TANGGUNG JAWAB BESAR (PT.2)

3.6K 373 141
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Lanjutannya ya....


Gyana akhirnya sudah mandi dan sekarang lagi berusaha gue pakaikan gamis kembaran sama Ola. Warna dan motif bahannya, sama persis kayak Ola dan gue. Kalau model gamisnya, sama kayak Ola, bedanya dia ada pita gedeeee banget di pinggang di belakang. Kayak mau terbang.

"Sabar dong, Cantik. Biar cantik kayak Mamaa." Kata gue, karena dia udah mau lepas aja. Penasaran lihat Mamanya dandan. Percayalah, kami angkut meja rias hadiah dari Arsya (menurut Gyana) alias dari Ashalina, alias bungsunya Bang Adrian. Dipanggilnya Asha, emang agak mirip sama Arsya jadinya. Jadi Gyana langsung tune in nya...ooh dari Aasaaaa ku tercinta.

Eleuh anak gue. Diuber Abyan gak mau, doyannya yang bedanya 13 tahun banget.

"Tanttiiiiitttt.." Katanya sambil ngaca di cermin meleot-meleot dan ikutan Mamanya dudu di depan meja rias masing-masing. Bak bok bak bok muka entah pakai apaan. Sponge makeup dikasih Ola satu gitu yang masih bersih, sama ada kuas-kuas kecil. Suka-suka dia lah. Gak apa-apa. Insya Allah, Gyana jadi paham fitrahnya sebagai wanita, ya memang merias diri, dengan tidak berlebihan. Sudah ada contoh nyatanya, Mamanya.

"Mas Gy gak boleh dong, langsung tembak ditempat begitu. Adek kan shock. Sekalinya bawa laki-laki, langsung Mas Gy ulti!" Ola ternyata, masih mau lanjut ngomelin gue. Padahal, udah kepotong dia mandi, gue mandiin Gyana dan sekarang Ola lagi aduk nabokin muka masing-masing, sama Gyana. Kalau ada orang hobby nabokin muka tapi jadi tambah cantik? Itu Ola.

Sekarang dia merem, karena habis nyemprotin entah air apalah itu ke mukanya.

Gue suka dikatain Mas Andra, arsitek salonan, karena kulit gue katanya terlalu glowing. Padahal, emang udah begini dari sananya. Kalau sekarang, ditambah dirawat Ola. Padahal, gue sama sekali enggak paham yang namanya alat kecantikan. Itu Ola semprot-semprot apa ke muka aja, gue enggak paham.

"Gesturenya, dari awal aku udah tahu, Ma. Gak bagus itu. Sebelum Adek berharap terlalu banyak sama cowo itu. Ma, dia sudah lewat 30tahun lho, masak anter perempuan cuma di pagar? Kesempatan emas kan, anter cewe ke acara keluarga besar, buat kenalan? Aku aja, gak mau sia-siakan kesempatan kayak begitu." Jawab gue dan Ola masih merem, sambil kipasin mukanya pakai kipas batreai kecil.

Gyana mulai rempong lihat Ola dan tarik-tarik tangan Ola. akhirnya sama Ola dikasihkan, dan Gyana plek-plekan niruin gaya Ola. calon-calon Teteh Jissoo jilid dua, cuman ada aura lasaknya aja.

"Mana pernah aku, kerumah cewe cuman berdiri di pager? Anterin cuman sampai pager?" Dan Ola membuka matanya perlahan, tatapan kami bertemu di cermin. Tapi suasananya lebih mirip horror, ketimbang romantis.

"Cewe mana yang kamu maksud? Cecile? Kharisma? Lestari? Yang mana!" Ola mulai bengis dan dia yang nyolot, dia pula yang mau nangis. Ingin rasanya, aku berubah jadi badut mampang aja. Biar istriku yang tengah mengandung buah hati, alias buah kelakuan gue ini, selalu bersenang hati dan terhibur.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang