FORGIVING

2.6K 393 65
                                    


maaf yaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

maaf yaaa.. lagi gak begitu semangat nulis. tapi kangen kaliaan...jadi segini dulu yaaa... semoga kita semua, selalu dimudahkan urusannya oleh Allah SWT. salam sayaaang....





"Assalamualaikum..." Ola menjawab panggilan telepon disamping gue. Gue melirik Ola dan dia cuman membalas lirikan gue. Iya, gue si suami suka kepo, istri gue teleponan sama siapa. Kan parno ya, tahu-tahu itu Miko datang kembali? Ngeri man itu orang.

Miko emang gak pernah muncul lagi sih, di café. Setidaknya itu kata Ola. Kalau setiap gue jemput Ola sih, emang gak pernah kelihatan. Tapi, gue juga masih cukup waras, dengan enggak meriksain CCTV sih. Ngeri juga, kalau sampai punya pasangan yang doyan mantau CCTV hanya demi bisa ngelihat pasangannya ngapain aja.

Walau memang, sejak Ola mengelola tempat itu, CCTV disana gue tambah demi keamanan. Karena disana, gak hanya ada Ola sekarang, tapi juga Gyana. Makanya, ketakutan gue jadi berlipat-lipat, seperti paha Gyana.

"Gimana jadinya? Danti sudah sembuh?" Ooh..ternyata yang telepon si Kenes. Gue sendiri lagi perjalanan menuju rumah sakit, dimana katanya anak kedua Taufan dirawat. Sesuai saran Ola, mending kita tengokin langsung aja. Sambil tanya ke bagian informasi, perkiraan biaya operasinya berapa.

Tapi, kalau kata Gendis 'Beli putus aja, Mas.' Yang gue bingung maksudnya apa. Ternyata, maksudnya Gendis tuh, kasih saja seikhlasnya kami berapa, terserah mereka mau buat tambahan biaya operasi atau enggak. 'Yang penting, pas Mas Gy seraih uang itu, Mas Gy sudah sampaikan, Mas Gy bantu untuk apa. Apakah mereka orang tua yang amanah atau enggak? Itu urusan mereka.'

Saran Gendis yang kayaknya, dipertimbangkan banget sama Ola. Karena, kata Gendis 'Jangan lama-lama berurusan sama mereka. Kalau Mas Gy masuk terlalu dalam, mereka gak bakalan biarkan Mas Gy keluar.' Yang disambut anggukan kepala oleh Ola.....

Dan remasan kue kastengel oleh Gyana yang selama dicuekin ngobrol, sukses bikin ulah diseputaran meja ruang keluarga. Mulai dari toples ngegelimpang, kue lidah kucing yang dia kelomotin habis itu dia tinggal gitu aja di karpet, karena sibuk merangkak lihat yang lain yang lebih seru. Terakhir dia rambatan di sofa, nyomot kastengel, bukannya dimakan malah di remet-remet.

Berhubung pemegang takhta tertinggi keluarga? Ya Mama cuman 'Aduh aduh...' gitu selesai, sambil gendong lagi dan pangku, si bayi bandana melorot itu. Gendis mau cium pipi, hasilnya malah pipinya Gendis di peperin pakai remahan kastengel yang udah melekat dengan iler bayinya.

Marah?

Tentu tidak...

Tidak mungkin berani maksudnya, karena ada Mama disitu, yang bisa jitak siapapun yang berani marahin sultan dirumah itu.

"Alhamdulillah Nes, kalau membantu. Gue cuman mampunya itu, karena mau nengok langsung kesana, kebetulan belum ada waktu. Alhamdulillah Danti membaik ya? Lo sehat-sehat kan?" Ola menjauhkan hp dari telinga dan mengaktifkan speaker.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang