Gue memang sengaja beli tiket buat Gyana supaya Gyana dapat kursi sendiri. Praktiknya ya dia belum bisa duduk sendiri sih. Cuman gue sengaja pesan satu tiket buat Gyana, karena takut Gyana tiba-tiba tantrum gak mau susu botol. Mau nen nanti ada orang lain di sejejeran kita kan, kasihan Ola. Jadi repot.
Mas Andra sendiri, gue gak nyangka. Gue pikir dia bakalan di business class kayak waktu penerbangan ke Perth kemarin itu. Ternyata, mereka memilih merakyat dengan terbang di kelas ekonomi juga.
Begitu pesawat bergerak, Gyana awalnya excited banget. Dia nengok kanan kiri, mengamati benda besar ini bergerak. Gyana sudah gue pakaikan ear muff yang bikin pipi dia makin menjret. Bibirnya maju-maju kayak kepingin ngomong sesuatu, tapi apa daya.... yang keluar dari mulut jadinya cuman "Uuu... Uuuu..." Sambil duduknya semakin tegak, matanya membelalak dan noleh kanan kiri.
Dia nunjuk pramugari yang lewat, dongak lihat lampu cabin yang dimatikan dan lama-lama dia mulai gelisah. "Mulai gak enak ya, Mas? Kasih susu aja ya?" Ola ngeluarin botol ASIP yang udah dia siapkan, buat persiapan take off dan landing. Nanti.
Gyana mulai rewel, begitu deru mesin pesawat kedengaran semakin kencang. Sebelum Gyana nangis, sudah ada suara tangisan lain di belakang yang bilang "Kuping Uma syyaaakkkiiittt Papiiiii......huaaaaa...huaaa..." Kayaknya sih suara Rumasya. Terus di susul suara "Ayqa juga Papiii.... uaaaaa...." Ikutan nangis.
Cuman suara Rayna dan Rayhan yang gak kedengaran.
Atau mendem sama suara melengking dua adik-adiknya.
Baru habis itu suara tangisan Gyana pecah membahana, nangis sampai heboh, mukanya sampai merah dan sedih banget. "Sayaang..." Ola kasih mainan karet berbentuk bebek yang bisa di pencet-pencet, sama dia di lempar. Dikasih mainan bisa ditarik-tarik, sama dia juga dilempar.
Gue berusaha minumn ASIP ke Gyana dan dia ngelak kanan kiri terus. Kayaknya kalau udah begini, dia maunya nen Mamanya langsung "Duh, gimana ini, Mas?" Tanya Ola panik dan gue mengusap lembut kepala Ola "Tenang dulu. Kalau Mama panik, nanti dia ngerasain juga." Gue berusaha menenangkan Ola sambil juga berusaha menenangkan Gyana.
Gyana masih nangis gak karuan, sambil buang muka sama dot yang gue sodorin. "Sayang Papa, yuk minum susu yuk?" bujuk gue tapi kali ini gak mempan. Gyana benar-benar nangis kayak kesakitan, sampai kebatuk-batuk.
Akhirnya Ola keluarin kotak biskuit bayi kesukaannya, kali-kali mempan. Kan kata dokter anaknya, yang penting Gyana harus ada aktifitas menelan ludah, supaya tekanan di telinganya stabil.
Ola sodorin biksuit bayi dan Gyana cuma ngelirik tapi tangannya terjulur buat ambil. Akhirnya dia masukin biskuit itu kedalam mulutnya, sambil dia masih sesenggukan.
Gue menyandarkan Gyana supaya benar-benar bersandar di dada gue. Gyana masih emutin biskuit bayi, sambil kepalanya gue usap-usap dengan lembut. Dia sempat nangis lagi, waktu pesawat berjalan cepat di landasan pacu, tapi kali ini sama Ola langsung di sodorin nipple dari botol susu di mulutnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Baby Crib Journey
RomanceKhusus buat yang masih mau lihat lanjutan OLAGYAN dan ekor-ekornya. find out yourself inside. Ini hanya kumpulan extra parts dari OLAGYAN jadi bisa update kapan aja, bisa juga berhenti kapan aja. so enjoooy