DUA

3.7K 418 64
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meringis, karena si Adek mendadak ajeb ajeb dari jam 3 pagi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku meringis, karena si Adek mendadak ajeb ajeb dari jam 3 pagi. Gyan yang merasakan gerakan gelisahku, akhirnya menaikan pandangan dari mushafnya, kearahku. Gyan lagi tahajud. "Kenapa?" Tanyanya dan aku menggeleng sambil meringis. Akhirnya aku memilih duduk bersandar di kepala tempat tidur dan Gyan berjalan mendekat, membawakanku tumbler berisikan air hangat "Mual?" Tanyanya dan aku masi mengusap lembut perutku.

"Adek, mendadak aktif banget jam segini." Kataku dan Gyan senyum sambil mengusap lembut perutku juga. "Adeeek. Bangunin Mama tahajud?" Tanyanya dan aku tertegun. Iya juga, jangan-jangan disuruh tahajud sama si Adek. "Sayang, kamu kalau mulai kerasa engap, mending solat sambil duduk aja." Kata Gyan, sambil menerima kembali tumbler dariku.

"Masih bisa kok, pelan-pelan." Jawabku dan Gyan mengangguk. "Aku mau cek Gyana ke kamar, ada yang mau aku bantu dulu, gak?" Tanyanya dan aku mengangguk "Mau ke kamar mandi. Mau pipis, terus mau wudhuan. Kayaknya, si Adek memang bangunin aku sholat tahajud nih." Jawabku dan Gyan terkekeh.

Akhirnya Gyan temani aku pipis dan wudhu. Sementara aku sholat tahajud, Gyan ngecek Mbak Ana, yang padahal bisa di cek juga dari baby monitor. Tapi, Baba memilih sidak.

Aku selesai sholat dan melipat kembali mukena dan meninggalkannya begitu saja, di atas sajadah. Biasanya, nanti Gyan bantu lipatkan sajadah dan menyimpannya. Karena aku eneg, kalau bungkuk-bungkuk melipat sajadah.

Aku melirik ke baby monitor dan benar saja, Pak Gyan malah nontonin si dua tahun, lagi tidur pulas. Aku terkekeh dan akhirnya memutuskan menyusul Gyan, ke kamar Gyana. Gyan tersentak kaget, ketika aku memeluknya dari belakang, walau kehalangan si Adek.

"Si dua tahun." Bisikku dan Gyan terkekeh geli, sambil melihat Gyana yang tidurnya malang melintang posisinya. Selalu pakai piyama onesie, karena selimutnya selalu awur-awuran kemana-mana.

Gyan sedikit memutar badannya, karena dia mau menarik lenganku dengan lembut, supaya aku yang gantian berdiri didepannya. "Aku aja yang meluk kamu. Biar Adek gak kejepit." Bisiknya, sambil gantian aku yang dia peluk dari belakang dan Gyan mengecup pundakku dengan lembut.

"Cepet banget, sih?" Bisiknya dan aku terkekeh. "Iya, cepet banget. Sekarang, Masya Allah, udah cerewet banget. Sedikit-sedikit marah, ngambek." Aku tertawa kalau ingat gayanya Gyana, kalau lagi ngambek sama Babanya. "Gaya dia kalau ngambek sama Mas Gy tuh, lucu banget. Udah kayak orang pacaran ngambek. Mas Gy dipunggungin, dicemberutin, nanti 'Iiih! Baba tanaaa!' sambil nuding entah kemana." Gyan tertawa mendegar omonganku dan dia mengusap lembut perutku, yang mendadak mulai ada atraksi didalamnya.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang