TUMBUH DENGAN INDAH

2.9K 415 109
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Pembicaraan diantara kami, selepas kami menengok Taufan memang berasa intens banget. Kemacetan yang biasanya suka diisi Gyan dengan keusilan dan canda tawa, karena Gyan itu sama sekali bukan tipe laki-laki pendiam? Mendadak jadi serius banget. Sekaligus, ngena banget.

Iya, Gyan kalau sekalinya bicara serius, memang kerasa banget, kalau dia adalah manusia yang bisa bijak karena banyak pengalaman. Bukan bijak, karena sok tahu aja. Ketika Gyan menasihati aku, berarti Gyan sudah melewati itu dan tahu gimana jatuh bangunnya. Termasuk, masalah anak yang tadi Gyan bahas sama aku.

Aku adalah si gak tahu apa-apa soal anak, jujur aja. Pelajaran pertama yang aku terima sebagai 'orang tua' ketika Atthaya lahir kedunia itu, cuman bantu Mbak Widy gendong bayi merah baru lahir ketika Mas Arya kerja, atau bantu ambil-ambilin keperluan bayi. Aku gak berani mandiin Atthaya waktu bayi merah. Baru berani mandiin Atthaya waktu Atthaya udah bisa duduk di dalam bak mandi, atau baby bather.

Soal gimana sih, kita harusnya menyediakan ruang tumbuh untuk anak? Jujur aku enggak ngerti sama sekali. Karena, konsep parenting yang aku, hanya gimana supaya anak nurut dan orang tua gak boleh kelihatan powerless dimata anak-anaknya. Intinya, orang tua gak boleh kalah.

Itu yang aku tahu dan aku dapat.

Sama seperti, konsep anak jangan dibikin cepat puas. Anak pamer prestasi, jangan dipuji berlebihan. Anak berhasil, tanggapi biasa aja, seolah memang dia belum mencapai titik maksimal keberhasilan. Anak jatuh? Suruh cepat berdiri, jangan kasih waktu untuk mengeluh dan menangis.

Little did I know, kalau ternyata ekspresi emosi itu beragam banget. Dan kesemuanya itu adalah fitrah. Bedanya? Ketika kita dewasa dan sudah paham? Ketika kita timbul rasa ingin mengeluh, hendaknya kita menundukan kepala dan berdzikir, istigfar banyak-banyak, supaya hati kita dilapangkan. Jadi, bahkan Allah memberi ruang untuk manusia, untuk berkeluh kesah kepada Nya. Bukannya gak boleh berkeluh kesah, apalagi dengan kalimat 'kamu gak lebih lelah dari pada saya' atau 'dasar lemah! Gitu aja mengeluh.'

"Ada orang yang punya masalah emosi, dan kelihatan sedari dia kecil. Dengan entah anak ini pemarah, mudah melempar barang, membanting barang, tidak mudah cocok dengan temannya. Atau bahkan, anak ini enggan bermain bersama, mengasingkan diri, pendiam dan tidak suka dengan interaksi. Ada juga, yang kelihatannya baik-baik saja, dan baru kelihatan ketika dia dewasa.,

Jadi, si anak ini kelihatan tangguh sekali. Apa-apa berhasil, apa-apa juara. Kita lihat orang tuanya kayak cool parents yang bisa memotivasi anaknya untuk gak usah nangis, lari aja terus kejar goalsnya. Intinya, anak diajarin untuk keras hati.,

Banyak yang lupa, lama-lama anaknya jadi mati hatinya. Nanti dia tumbuh dewasa, lihat orang lain bingung dia ketawain. Mudah ngatain orang lain payah, lemah, penakut, cengeng, manja dan lain-lain. Iya apa iya, ibu-ibu?" Suara yang keluar dari speaker hpku ini, mengisi ruang kabin mobil yang mulai melaju santai, karena jalanan gak macet lagi.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang