Namanya juga suasana dirumah Eyang, ya kan? Pastinya ya seru dan heboh, sekaligus bebas. Yah kurang lebih begitulah, Gyana kalau dirumah para orang tua kami.
Jadi suasana sebenarnya kurang bagus hari ini. Siangnya terang benderang panas, sampai semua jendela dan gorden ditutup, sorenya mendadak mendung dan berangin. Sepertinya mau hujan.
"Mbak Thaya pingin main air pakai kolam, Paaa." Rengek Atthaya ke Mas Arya, yang lagi sibuk bantu Papa mertua gue, yang selalu maunya mandorin setiap acaranya Ola. Mama sendiri, gak datang untuk persiapan, karena masih sibuk urus souvenir.
Iya, Mama minta ke Ola, supaya souvenir Mama aja yang siapkan. Ola sendiri, sekarang jauuuh lebih santai, dalam menyikapi Mama gue, yang gue akui, kadang ada drama-dramanya.
Ola sudah belajar banyak hal, itu yang gue salut dari Ola. Ola berusaha mempelajari gue, mempelajari Mama dan mempelajari Gendis. Ola... si yang selalu mencari why factor atas setiap sikap keluarga. Katanya, biar dia bisa lebih ngerti, gimana menghadapinya, tanpa harus bikin mood dia berantakan.
Ola jadinya, akhirnya menyerahkan urusan souvenir ke Mama, dengan pesan ke gue yang sebenarnya cukup menohok 'Biar lebih cocok sama selera keluarga kamu juga, Mas. Mama kan lebih ngerti gimana mereka-mereka.' Iya, gue tahu, Ola masih sakit hati sama bude-bude, tapi Ola tahan. Dan Ola berusaha meminimalisir kritikan, seperti waktu empat bulanan Gyana, yang souvenir nya diurus sama Ola.
Balik ke urusan kalau di rumah Eyang itu serba bebas. Salah satunya ini. Atthaya ngotot mau main air pakai kolam inflatable, yang mana, berarti Gyana juga otomatis pasti ikutan.
Gyana sendiri, baru bangun dengan sukses ngegaplok muka gue tadi.
Jadi, setelah Ola bangunin gue karena nemu hp di kulkas, gak lama Gyana ngulet dengan hebohnya. Duduk di samping gue dan ngelihatin gue, sambil duduknya masih doyong-doyong setengah sadar. Akhirnya gue digaplok, terus dia peluk gue.
Coba? Gimana itu anak gue? Habis gaplok, dia peluk gue. Akhirnya sama Ola diusap-usap kepalanya dan di bisikin, Papa disayang ya? Kalau di pukul sakit. Dan Gyana mungkin sudah mulai paham sama komunikasi, ya? Dia terus duduk dan lihatin gue. Tangan gendut itu, sama Ola diambil dan diajak usap-usap pipi gue.
Dia nurut, sambil cengingisan.
Sekarang, batita dasteran batik itu, lagi sibuk berdiri di dekat kaki Mas Arya, yang lagi nyambungin pompa untuk ngembangin kolamnya "Besok kita mau ada acara lho, Mbak Thaya. Jadi, Papa gak kasih Mbak Thaya main air lama-lama, ya? Kan harus diberesin lagi nanti ini, kolamnya. Mau di taroin beberapa kursi ini disini." Kata Mas Arya dan Atthaya mengangguk.
Gyana udah sibuk aja mau masuk kedalam kolam yang belum selesai di pompa, akhirnya sama Mas Arya diangkut "Beluuuum. Kamu tuuh!!!" Kata Mas Arya sambil pura-pura meremas tubuh gempal Gyana. Gyana ketawa-ketawa sampai "Aduh! Kamu ketawa pakai nyundul hidung Pakde segala sih?" Kata Mas Arya, sambil gosok-gosok hidung mancungnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Crib Journey
RomanceKhusus buat yang masih mau lihat lanjutan OLAGYAN dan ekor-ekornya. find out yourself inside. Ini hanya kumpulan extra parts dari OLAGYAN jadi bisa update kapan aja, bisa juga berhenti kapan aja. so enjoooy