SAINGAN BABA SIAPA?

3.8K 444 89
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Kamu makan beli aja, Yang. Si Mbak, gak bisa banget masak ya? Paling enggak buat kamu?" Gue lagi video call sama Ola. Gyana udah KO, karena kecapekan nangis. Kata Ola, sudah dari kemarin sejak gue menyudahi panggilan video call sama dia, dia jadi nangis terus. Duh...padahal waktu bayi, malah lancar jaya, kalau gue harus dinas beberapa hari keluar kota atau pulang lembur.

Menjelang satu tahun, malah berubah jadi agak lebih mellow kalau gue pergi. Kalau gue pamitin kerja aja, dia bakalan membik-membik. Gue jadi mikir, apa gue ada yang salah ya ke Gyana? Apa gue gak sadar, kalau gue sebenarnya dirumah tapi gak hadir untuk Gyana? HuniYan memang berkembang pesat alhamdulillah.

Sempat kena tipu sama rekanan yang bawa kabur duit salah satu klien gue dan urusannya jadi panjang. Untung klien gue ini, orangnya adem ayem banget dan mau dengarin masalahnya gimana. Walau yah...adem ayemnya dia cuman gak laporin ke polisi. Dia cuman bilang, urusan kamu sama rekanan kamu itu, urusan kalian. Saya malas urusan polisi, yang jelas, saya mau uang saya kembali dalam 14 hari kerja.

Yasudah...gue kembalikan, dengan risiko usaha jadi ada kerugian. Sekarang, kami lagi proses pencarian oknum itu dibantu sama polisi. Untung, Mas Andra kenal rekanan di kepolisian, yang bisa bantu. Kalau enggak, bakalan repot banget urusannya.

Dan untungnya, pendamping hidup gue adalah Ola.

This is kinda flashback. Dulu gue pernah diposisi ini dan malah suudzon sama Ola. Ternyata, kalau gue membiarkan Ola bertindak sesuai nalurinya dia sebagai pasangan, rasanya MashaAllah, adem banget hati gue. Se emosinya gue menghadapi kasus ini, gue masih bisa kembali tenang, begitu Ola datangin gue dan peluk gue.

Gue nurut sama semua strategi keuangan Ola untuk rumah tangga, karena terpaksa gue jujur, gue ngasihnya lagi harus berkurang lumayan banyak dari biasanya. Ola? Dia hanya senyum sambil usap pipi gue dan bilang 'Bisa kok. Bisa. Nanti juga masa ini bakalan lewat.' Intinya sih, gue yang gak emosian, justru jadi support terbesar Ola, untuk bisa mendampingi gue melewati semua ini. Ola gak masalah, harus seret-seretan dulu. Tapi, Ola bakalan masalah, kalau gue buang emosi seenaknya ke dia.

Balik ke masalah Gyana yang jadi sulit banget berpisah sama gue. Apa jangan-jangan gue ada utang sama Gyana? Gue jujur deg-degan nih. Baru aja lihat ulasan Ajo Bendri, kalau banyak orang-orang yang insecure, emosional dan terkesan mentalnya lembek, sebenarnya karena dia punya utang pengasuhan dari orang tuanya.

Gue jadi takut, apa gue ada utang pengasuhan sama Gyana? Gue terlalu sibuk mungkin?

Cuman aja, ketutup Ola yang selalu berhasil mengcover semua kekurangan di dalam rumah. Ola is the real super hero dirumah tangga gue. Tapi, gue tahu itu salah. Harusnya, gue yang jungkir balik jaga stabilitas rumah tangga. Tugas Ola hanya berbakti dalam keagamaan sama gue dan menjaga Gyana. Itu kata Ajo Bendri. Kalau tugas utama mendidik anak sebenarnya ada di pundak ayah.

Tapi, pada akhirnya, Ibu yang akan memegang peranan penting, dalam pembentukan anak. Terus, gimana ceritanya tugas utamanya justru ayah? Ya..ayah yang didik Ibu, Ibu didik anak. Ayah yang tugasnya mengajak ngobrol anak. Ngobrol ya... bukan interogasi. Tapi ngobrol.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang