan Ola "Kok nangiiis?" Tanyanya bingung sambil mengusap bahu Ola. Ola makin nangis kejer dan susternya menatap Ola prihatin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Crib Journey
RomanceKhusus buat yang masih mau lihat lanjutan OLAGYAN dan ekor-ekornya. find out yourself inside. Ini hanya kumpulan extra parts dari OLAGYAN jadi bisa update kapan aja, bisa juga berhenti kapan aja. so enjoooy