NGUSIR LALAT (2)!

3.7K 504 81
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ada pertanyaan, apakah akan ada konflik? Jawabannya enggak. karena ini kan extended parts aja. seru-seruan aja isinya.


****


Jadi... aku tuh emang sudah beberapa hari belakangan ini, baca rame-rame di group komplek. Yang biasanya isinya tawar-tawaran dagangan, entah baju, entah makanan, minuman sampai frozen food, mendadak jadi ramai bahasin satu orang bernama Hapsari.

Sampai ada istilah awas ada si Hap! Nanti suaminya lalu ditangkap.

"Iyaa, kan dia ngurus surat pindah ke pak RT tuh. Yaampun, roknya pendek banget, mana makeup nya tebel banget."

"Aku juga ketemu di minimarket! Yang disapa cuman suamiku, coba!? Segitu aku berdiri disamping suamiku. Dia nanya 'warga sini juga ya, Pak? Kenalkan saya Hapsari, baru pindah di blok E."

"Naaah. Dia suka jogging tuh, aduh aduh kalau jogging udelnya kemana-mana. Dengar-dengar sih, jandaaa. Gak heran kecentilan."

Itu isi chatting sekitar dua hari yang lalu.

Kami gak ada yang tahu persis profesi si bu Hap ini apa. Ada yang bilang dia kelihatan dirumah terus tapi mobilnya bagus. Ada yang bilang dia simpanan pejabat, makanya dicerai sama suaminya. Ada yang bilang sekretaris plus-plus. Yang sumber informasinya tuh, gak jelas sih sebenarnya.

Jadi aku memilih jadi silent reader aja. Gak ikut-ikutan ngomong. Tapi... waspada.

Bukan berasa punya suami paling ganteng ke sekomplek ya! Tapi, gimana-gimana Gyan termasuk yang paling muda di komplek ini. Jadi, aku agak was-was.

"Sayang!" Suara Gyan dari walk in closet sementara aku baru aja gendong Gyana keluar kamar. Mau bawa turun dia supaya bisa nemenin aku siap-siapin sarapannya Gyan. Gyan hari ini berangkat agak siangan.

"Kaos buat olah raga aku, kemana ya?" Tanyanya waktu aku muncul lagi ke kamar sambil masih bawa Gyana. Gyana sendiri lagi sibuk gigitin teether nya. Aku masuk kedalam kamar dan lihat Gyan lagi longok-longok lemari, nyariin kaos-kaos larinya.

"Yang bahan jersey aku simpen semua." Jawabku dan Gyan langsung nengok sambil menatapku heran. "Kenapa?" Tanyanya bingung. Jelas dia bingung, lawong hampir setiap hari dia lari pagi dan selalu pakai kaos itu. Gyan bukan tipe suami yang apa-apa harus diambilin, jadi jelas dia sadar betul, kalau ada bajunya yang menghilang.

"Ketat!" Jawabku judes dan Gyan semakin bingung, sambil malah keluarin baju basketnya, yang notabene kutungan. "Ya kan baju olah raga, Yang?" Tanyanya bingung sambil berjalan mendekat dan malah cium-cium Gyana yang juga baru bangun.

"Acem....anak Papa aceem. Cem acem acem. Lari pagi sama Papa, Yuk?" Ajak Gyan sambil ulurin tangan dan Gyana malah senyum manis sambil senderan di dadaku "Belum nenen yaaa? Makanya gak mau diajak Papa, ya?" Tanyanya sambil cium-cium leher Gyana lagi. "Kalau belum nenen, jual mahal deh sama Papa. Kalau udah nenen, Papa dipanggil-panggil." Gyan sambil melenggang keluar kamar tapi lengannya aku cekal.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang