ROMANTIS AMAT (3)

5.3K 517 332
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


AYO! 700 VOTES 350 COMMENTS. BISA GAK NIIIH? YANG MASIH PADA SILENT. COBA HADIIIR.


"Aban Sayaaaaaan!!!" Dan dia jadi manggil-manggil Arsya dengan panggilan Abang Sayang. Dari tadi, kita semua ketawa geli, lihat Gyana ngintilin Arsya kemana aja.

Setelah Zara menyuapi keempat anak-anaknya, giliran Bang Adrian memotong kue untuk keempat anaknya. Disitulah, kericuhan nyaris terjadi, karena semua anak kecil, mendadak merasa anaknya Daddy juga.

Gyana komandannya tentu saja.

Gyana merangsek, nyempil di antara kedua kaki Bang Adrian, sambil dongak "Ana tue. Ana mau tue tuyu-tuyu dooon. Didiii. Diidiii. Diidiiii. Didiii." Sampai akhirnya di evakuasi Gyan. Gyana meronta-ronta digendongan Gyan, sampai akhirnya, entah Arsya cari kesempatan, atau memang dia segitunya sama Gyana? Yang jelas, Arsya bangkit dan nyamperin Gyana sambil bilang "Sini, makan kue sama Abang." Dan mereka berakhir pangku-pangkuan dan Gyana disuapin Arsya. Sambil bolak balik...

"Aban Sayaaaaaaaan." Panggilan itu kedengaran terus.

Arsya hanya mendengus geli, karena dikintilin kesana kemari. Sekarang Arsya lagi nyamperin tempat BBQ, dimana aneka daging dan sosis lagi dibakar. "Jangan ikut Abang dulu, ini tempatnya panas. Sana main sama Ashalina." Kata Arsya, sambil nunjuk Ashalina yang lagi main kicking bike. Semua mainan digelar sama Zara.

"Panas, tenapah?" tanyanya dengan alis mengerut sok gak percaya. "Apina panas? Tenapah? Dia, masat-masat apah?" Makin diusir, malah makin ceriwis.

Tadi, Zara juga gelaran door prize tapi cuman buat krucil-krucil aja. Dan Gyana kebagian tas cangklong kecil, gambar Cinamoroll. Sekarang tas itu dia cangklong dipundak, dibawa kemana-mana, sambil jalan geal geol, riweuh sama tas melorot-melorot sambil manggilin 'Aban Sayan.' Terus.

Gyan nyaris tantrum, lihat anak gadisnya manggil-manggil cowo lain Sayang. Padahal sama Babanya aja enggak. "Sama aku aja gak Baba Sayang lho dia. Bisa-bisanya!" Omelnya, sambil menikmati wagyu steak di piringnya. Aku sama Mbak Kanaya, khusus dimasakin pakai grill pan, supaya gak kena arang.

"Kan sama kamu, apoyu?" Kataku, sambil menatap Gyan penuh ledekan. Paling seneng lihat Baba tantrum gini. "Udahlaaah. Kamu juga dulu sama aku ganjen. Namanya juga pedekate." Sambungku sambil cengengesan.

Gyan mendengus sambil melirikku sebal "Enak aja! Gak ada dia pedekate duluan! Suruh cowonya kerumah, ketemu Babanya sini!" Omelnya dan Bang Adrian tiba-tiba duduk depan kami sambil tertawa lihat Gyan.

"Kenapa dia? Cemburu, ya? Gimana nanti anak-anak gadis kita sudah remaja ya, Yan? Mulai ada cowo naksir? Saya sampai sekarang, suka ngeri sendiri bayangin Adzkia sama Ashalina, disamperin cowo dan bilang 'Boleh ketemu Adzkia atau Ashalinanya, Om?'... jangan-jangan saya banting pintunya depan muka." Bang Adrian tertawa geli sendiri, mendengar kata-katanya.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang