BAPERLAH PADA TEMPATNYA!

4.3K 427 102
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Aaaah! Dingiiin." Gyan masuk kedalam kamar dan langsung ajak Gyana berguling di tempat tidur. Nyebelin banget, karena mereka berdua pada belum mandi. "Mama cembeyuuut, soalnya kita belum mandi udah guling-guling di kasuuur." Sambungnya dan Gyana malah angkat kakinya tinggi-tinggi, sambil pegangin kedua jempolnya "Aaaaaak!" Tawanya girang banget dan aku berasa lihat ada dua versi Gyan diatas kasur sekarang.

Dan dua-duanya lagi sama-sama pasang tampang nyebelin.

"Pura-pura tidur! Biar Mama gak omelin kita." Kata Gyan sambil peluk Gyana menyamping, umpetin muka anaknya di dada dan Gyan pura-pura merem. Gyana gak jago acting karena dia malah babling sambil tangannya ngruwes-ngruwes muka Gyan dan kakinya nendang-nendang pinggang dan perut si Baba.

"Babaaabuuuu." Panggilnya sambil kedua tangannya ngeruwes muka Gyan. "Adoooh!" Pekik Gyan sambil reflek melepas pelukannya ke Gyana. Gyana kaget dan Gyan gosok-gosok batang hidungnya karena perih. "Sakit, Sayang. Hidung Papa kena cakar." Kata Gyan pelan, karena dia sadar suaranya tadi lumayan keras dan Gyana kaget.

"Uuuuueeeee.... ueeee...ueee..." Gyana langsung berguling tengkurap, menyangga badannya dengan kedua tangan dan nyariin keberadaanku dimana. Kepalanya nengok kanan dan kiri "Neeen. Nnnneenenenenenen!" Yah hilah masih aja manggilnya Nen. Kapan gantinya sih? Kemarin lihat postingan di instagram, ada anak manggil ibunya Mama. Lah ini kenapa bisa nyasar jadi Nen sih?

"Kaget dia kamu teriak, Mas." Kataku dan Gyan duduk bersila diatas tempat tidur, sambil masih gosok hidungnya. Aku mengambil Gyana dalam gendongan, dan pangku dia. Gyana masih nangis-nangis sampai jari-jari tangannya mekar kuncup. Dia aku pangku menghadap Gyan dan masih ngelihatin Gyan dengan tatapan sedih, terluka, air mata berderai-derai, ngalah-ngalahin hujan air mancur di kolam renang tadi.

"Haaaa....Haaaa...Haaa... ohok..ohok." Sampai keselek lho nangisnya. Luar biasa baper sekali anak Bapak Gyan ini. Kena teriak bapaknya sekali, langsung bapernya berkepanjangan. "Tuh kan, Mas? Sedih dia?" Aku sengaja sih godain Gyan. Dia kan takut banget, Gyana gak mau dia gendong lagi. hahahaha.

Aku minta Gyan majuan sedikit, mau lihat emang separah apa grawukan Gyana di hidung Gyan tadi "Lecet sih emang." Lirihku sambil melihat ada codetan kecil tapi pastinya perih, di batang hidung Gyan. "Perih, Yang. Kukunya tajem banget." Keluh Gyan dan aku mengusap lembut hidung dan pipi Gyan "Maaf. Semalam ngantuk banget, lupa mau potong kuku Gyana dulu. Habis mandi nanti aku potong kukunya." Kataku.

Gyana masih nangis sesenggukan dan tiap Gyan nunduk lihat dia, dia bakalan kerasin lagi suara tangisannya. "Kaget banget lho ini, Mas. Gendong dulu gih?" Pintaku dan Gyan cemberut, karena bayi ini mulai playing victim lagi. Bisaaa aja. Padahal dia yang ngegrawuk.

Gyan ambil Gyana dalam gendongannya dan Gyana langsung memasrahkan diri buat dipeluk Papanya. "Maaf ya? Papa tadi kaget. Kuku Gyana sakit. Maafin Papa ya? Papa gak marah kok. Kan Papa sayang Gyana..." Bisiknya sambil usap-usap kepala dengan rambut ala kadarnya itu. Cium-cium kepala, pipi dan berakhir nyedot aroma acem leher Gyana dan mereka guling-gulingan lagi.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang