VITAMIN SEA!

4.6K 514 157
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Aku menerima banyak wejangan dari Mama, soal menjadi istri itu harus bagaimana, begitu aku memasuki masa-masa berencana menikah. Mama yang sebenarnya, jauh banget dari kesan Mama yang dulu dilanda paranoid berlebihan, ketika aku memilih calon suami.

Justru... wejangan Mama buat aku, untuk menjadi seorang istri, malah berkesan kalau jadi istri harus berbakti tanpa batas. Mungkin, karena menyesuaikan diri dengan kondisi Mama, yang seorang istri TNI yang tugasnya itu selalu gak jauh-jauh dari nyawa. Makanya, Mama selalu nekanin ke aku, intinya istri itu harus selalu jadi penghibur laranya suami banget lah.

Yang paling utama ya soal uang. Jangan suka nuntut suami soal uang dan pemberian. Pokoknya, suami pulang bawa lima ya diterima, suami pulang bawa sepuluh ya diterima. Gak usah ditanya-tanya, terutama kalau ngasihnya kurang.

Makanya... aku tuh gak terlalu nuntutan sama Gyan.

Aku perhatikan kesibukan Gyan juga lagi tinggi banget belakangan ini. Aku memang minta Gyan kerja gak usah terlalu ambisius. Tapi, namanya juga Gyan sekarang ini kan sebutan kerennya businessman, ya? Jadi ya mau gak mau memang harus punya ambisi. Asal terkendali.

Gak mungkin orang bangun usaha, tapi kerjanya gak pakai ambisi. Ya gitu-gitu aja nanti bisnisnya dan lama-lama ya bakalan gulung tikar. Maunya ngerjain yang kecil-kecil aja, kalau ngerjain yang gede-gede nanti kehabisan waktu buat diri sendiri. ya susah.

Makanya di dunia ini, ada yang namanya business management.

Supaya kita ngerjain bisnis, bukan dikerjain bisnis.

Tapi... seiring Gyan yang sibuk, aku juga lihat Gyan selalu meluangkan waktu buat keluarga, terutama sejak ada Gyana. Gyan seeeebisa mungkin pulang tepat waktu, sampai gotong-gotong kerjaan pulang.

Pernah dia, David dan Prio, ngikut pulang lanjut kerja dirumah sampai hampir tengah malam. Prio juga sebenarnya sudah punya anak, tapi dia tetap ngikut lembur sampai jam 11an dan Gyan suruh pulang. Alasan Gyan? Muncul dulu depan anak.

David mau sok melas sama Gyan di pelototin 'Lo gak ada kewajiban muncul. Kalau mau kayak Prio nikahin dulu sana.' Dan dia misuh-misuh sambil merengek ke aku minta es kopi.

Aku sih ketawa aja sama kelakuan David, karena memang Gyan itu selalu pesan sama aku, untuk aku juga bisa ngayomin anak-anak HuniYan. Selama enggak kurang ajar. Apalagi David dan Monik ini, termasuk generasi yang udah jauh banget bedanya sama aku dan Gyan, jadi mau di tata kramain ala-ala bentukan orang tua zaman dulu, juga udah susah.

Memang harus ada toleransi dikit, yang penting yang esensial tetap dipegang.

Jadi, Gyan memilih lembur di rumah, demi Gyana lihat dulu Papanya pulang sebelum dia tidur. Kalaupun terpaksa Gyan pulang setelah Gyana tidur? Nanti pas Gyana kebangun tengah malam, pasti Gyan yang bangun angkat Gyana dari box nya. Periksa pampersnya dan gendongin lagi sampai tidur.

Our Baby Crib JourneyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang