YANG MANA INI, YA?

4.4K 405 213
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


oh iya! akhirnya aku bisa ngecek ke belakang, walau belum bisa revisi ya. hahahaha. benerrr Arsya itu harusnya udah around 13 tahunan usianya. jadi sudah kelas 2 SMP an ya? Kalau zaman sekarang nyebutnya kelas 11 ya? adik Arsya yang kedua itu laki-laki dan adik paling kecil usianya dibawah Gyana. jadi, kalau Arsya nongol lagi, mari diingat bersama-sama kalau dia bocah ABG ya. :)))

ini yang diketik italic, berarti flash back yaaaa.

*******

Gimana hari-hari setelah Gyana berusia satu tahun? Well, hari-hari setelah Gyana berusia satu tahun itu, tentunya rasanya lebih semarak. Karena, kepandian Gyana semakin bertambah, dan tentunya juga semakin menantang kami, kedua orang tua Gyana, untuk lebih menjaga diri kami.

Apapun yang gue sama Ola lakukan, tentunya diserap dan ditiru Gyana dengan persis sempurna, seperti mesin photo copy. Contoh, Ola yang lagi dandan-dandan depan meja rias, memakai berbagai macam riasan, ditiru Gyana semua. Nanti, Ola lagi ngapain, tahu-tahu Gyana sudah manjat stool meja rias dan bongkarin semua peralatan makeup Ola.

Lipstick harga ratusan ribu sampai ada yang sejutaan, sukses di onyot-onyot Gyana sampai mukanya belepotan. Ola mau marah? Percuma. Emangnya dia tahu, kalau lipstick Ola tuh merek.. alah merek apa sih? Pokoknya Ola meraung-raung harganya sejutaan. Yah... bukan gak ada duitnya. Cuman kan, Ola tetap consider satu juta itu yah mahal. Sayang kalau dibuang-buang.

Akhirnya, gue kasih solusinya.

Berhenti pakai lipstick harga segituan, karena suka enggak suka yah.... "Ini fase yang enggak bisa kita hindarin, Sayang." Gue ngobrol sama Ola, yang lagi meratapi nasibnya, bahwa ini sudah kedua kalinya, lipstick sultannya sukses dionyot-onyot Gyana.

Gak cuman ke bibir, tapi malah dia pakai gambar-gambar sampai ke kaki ubi cilembunya. Gyana semakin gak kepegang, karena gerakannya sudah semakin lincah dan jeruntulan kemana-mana. Jalannya udah canggih, dibarengi dengan sautan tangannya yang wat wet wot aja kemana-mana.

Bahkan, hasil karyanya, sekarang udah nyeplak diatas sprei.

Oknumnya apa kabar? Udah bobo pules di kamar sebelah. Tadi gue pulang kantor, kondisinya udah berbalut piyama motif awan-awan. Membuatnya tampak seperti makhluk penuh kedamaian. Apalagi kalau sudah pules gitu, the world really at peace. Padahal kalau dia udah melek?

Jumpalitan semua orang megangin dia.

Belum aksi kejar-kejaran hampir tiap pagi, antara gue dan Gyana, karena gue belakangan entah kenapa, diposesifin Gyana tiap gue mau kekantor. Pasti ada aksi tangis-tangisan dan kejar-kejaran sampai pintu.

Dramatis gitu perpisahannya, karena pasti ditahan Ola sampai di teras dan dia bakalan menangis penuh sayatan hati, sambil menatap gue yang harus tegain masuk kedalam mobil.

Ya gimana dong, Nak? Baba kan harus nyiapin brankas isi emas berlian, buat perhiasan kamu nanti? Hahahahaha. Sicantiknya Baba, yang... "Aku tahu kok yang kamu rasain. Lupa, minggu lalu, apa yang terjadi sama blue print klienku, yang lupa aku gelar di meja bawah karena aku kepingin ngecek? Itu aku lagi gak niatin kerja lho, Yang. Cuman aja, emang dasar sudah jalannya, kok ya aku penasaran sama komplennya klienku.,

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang