BLESSINGS!

3.7K 445 78
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Maap... ini sebenarnya belum kelar. Tapi gak apa-apa ya, di posting aja dulu sebagian hahaha.

*******



Gyan dari tadi ketawa terus lihat Gyana pakai baju renang semangka, lengkap sama topinya yang juga bermotif semangka. Udah aku lapisin kaos padahal, sama Gyan diangkat terus dan dia ketawa sambil endus-endus gemas perut jembling Gyana yang terbalut motif daging semangka. "Papa makaaan... hauuuk!" Kata Gyan dan Gyana ketawa kepingkal-pingkal.

Rasanya lucu, senang, adem sekaligus lega, lihat Gyan sejatuh cinta itu sama Gyana. Sempat khawatir, gimana kalau Gyan gak puas sama Gyana? Makanya semalam, aku bilang Gyan, kita harus jadi yang paling pertama menilai Gyana itu sempurna.

Bukan apa.

Bukan aku tuh suudzonan sama Gyan, walau mungkin lama-lama bisa iya juga. Tapi, aku kayak kepingin menyamakan persepsi sama Gyan. Kalau apapun yang terjadi antara aku dan Gyan, Gyana tetap harus menjadi anak kami berdua, yang paling kami cintai dan kami pandang sebaik-baiknya.

Aku tertegun dengan betapa mudahnya manusia belakangan ini, yang ninggalin anak begitu saja, karena enggak puas dengan rumah tangga lamanya. Terus mereka akan bangun rumah tangga baru, seolah gak pernah ada seorang atau beberapa orang anak hadir di hidupnya, sebelumnya.

Lupa gitu aja.

Bahkan kita aja masih bisa ingat walau sekilas, siapa teman TK kita? Masak anak yang lahir dari benih kita sendiri, kita bisa enggak ingat? Benar-benar bisa gak kepikiran?

Dan lihat mereka begitu sayang dengan keluarga barunya, memuja-uja anak barunya, rasanya kok aku ikutan sakit ya? Dosa anak itu apa?

Walau bercerai sekalipun, bukan berarti tugas sebagai orang tua mendadak tuntas kan? Justru menurutku, pasangan yang bercerai itu, punya tantangan lebih besar dari pasangan lainnya, gimana caranya tetap menjadi orang tua yang utuh untuk anak-anak mereka.

Utuh di tengah perpecahan? Itu bukan hal yang mudah.

Tapi... anak juga butuh untuk selalu punya orang tua.

Bahkan Abram yang sudah dendam kesumat dengan kedua orang tuanya aja, pada akhirnya kembali untuk merawat kedua orang tuanya. Walau dendam itu masih ada.

Tapi intinya... dia mengesampingkan sakit hatinya, demi berusaha untuk merawat kembali keluarganya. Karena Abram sadar... 'gimana juga orang tua, La. Masak iya kamu tega, lihat mereka berantakan, disaat kamu sadar, kamu lebih dari mampu ngebantu mereka?'

Waktu itu kata-kata Abram kayak gitu, waktu aku nanya, apa yang bikin dia akhirnya bersedia ngurusin semua kegilaan orang tuanya. Termasuk, bersihin nama baik Bapaknya, yang udah acak-acakan habis, karena menghamili seorang artis panjat sosial. Dan aku tertegun.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang