Jadi, ternyata hari ini Ola mulai belajar menyusui. Gue pikir, ini adalah suatu proses yang alamiah aja terjadi, ternyata selain alamiah, juga perlu diajarin. Dan gue pikir, belajarnya cukup mulut si bayi didekatin ke sumbernya dan dia bakalan langsung otomatis nemu dan menghisap.
Kan kalau gue...
Ah apaan sih, Gy!
Tapi, ternyata prosesnya gak semudah yang gue bayangkan, bahkan dari tadi Ola gak beres-beres memposisikan Gyana di dalam gendongannya dengan benar. Gendong bayi sekedar gendong dan gendong bayi untuk disusui ternyata beda caranya.
"Agak ditempel ke perut, Bu." Suster membantu Ola memposisikan Gyana sedikit miring dan menghadap ke perut. Gyana sendiri dari tadi udah usrek dengan mulut yang mangap-mangap mencari sumber kehidupannya tapi enggak dapet-dapet. Alhasil dia semakin usrek, mungkin juga gelisah karena kok gak ketemu-ketemu juga.
Ola sendiri yang tadinya tenang, mulai panik karena Gyana noleh-noleh sambil menggosokan mukanya ke dada Ola yang sudah terbuka sejak tadi. "Tapi saya gak punya ASI, Sus." Lirih Ola memelas sambil masih berusaha memposisikan Gyana agar bisa mendapatkan puting ibunya. Suster sambil membantu memposisikan Gyana, melirik Ola sambil tersenyum "Kita coba dulu, ya? Kadang ada yang memang dari sebelum melahirkan sudah merembes kemana-mana. Ada juga yang harus distimulasi dulu sama hisapan bayinya, baru habis itu dia keluar deras. Yang penting, dicoba dulu."
Suster selesai memposisikan Gyana dan Ola agak meringis karena kena jatihannya. Akhirnya suster memposisikan sebuah bantal yang agak kempes di pangkuan Ola, untuk menghalangi jahitan dan Gyana.
"Ini dipencet sedikit, Bu. Kan bayinya juga masih belajar nih. Ayo, Mama sama dedek belajar yaa..." Bisik susternya lembut sambil sedikit menjepit sekitaran puting Ola dan mendorong lembut punggung Gyana yang sudah dipeluk Ola, agar Gyana belajar menghisap dengan benar.
"Dia gak mau..." Liri Ola karena Gyana bergerak gelisah padahal puting Ola sudah tepat di depan mulutnya. Gue juga jadi melas lihat Ola putus asa. Pasti dia panik Gyana lapar sementara dia sebagai sumber makanan gak ngeluarin apa-apa. Kalau begini, gue sebagai suami juga serba salah. Apa gue belikan aja botol dot dan susu formula? Atau ngotot ASI kayak suami-suami lain? Duh... kemana gue harus mengadu.
Hp gue berbunyi dan gue mengeluarkan dari saku celana, sambil tatapan gue masih lekat kearah Ola dan Gyana yang sekarang kelihatan sama-sama paniknya untuk urusan belajar menyusui ini.
Kasih Ola orang paling resek di muka bumi, dia bakalan hadapi dengan tenang tapi menikam. Tapi jangan kasih Ola yang beginian, karena nanti dia bakalan "Mas Gy... enggak mau dianya." Nah kan. Sekarang dia udah mau nangis menatap gue.
Gue yang lagi membuka hp karena ada pesan chat dari Mas Andra yang bilang sorean kayaknya mau nengok, akhirnya memutuskan gak balas chatnya dulu.
Gue mendekat ke Ola yang masih berusaha menyodorkan putingnya ke Gyana. Gue mengusap-usap lembut punggungnya dan mengecup kepalanya "Itu Gyananya nyariin kok. Mungkin dia belum biasa juga." Ucap gue selembut gue bisa dan suster mengangguk sambil masih berusaha membantu "Iya, itu benar kata Bapak. Ibu jangan panik, nanti bayinya ikut gelisah. Kan ibu sama bayi itu, bathinnya gak bisa lepas. Kalau ibu gelisah, bayi ikut gelisah. Gak apa-apa, memang gak langsung berhasil. Naaah ini udah dapat dia, ayoo belajar dihisap ya cantikk..." Bisik suster sambil masih membantu Ola menahan Gyana agar posisinya tetap pas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Crib Journey
RomanceKhusus buat yang masih mau lihat lanjutan OLAGYAN dan ekor-ekornya. find out yourself inside. Ini hanya kumpulan extra parts dari OLAGYAN jadi bisa update kapan aja, bisa juga berhenti kapan aja. so enjoooy